Waspada Bell's Palsy, Lumpuh di Otot Wajah yang Bisa Terjadi pada Anak
Hati-hati, gejalanya mirip dengan stroke lho! Aduh seram ya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bell’s Palsy adalah kelumpuhan pada otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kondisi ini biasanya muncul tiba-tiba dan tidak permanen.
Karena gejalanya mirip, Bell’s Palsy sering dianggap sebagai stroke. Padahal kedua penyakit ini berbeda. Gejala utama penyakit ini adalah hanya terbatas pada otot wajah saja.
Saraf wajah mungkin meradang karena berbagai alasan dan melemahkan otot-otot wajah. Otot-otot wajah yang melemah ini dapat menyebabkan kelumpuhan wajah parsial yang disebut Bell's Palsy. Kondisi medis ini dapat membuat satu sisi wajah terlihat kaku atau murung, sehingga menjadi sulit untuk menggerakkan mulut, kelopak mata, atau hidung.
Tidak hanya orang dewasa, Bell’s Palsy juga dapat terjadi pada anak, Ma. Popmama.com mengulas penyebab, gejala, dan pengobatan Bell’s Palsy untuk Mama.
Apa Penyebab Bell's Palsy pada Anak?
Penyebab paling umum adalah radang saraf wajah. Peradangan ini terjadi karena berbagai infeksi virus seperti herpes zoster, herpes simplex, rubella, influenza, adenovirus, serta Epstein-Barr. Jika anak menderita kondisi medis seperti diabetes, pilek atau flu, ia mungkin berisiko lebih tinggi terkena kondisi ini.
Juga, jika anak mengalami serangan Bell's Palsy berulang, ada kemungkinan kuat bahwa itu mungkin karena kondisi keturunan. Trauma wajah, infeksi telinga, atau penyakit Lyme juga berpotensi menyebabkan infeksi virus.
Tanda dan Gejala Bell's Palsy
Virus yang memengaruhi saraf wajah kadang-kadang sangat ringan sehingga sulit untuk melihat tanda atau gejala Bell's palsy pada anak. Sering terlihat bahwa virus itu lewat sebelum seorang anak mulai menunjukkan tanda-tanda penyakitnya.
Dalam beberapa kasus, anak tiba-tiba merasakan sakit di belakang atau di bagian depan telinga selama beberapa jam atau beberapa hari sebelum penyakit muncul. Infeksi ini biasanya hanya terjadi pada satu sisi wajah saja. Mulut anak mungkin melorot atau terkulai dari satu sisi.
Beberapa gejala lainnya seperti:
- Sakit kepala yang cukup parah,
- kekeringan di mulut karena air liur berkurang,
- nyeri di telinga (di sisi yang sakit),
- nyeri di sekitar rahang,
- berkedut di mata,
- ketidakmampuan untuk menutup atau mengedipkan satu mata,
- wajah berkedut,
- suara yang terdengar oleh anak lebih keras dari biasanya.
Bagaimana Bell's Palsy Didiagnosis?
Penyedia layanan kesehatan dapat memeriksa saraf wajah anak dan menentukan kondisinya. Jika dokter merasa perlu untuk mengkonfirmasi diagnosis, ia mungkin meminta Mama untuk melakukan beberapa tes untuk anak.
Ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa kadang-kadang kondisi kesehatan tertentu seperti stroke, tumor, dan kondisi lain seperti itu dapat menyebabkan otot-otot wajah melemah. Anak mungkin harus mendapatkan CT scan, MRI, atau EMG (electromyography) untuk membuat diagnosis yang tepat.
Komplikasi Bell's Palsy
Kadang-kadang komplikasi parah dapat timbul karena Bell's Palsy. Dalam beberapa kasus, dapat terjadi kerusakan pada saraf wajah, kehilangan penglihatan sebagian atau keseluruhan juga dapat terjadi.
Dalam kasus di mana serat saraf gagal berkembang setelah sakit, gerakan otot wajah yang tidak disengaja dapat terjadi, misalnya, jika anak membuat gerakan rahang, otot matanya dapat bergerak sendiri atau tanpa sadar.
Pengobatan
Perawatan yang diberikan untuk kondisi ini mungkin tergantung pada seberapa parah gejalanya. Dokter dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menetapkan perawatan yang tepat dan paling tepat untuk anak. Beberapa opsi perawatan yang disarankan adalah sebagai berikut:
- Obat-obatan anti-virus,
- steroid untuk mengurangi radang wajah,
- terapi fisik untuk merangsang saraf dan otot wajah,
- perawatan dengan analgesik untuk menghilangkan rasa sakit,
- lindungi mata anak dari kekeringan,
- akupunktur,
- stimulasi listrik,
- relaksasi,
- terapi vitamin.
Yang Dapat Mama Lakukan untuk Membantu Anak
Anak mungkin bosan ketika mengalami kondisi ini karena dapat memengaruhi rutinitas harian anak, membuatnya lebih sulit baginya untuk mengedipkan mata, makan atau bahkan mandi.Selain berurusan dengan ketidaknyamanan fisik, anak bahkan mungkin harus menanggung trauma emosional karena teman-temannya mungkin tidak dapat memahami kondisi ini, mengolok-olok, membuatnya merasa canggung di kelas.
Sangat penting untuk menjelaskannya kepada anak bahwa kondisi ini bersifat sementara dan ia akan baik-baik saja. Mama dapat berbicara dengan guru anak dan meminta bantuan dalam menjelaskan tentang kondisi anak kepada anak-anak lain. Anak mungkin merasa rendah diri, sehingga perhatian serta dukungan Mama dapat membantunya mengatasi situasi ini.
Beberapa cara lain untuk membantu anak mengatasi Bell's palsy adalah sebagai berikut:
- Pastikan anak melakukan semua latihan yang disarankan oleh ahli terapi fisik untuk pemulihan yang cepat.
- Jika kelumpuhan wajah pada anak menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan, Mama dapat memberinya pereda nyeri sesuai resep dokter. Handuk basah juga dapat membantu untuk menghilangkan rasa sakit di rahang atau wajah.
- Jika mata terkena dampaknya, ini perlu mendapatkan perhatian. Ajarkan pada anak untuk menutup matanya guna mencegah kekeringan atau iritasi. Mama mungkin harus menggunakan obat tetes untuk menjaga agar mata anak tetap lembab. Pelindung mata juga dapat membantu.
Bell's palsy dapat mempengaruhi anak secara emosional dan fisik. Karena itu, berikan perhatian dan dukungan terus-menerus kepada anak. Jika anak mengeluh atau Mama melihat gejala-gejalanya, segera konsultasi ke dokter agar dapat mendapat penanganan terbaik.
Baca juga:
- Penting! Lakukan 5 Kebiasaan Sehat untuk Melindungi Anak dari Virus
- Kenali 5 Jenis Hepatitis pada Anak dan Tindakan Pencegahannya, Ma
- Waspada, Ma! Ini 5 Penyebab Anak Laki-laki Kencing Berdarah