7 Tips Saat Berhadapan dengan Anak Lain yang Berperilaku Kasar
Yang paling utama adalah tetap menjaga emosi ya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak Mama tentu pernah bermain bersama temannya, entah itu di sekolah, taman bermain, atau mal. Jika anak melakukan kesalahan misalnya berkata kasar atau berkelahi dengan anak lain, sebagai orangtua, Mama tentu akan langsung mendisiplinkannya. Namun bagaimana jika anak orang lain yang berperilaku kasar atau buruk? Apa yang harus Mama lakukan ketika orangtua dari anak tersebut tidak melakukan tindakan apa-apa?
Tentu tidak mudah untuk mendisiplinkan anak orang lain. Bisa jadi orangtua si anak tersebut malah akan merasa tersinggung. Ini adalah situasi yang rumit. Popmama.com merangkum beberapa langkah yang dapat Mama lakukan bila berada dalam situasi ini.
1. Jaga emosi
Jangan mudah terpancing emosi bila ada anak lain yang bersikap kasar. Selalu ada cara baik dan sopan untuk berurusan dengan perilaku kasar. Menjaga emosi juga dapat mencegah terjadinya sikap defensif dari orangtua anak tersebut. Mereka mungkin akan bersikap demikian karena merasa dipertanyakan mengenai cara mengasuh anak yang benar.
Jadi, alih-alih mengambil tindakan secara emosional, mundurlah. Bersabar dan awasi terus anak mama.
2. Berhitung satu sampai lima dengan perlahan
Tujuannya adalah agar Mama meluangkan waktu untuk menilai situasi sebelum mengambil tindakan. Jika ada yang bertindak kasar terhadap anak Mama, amati dulu bagaimana reaksinya. Apakah ia terlihat sakit hati dan membalas? Apakah anak membutuhkan campur tangan Mama? Pada beberapa kasus anak lebih baik dibiarkan sendirian saat berhadapan dengan perilaku buruk atau kasar.
3. Bereaksi saat diperlukan
Ketika seseorang mengatakan sesuatu yang menyakitkan kepada Mama atau anak mama, apakah itu anak-anak atau orang dewasa, Mama perlu membuat orang tersebut sadar kalau hal tersebut menyakitkan.
Jika itu adalah anak-anak, dia mungkin tidak menyadari bahwa hal tersebut salah. Dan membalas dengan tindakan serupa malah tidak akan membawa kebaikan.
Jadi cara terbaik untuk menangani komentar yang kasar adalah menyatakan keberatan. Bila Mama terpaksa harus mengoreksi perilaku tersebut, jangan lakukan di depan anak lain. Ajak anak tersebut ke pinggir dan beri penjelasan mengapa perilakunya tidak benar.
4. Jauhkan anak Mama dari anak yang berperilaku kasar
Jika Mama atau anak tidak menerima perilaku kasar tersebut, hal yang terbaik yang bisa dilakukan adalah menghindari anak tersebut. Namun penting juga untuk memberitahu kepada anak Mama bahwa perilaku kasar tersebut tidak dapat diterima.
Jadi gunakan kesempatan ini untuk memberi pemahaman kepada anak.
5. Libatkan orangtua anak yang berperilaku kasar
Selalu bijaksana untuk membiarkan orangtua yang bersangkutan mendisiplinkan anak itu.
Jika orangtuanya tidak ada di dekat Mama saat kejadian. Mama bisa memberitahukannya. Beberapa orangtua mungkin akan langsung mengoreksi anaknya, namun bersiap juga bila orangtua tersebut bersikap defensif.
Bila Mama menghadapi perilaku defensif, jangan diambil hati ya, Ma. Orangtua tersebut mungkin mengetahui bahwa Mama benar namun tidak mau mengakui kesalahan anaknya.
6. Tetap bersikap sopan
Usahakan tetap bersikap sopan saat berbicara dengan anak yang bermasalah atau dengan orangtuanya. Gunakan kata-kata seperti 'tolong' untuk menunjukkan dengan sopan bahwa apa yang dikatakan anak itu tidak pantas dan tidak boleh diulang.
Pastikan untuk tidak mempermalukan siapa pun, baik anak atau orangtuanya. Tetap menjaga kata-kata, nada suara, dan sikap mama. Dalam situasi seperti ini emosi sangat mudah terpancing.
7. Fokus pada perilaku buruk
Jangan katakan "kamu adalah anak nakal" sebagai respon terhadap kata-kata kasar. Sebutkan dengan jelas perilaku anak yang mengganggu Mama. Mama juga dapat mencoba untuk mengalihkan perilaku kasar tersebut dengan hal lain, misalnya memintanya untuk bermain yang lain
Selalu fokus pada perilaku buruk dan jangan pernah menghina anak atau orangtuanya.
Pada akhirnya, ingatlah untuk tidak menghakimi anak atau orangtuanya. Seperti halnya orang dewasa dapat mengalami hari yang baik atau hari yang buruk, demikian pula seorang anak.
Jika Mama terjebak dalam situasi ini, tangani dengan sikap positif. Selamat mencoba.
Baca juga:
- 8 Hal yang Harus Diajarkan kepada Anak Perempuan Menjelang Remaja
- 6 Hal yang Harus Diketahui Saat Mengajar Anak untuk Berkata “Tidak"
- 7 Cara Menjauhkan Anak dari Sikap Menghakimi