TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kronologi Siswa SMP Lampung Tewas usai Tersambar Petir di Rumahnya

Korban diduga sedang bermain ponsel ketika tersambar petir

pixabay/wikimediaimages

Seorang siswa SMP tewas setelah tersambar petir ketika berada di rumahnya. Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Lempuyang Bandar, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, pada Senin (27/11/2023).

Korban yang diketahui berinisial G itu merupakan siswa kelas 1 SMPN 1 Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah. Nahasnya, korban tewas di kamar setelah petir menyambar rumahnya hingga porak-poranda.

Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut mengenai kronologi siswa SMP Lampung tewas usai tersambar petir di rumahnya.

1. Korban tewas di dalam kamar seusai petir menembus atap rumahnya

pixabay/12019

Setidaknya terdapat dua saksi mata yang telah menceritakan kronologi seorang siswa SMP tewas usai tersambar petir di rumahnya, yakni kronologi versi tetangga dan kakek korban.

Saat kejadian berlangsung, Antonika (40) selaku tetangga korban mengatakan dirinya mendengar suara seperti ledakan saat azan Maghrib berkumandang. Saat petir menyambar, seketika aliran listrik padam.

Kala itu, hujan belum turun, tetapi awan dalam kondisi mendung gelap disertai kilat dan guntur. Atap rumah yang dihuni G bersama neneknya tiba-tiba saja tertembus petir. 

Seketika, isi rumah menjadi berantakan lantaran kaca jendela yang pecah hingga berhamburan. Antonika mengatakan, sang Nenek selamat, namun nyawa G tak bisa tertolong. 

Antonika sendiri baru menyadari tetangganya tersambar petir usai melihat warga berkerumunan di rumah G untuk melakukan evakuasi.

2. Korban sedang bermain ponsel di kamarnya

Freepik/katemangostar

Berdasarkan kesaksian nenek dari korban, kala itu G tengah bermain ponsel di kamarnya. Saat itu, TV juga sedang dalam keadaan menyala. Setelah tersambar petir, warga menghampiri rumah korban untuk melihat kondisinya. 

Sayangnya, nyawa siswa malang tersebut tidak bisa diselamatkan. Usai dipastikan kondisinya oleh tenaga medis, korban langsung dibawa ke rumah duka milik saudaranya lantaran rumah yang ditempatinya sudah hancur akibat tersambar petir. 

3. Kakek dari korban menceritakan kronologi kejadian yang sedikit berbeda

Pixabay/Boboshow

Sugino selaku kakek korban menyampaikan kronologi yang sedikit berbeda. Ia mengaku ada di rumah tersebut ketika tragedi terjadi. 

Sebelum salat magrib, Sugiono sempat melihat cucunya tengah berbaring di kasur. Di samping korban terdapat ponsel yang sedang dicas. 

Sebelum rumah tersambar petir, ia mendengar suara guntur menggelegar satu kali, namun suaranya tidak terlalu keras. Setelah rakaat pertama salat magrib, barulah Sugiono mendengar suara gemuruh dan petir yang menyambar rumahnya.

Hal itu membuat atap rumahnya seketika runtuh. Sugiono yang ada di dalam rumah pun tertimpa reruntuhan asbes dan membuatnya sempat pingsan selama beberapa saat. 

4. Korban terpental 1,5 meter dari tempatnya berbaring

Freepik/rawpixel.com

Setelah tersadar, Sugiono masih mendengar suara cucunya menggeram. Namun, dirinya tidak bisa melihat secara jelas karena lampu di rumahnya padam. Sugiono sempat meraba-raba area di sekitarnya dan mendapati cucunya sudah ada di depan pintu. 

Dia mengatakan, sang Cucu terpental sekitar 1,5 meter dari tempatnya berbaring. Posisi tubuh yang tadinya telentang pun menjadi tengkurap. Meski sempat dibawa ke klinik dan menjalani pemeriksaan, korban dinyatakan telah meninggal dunia. 

Ciri-Ciri Daerah yang Rawan Tersambar Petir

Freepik/User33769719

Daerah yang rawan tersambar petir memiliki beberapa karakteristik yang dapat meningkatkan risiko kejadian tersebut. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

  • Topografi Tinggi: Kawasan dengan topografi yang tinggi, seperti pegunungan, bukit, atau dataran tinggi, cenderung lebih rawan tersambar petir. Ketinggian memainkan peran penting karena petir cenderung mencari jalur terpendek dan tertinggi.
  • Area Terbuka: Lapangan luas, padang rumput, atau tanah kosong tanpa perlindungan yang memadai dapat meningkatkan risiko tersambar petir. Tempat-tempat ini menjadi titik fokus karena minimnya penghalang untuk menghalangi jalur petir.
  • Vegetasi Tinggi: Pohon-pohon tinggi dan vegetasi tinggi lainnya di daerah yang luas dapat menjadi sasaran petir. Petir cenderung mencari objek yang tinggi sebagai targetnya.
  • Bangunan Tinggi dan Menara: Bangunan tinggi, menara, dan struktur yang mencolok lainnya dapat menjadi target petir karena ketinggiannya. Selain itu, material konduktif yang digunakan dalam konstruksi juga dapat memengaruhi kemungkinan tersambar petir.
  • Iklim yang Mendukung Petir: Daerah dengan iklim yang cenderung memiliki aktivitas petir tinggi, seperti musim hujan atau iklim tropis, dapat dianggap rawan tersambar petir. Suhu dan kelembaban yang tinggi juga dapat memengaruhi pembentukan badai petir.
  • Faktor Geografis:Lokasi geografis suatu daerah juga dapat memainkan peran dalam tingkat risiko tersambar petir. Beberapa wilayah di dunia lebih sering mengalami fenomena petir dibanding daerah lainnya.
  • Pola Cuaca Ekstrem: Daerah yang sering mengalami cuaca ekstrem, termasuk badai petir, memiliki risiko lebih tinggi untuk tersambar petir. Badai yang intens seringkali menyertai kilat dan guntur.
  • Aktivitas Petir Sebelumnya: Daerah yang sudah sering mengalami aktivitas petir cenderung memiliki risiko lebih tinggi. Tanah yang sudah basah atau objek yang sudah pernah menjadi target petir sebelumnya dapat meningkatkan kemungkinan tersambar lagi.

Penting untuk memahami karakteristik ini guna meningkatkan kesadaran akan risiko tersambar petir dan mengambil langkah-langkah keamanan yang sesuai. Semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua, ya!

Baca juga: 

The Latest