Ingin Punya Anak Berjiwa Petualang? Lakukan 5 Tips Ini
Ternyata petualangan penting bagi perkembangan otak anak, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak membutuhkan petualangan. Petualangan penting untuk perkembangan anak. Berpetualang tidak berarti harus membawa anak sampai ke puncak Himalaya. Tetapi anak perlu memiliki akses ke pengalaman baru, karena ini akan mempengaruhi perkembangan otak dalam masa pertumbuhan.
Ini menimbulkan tantangan khusus bagi orangtua tentunya. Orangtua secara alami cenderung untuk memastikan anak selalu dalam keadaan aman.
Menurut Ann Pleshette Murphy, penulis The Secret of Play, bila anak dikekang dan tidak diijinkan untuk berlarian atau mencoba hal baru, akibatnya adalah anak tidak akan bisa menebus tahun-tahun pertama hidup mereka. Adanya pembatasan pada anak akan merusak perkembangan otaknya.
Jadi apa yang harus dilakukan orangtua? Popmama.com mengulas beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membesarkan anak agar memiliki jiwa petualang.
1. Menciptakan lingkungan yang aman untuk anak
Orangtua pasti ingin membantu anak menjelajah lingkungan rumah dengan aman. Anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, ini wajar. Biarkan anak menjelajah tapi tetap pastikan keamanan. Alih-alih membiarkan anak berlari mengambil pisau di laci, Mama harus memastikan pisau tersimpan dengan aman, jauh dari jangkauan anak.
Orangtua harus memastikan rumah aman bagi anak sampai anak memahami beberapa hal misalnya melakukan hal-hal tertentu akan menyakiti mereka sehingga mereka akan menghindarinya.
2. Membiarkan anak menjelajah
Orangtua yang menginginkan anak yang percaya diri dan tidak takut bertualang membiarkan anak menjelajah di sekitar rumah atau di taman. Alih-alih terburu-buru atau membatasi anak saat berekplorasi, orangtua sebaiknya aktif mendorong anak untuk menjelajahi lingkungan di sekitar mereka. Dengan catatan, lingkungan aman bagi anak dan Mama tetap melakukan pengawasan.
Saat mengawasi anak, usahakan sesedikit mungkin berkata “tidak” atau melarang anak.
3. Tidak bereaksi berlebihan saat anak tergores, terluka, atau terjatuh
Tidak mudah untuk tidak bereaksi saat anak terjatuh atau . Namun tergores, luka kecil, atau terjatuh adalah hal yang normal saat anak bermain. Anak terjatuh saat bermain sepeda, terguling saat menuruni bukit, dan terlempar saat bermain ayunan, hal tersebut pasti menyakitkan. Tetapi orangtua perlu menahan diri kecuali anak terluka parah. Karena ini akan menguji ketahanan fisik anak, Ma.
Ketika anak jatuh, orangtua sebaiknya menunggu beberapa saat untuk melihat reaksi anak terhadap rasa sakit. Biasanya mereka juga akan melihat orangtua dan bereaksi sesuai dengan reaksi orangtua. Jika anak merasakan sakit, mereka belajar dari pengalaman dan akan lebih berhati-hati saat bermain.
4. Mencoba berbagai jenis petualangan
Petualangan tidak harus selalu berupa mendaki gunung atau mencoba arung jeram. Untuk anak, terutama yang pemalu, cukup bertemu teman baru atau pergi ke pesta ulang tahun teman baru juga bisa merupakan sebuah petualangan. Dan apabila anak Mama yang pemalu berhasil melewati ini, patut dirayakan.
Memberi kesempatan anak untuk berpetualang akan menumbuhkan kepercayaan diri anak dan kemampuan bersosialisasi. Perlu diingat, jenis petualangan untuk setiap anak berbeda ya, Ma.
5. Memperkenalkan anak pada hal-hal yang mereka takuti
Saat membesarkan anak agar memiliki jiwa petualang, orangtua juga memperkenalkan anak pada hal-hal yang ditakuti anak. Misalnya jika anak takut akan binatang yang besar, Mama bisa membawanya ke kebun binatang. Ini membangun ketahanan, yang merupakan sifat utama pada anak petualang. Selain itu, hal ini akan membantu anak menyadari bahwa hal yang ditakuti itu ternyata tidak semenakutkan yang dikira.
Petualang sangat bermanfaat bagi anak kelak. Yuk ajak anak berpetualang!
Baca juga:
- 7 Cara Menjauhkan Anak dari Sikap Menghakimi
- Anak Mama Pemalu? Ini 8 Cara untuk Membantunya Bersosialisasi
- Ma, Ini 6 Cara Meningkatkan Kreativitas Anak