Segera Bertindak! Begini Tandanya Jika Anak Mengalami Serangan Panik
Serangan panik dapat terjadi pada anak. Dengan mengetahui penyebabnya, Mama dapat membantunya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serangan panik pada anak-anak bisa menakutkan. Jika Mama melihat anak mengalaminya, yang pertama ada di pikiran Mama adalah mungkin ada masalah serius yang berhubungan dengan kesehatannya.
Meskipun serangan panik bisa menakutkan, meski tidak membahayakan anak dan dapat berlalu dalam beberapa menit. Namun, serangan ini membuat Mama dan anak menjadi sedih dan khawatir dengan apa yang terjadi. Mama membayangkan bagaimana bila terjadi lagi dan apa yang harus dilakukan.
Serangan panik pada anak sebaiknya tidak dipandang sebelah mata. Untuk menanggulanginya, cari tahu dulu fakta-fakta mengenai serangan panik.
Popmama.com mengulas beberapa info yang berguna bagi Mama mengenai serangan panik.
Kecemasan pada Anak-anak Meningkat
Di dunia yang serba cepat sekarang ini dengan kehidupan yang sibuk, lebih banyak ujian sekolah dan tekanan media sosial anak-anak kita lebih cemas daripada sebelumnya.
Penelitian Childline mengungkapkan bahwa kecemasan semakin menjadi masalah bagi anak-anak dan remaja saat ini. Hal ini menyebabkan peningkatan sesi konseling untuk membantu anak-anak mengatasinya, termasuk ribuan anak yang mencari bantuan untuk serangan panik.
Bagaimana Rasanya Mengalami Serangan Panik?
Serangan panik pada anak-anak sering terjadi tiba-tiba dan mengejutkan baik anak maupun Mama.
Serangan ini dapat menyebabkan anak kesulitan bernapas, gemetar dan pingsan dan jantung mereka berdetak begitu cepat. Ini bisa menjadi pengalaman yang sangat menakutkan bagi anak atau siapa pun yang mengalaminya.
Self.com meminta anak untuk menggambarkan bagaimana rasanya mengalami serangan panik. Penderita mengatakan sebagai berikut:
- Saya tidak bisa bergerak, saya tidak bisa bernapas, saya mulai menangis, saya gemetaran
- (Saya pikir) “Ada yang salah, ada yang salah, ada yang salah.” Dan kemudian, “Ya Tuhan, saya tidak bisa berhenti, mengapa tidak berhenti? Mengapa saya tidak bisa bernafas, apa yang terjadi? "
- (Saya merasakan) sesak di dada saya sehingga terasa seperti tersedak, pusing, seperti saya telah digantung terbalik selama berjam-jam, kesemutan pada kaki dan tangan yang mati rasa. Keletihan pada hari berikutnya juga luar biasa. Otak benar-benar membuat tubuh membayar untuk untuk hal itu.
Serangan panik berlalu dalam beberapa menit tetapi, namun ini dapat membuat anak merasa luar biasa lelah.
Apakah Sebenarnya Serangan Panik Itu?
Serangan panik adalah gelombang kecemasan yang intens. Ini adalah cara tubuh untuk memberi tahu seseorang bahwa ia dalam bahaya dan harus melarikan diri. Refleks 'lawan atau lari' muncul dan membanjiri tubuh dengan adrenalin.
Selama serangan panik anak mungkin mengalami gejala-gejala berikut:
- Detak jantung tidak teratur atau berdetak kencang (jantung berdebar),
- berkeringat,
- gemetaran,
- sesak napas (hiperventilasi),
- sensasi tersedak,
- mual,
- pusing,
- jari kesemutan,
- telinga berdenging.
Serangan panik berlangsung selama sekitar 5-15 menit.
Meskipun ini relatif singkat, namun waktu bisa terasa jauh lebih lama bagi orang yang mengalami serangan. Juga bagi orang tua yang ketakutan menyaksikannya terjadi untuk pertama kalinya.
Jika anak telah mengalami serangan panik, maka jauh lebih mudah untuk mengenali gejala-gejalanya dan perhatikan ketika mereka mengalami yang lain. Tetapi yang pertama bisa sangat menakutkan bagi Mama, sebagai orangtua, dan untuk anak.
Apa yang Harus Dilakukan Saat Serangan Panik Terjadi?
Mama bisa melakukan beberapa hal ini setelah anak mengalami serangan panik:
- Berbicara dengan lembut,
- bernapas bersama,
- bicarakan dengan anak mengenai apa yang terjadi dan mengapa itu bisa terjadi,
- ajari anak cara-cara untuk mengatasinya.
Jika anak sering mengalami serangan panik dan mereka mulai khawatir tentang kapan serangan berikutnya mungkin terjadi, maka ini dapat berdampak pada kehidupan mereka. Itu dapat membuat mereka lebih cemas dan bahkan dapat mengganggu tidur mereka.
Mereka mungkin akhirnya menghindari situasi yang mereka khawatirkan dapat memicu serangan lain.
Jika salah satu di atas merupakan kasus yang terjadi pada anak, atau jika Mama hanya khawatir, maka ada baiknya mencari bantuan.
Terapi mengobrol dan terapi perilaku kognitif terbukti membantu anak-anak memahami serangan panik dan belajar cara mengatasinya jika ada serangan.
Kuncinya adalah tetap setenang mungkin. Mungkin sulit dilakukan apalagi melihat anak sedang mengalami serangan panik, namun ini adalah yang terbaik yang dapat Mama lakukan.
Apakah Panik Berarti Anak Memiliki Masalah Mental?
Jika anak mengalami satu serangan panik, itu tidak berarti mereka memiliki kondisi kesehatan mental, seperti gangguan panik.
Terkadang anak-anak dapat mengalami satu serangan panik dan kemudian tidak lagi. Namun jika ini sering terjadi dan mulai mempengaruhi anak, sebaiknya Mama segera mencari bantuan.
Anak dapat didiagnosis dengan gangguan panik (anxiety attack) jika ia mengalami serangan panik berulang dan tak terduga, diikuti oleh setidaknya satu bulan kekhawatiran terus menerus atau kekhawatiran tentang serangan lebih lanjut.
Serangan Panik Tidak Sama Dengan Serangan Kecemasan (Anxiety Attack)
Serangan panik sering disamakan dengan dengan serangan kecemasan (anxiety attack). Ketika anak khawatir dan stres tentang suatu situasi, mereka mungkin mengalami serangan kecemasan ketika semuanya menjadi terlalu banyak.
Tidak seperti serangan panik, kecemasan cenderung meledak, menumpuk ketika kekhawatiran dan stres menjadi terlalu banyak. Tidak semua orang dengan kecemasan berakhir dengan serangan panik.
Sebaliknya, serangan panik dapat terjadi pada siapa saja ketika mereka pada umumnya diliputi stres dan kekhawatiran. Mereka adalah hasil dari kecemasan yang mendasarinya dan dapat muncul dengan tiba-tiba dan tidak selalu memiliki peningkatan atau pemicu yang jelas.
Yang terpenting adalah dukungan dan perhatian Mama. Apakah anak Mama juga pernah mengalami serangan panik? Yuk komen di bawah.
Baca juga:
- 7 Tips Saat Berhadapan dengan Anak Lain yang Berperilaku Kasar
- Wajib Tahu: 8 Efek Negatif dari Terlalu Sering Memarahi Anak
- Penting untuk Mendengarkan Anak, Ini Dia 10 Tips untuk Mama