Jika Mama menemukan ciri-ciri ODD pada anak, segera konsultasikan dengan psikolog. Dalam satu program yang disarankan, ada 2 sesi yaitu antara terapis dengan anak dan terapis dengan orangtua.
Selama sesi anak, anak menonton kartun, bermain game, dan belajar bagaimana mengenali kapan emosinya mulai meningkat. Kemudian dia belajar berbagai keterampilan berbeda yang bisa dia gunakan untuk mengendalikan emosinya dan dorongan hatinya.
Selama sesi orangtua, terapis menjelaskan alasan perilaku anak, mengapa perilaku itu muncul, dan instruksi tentang cara membantunya belajar dan menggunakan setiap keterampilan.
Hal ini membutuhkan kerja keras dan kerja sama semua orang namun hasilnya memuaskan.
Pendekatan kognitif berbasis penelitian ini melibatkan anak dan orangtua yang bekerja bersama. Beberapa keterampilan yang dapat digunakan secara teratur misalnya mengambil beberapa napas dalam-dalam yang lambat atau menegangkan seluruh tubuh selama beberapa detik dan kemudian santai.
Pritt merekomendasikan agar orangtua memberikan "waktu kemarahan" khusus kepada anak di mana mereka bisa mengeluarkan semuanya. Bergantung pada ruang yang tersedia, biarkan anak berlari, menjerit, atau merobek kertas.
Tetapi sebelum dan sesudah "waktu marah" mereka, mereka harus melatih keterampilan tersebut. Ini membantu mengajar mereka bahwa ada cara untuk mengatur diri mereka sendiri.
Terlepas dari metode mana yang dipilih, baik Dr. Pritt menekankan bahwa ia belum pernah bertemu anak yang ingin menjadi buruk.
Semua anak ingin menjadi baik, meskipun mereka mungkin berperilaku buruk. Ketika Mama mengajari mereka keterampilan yang mereka butuhkan, itu akan membantu mereka sepanjang hidup mereka.
Semoga bermanfaat ya, Ma.