5 Kemampuan Dasar yang Perlu Dimiliki Anak Usia 10 Tahun
Anak harus mandiri, Ma! Ini hal-hal yang harus bisa mereka lakukan sendiri!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semakin besar usianya, anak pun semakin pintar. Kecerdasan dan kreativitasnya dalam memecahkan masalah bahkan sering membuat Mama kagum. Ya, anak ternyata jauh lebih pintar dari yang Mama kira.
Pintar adalah modal utama untuk sukses, diikuti dengan sifat mandiri yang membantu anak mampu bertahan hidup. Namun sayangnya, banyak orangtua masa kini yang terlalu ‘membantu’ anaknya dalam melakukan berbagai hal. Mulai dari membantu mengerjakan PR, sampai membantu merapikan tempat tidur. Sadarkah Mama, sikap terlalu helpful seperti ini membuat anak tidak mandiri.
Agar anak mandiri, Mama harus belajar untuk membiarkan anak sedikit ‘berusaha’ dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Saya melihat banyak orangtua yang melakukan segalanya untuk anak, padahal harusnya ibu membiarkan anak kesempatan untuk mengurus keperluannya,” ujar Tim Elmore, founder Growing Leaders, sebuah organisasi non-profit di Georgia, Amerika Serikat, pada Parents.
Menurut Elmore, ketika anak sudah berusia 10 tahun, Mama sebaiknya mengajarkan 5 kemampuan dasar berikut ini agar anak terbiasa mandiri. Apa saja kemampuan dasar tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini, Ma.
1. Mencuci pakaian
Terlalu banyak remaja yang masuk kuliah, tinggal di kamar kos, dan tidak tahu caranya mencuci pakaian sendiri. Nah, jangan sampai anak Mama tumbuh menjadi salah satu remaja itu.
Ketika anak berusia 6 tahun, Mama bisa mulai mengajarkannya mencuci pakaian (walaupun hanya menggunakan mesin cuci). Dia perlu tahu tahapan mencuci pakaian, mulai dari memisahkan warna pakaian, pencet tombol start, memilih mode pencucian, memasukkan detergen, hingga menjemur pakaian.
Perlahan tapi pasti, jika sering diajarkan sejak usia 6 tahun, maka di usia 10 tahun anak Mama tentu sudah mahir mencuci pakaian. Tidak berarti anak harus mencuci pakaiannya sendiri di usia 10 tahun, namun mengetahui anak Mama memiliki kemampuan dasar ini, membuat Mama lebih tenang, kan?
2. Membungkus kado
Anak usia pra-sekolah pun sudah mulai suka untuk memberi kado, dan kado yang dibungkus rapi sudah membuatnya lebih bahagia. Sejak usia pra-sekolah, Mama bisa mengajak anak untuk membantu membungkus kado. Ya, mungkin waktu membungkus kado jadi jauh lebih lama ketika dilakukan bersama si Anak, namun siapa lagi yang akan mengajarinya membungkus kado kalau bukan Mama?
Ajari anak tahapan membungkus kado, mulai dari mencopot harga kado, mencari kotak yang sesuai untuk hadiahnya, mencari kertas kado yang sesuai, hingga membungkusnya. Kegiatan sederhana ini sangat seru baginya lho, Ma.
3. Menyiapkan makanan
Di dapur bersama anak, memang sering membuat Mama tidak sabar karena dapur pasti jadi berantakan. Setuju? Namun percayalah, Ma, mengajak anak menyiapkan makanan untuk keluarga adalah hal yang penting untuk masa depannya.
Anak usia 5 tahun bisa diajarkan untuk membuat sandwich, sedangkan anak usia 7 tahun bisa diajarkan membuat pizza atau makanan lain yang menggunakan oven (tetap awasi ya, Ma).
Nah, ketika anak berusia 10 tahun, Mama bisa mulai mengajarkan memasak menggunakan kompor. Dengan pengawasan yang ketat, beri anak kepercayaan dan kesempatan untuk membuatkan makanan spesial bagi seluruh anggota keluarga tercinta.
4. Mengobati luka
Tidak selamanya Mama ada di samping anak ketika ia terluka. Maka sangat penting untuk mengajarkan anak cara mengobati lukanya sendiri, dan tentu saja mengatasi rasa paniknya sendiri.
Langkah pertama yang harus dilakukan anak ketika terluka adalah: tidak panik, tekan lukanya hingga perdarahan berhenti, cuci luka dengan air mengalir, oleskan cairan antibiotik, dan pakai plester luka hingga ia aman sampai di rumah.
5. Membandingkan harga
Butuh banyak latihan untuk mengajarkan anak cara menjadi seorang konsumen yang cerdas. Di usia 10 tahun, anak sebaiknya sudah mengerti cara berbelanja dengan hemat, salah satunya dengan membeli kebutuhan di tempat yang mematok harga lebih murah.
Bingung cara mengajarkannya? Beberapa cara ini bisa Mama coba:
- Jelaskan saat sedang pergi bersama. Saat membeli sesuatu, jangan ragu untuk menyebutkan harganya dengan jelas pada anak. Jelaskan kenapa Mama lebih memilih untuk membeli bensin di pom bensin A, daripada di pom bensin Z. Sebagai contoh, Mama bisa bilang, “Karena harga per liternya lebih murah 1.500 rupiah. Dalam seminggu, kita bisa menyimpan 150.000 rupiah, lho. Itu bisa dipakai untuk membeli bola basket baru untukmu.”
- Biarkan anak yang membayar. Beri anak uang mingguan, yang ditujukan khusus untuk pembelian sesuatu. Sebagai contoh, Mama tidak pernah membeli permen saat belanja bulanan. Maka ketika keluarga Mama mau beli permen, itu harus dibeli dari uang yang sudah diberikan pada si Anak. Biarkan juga ia yang memilih permennya, agar ia tahu permen mana yang paling layak dibeli dengan jumlah uang yang ia miliki.
- Lomba seru saat belanja bulanan. Saat ke supermarket, tantang anak-anak Mama untuk mencari barang dengan harga termurah. “Mama mau membeli sebotol saus tomat. Ayo kita lomba mencari saus tomat dengan harga paling murah!” Permainan sederhana ini mengasah anak menjadi konsumen cerdas, Ma.
Ternyata tidak sulit untuk mengajarkan anak mandiri kan, Ma? Jangan takut anak tidak akan mampu, karena ia jauh lebih pintar dari yang Mama kira, lho.