7 Cara Mengajarkan Empati agar Anak Peduli pada Sekitar
Apa yang harus Mama lakukan agar anak perhatian dengan masyarakat di sekitarnya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa yang dipenuhi dengan kecanggihan game atau gadget sekarang ini, tak dipungkiri bahwa anak bisa jadi kurang memperhatikan keadaan sosial di sekitarnya. Atau, justru anak Mama ternyata suka mengganggu atau merundung teman-temannya?
Salah satu penyebab hal ini adalah kurangnya empati pada dirinya. Akhirnya, si Anak tidak peka terhadap teman-temannya, atau orang lain yang ada di sekitarnya.
Apakah Empati Itu?
Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami keadaan orang lain dan memahami bagaimana perasaan orang itu dalam menghadapinya. Empati penting dalam hubungan antarmanusia.
Jika seseorang memahami emosi orang lain dan bisa menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, maka biasanya orang ini akan menjadi lebih ramah terhadap orang lain.
Keterampilan seseorang dalam mengelola empati ini juga terkait erat dengan kecerdasan emosionalnya.
Menurut Jean Decety dan Jason M. Cowell dari University of Chicago dalam penelitiannya terhadap empati, bentuk-bentuk empati ada dalam hal berikut ini:
- Emotional sharing: Terjadi saat orang mengalami perasaan tidak enak karena orang lain mengalami hal yang tidak menyenangkan.
- Memiliki kepedulian: Ini merupakan motif dari seseorang untuk peduli kepada orang lain yang rapuh atau sedang mengalami hal yang tak menyenangkan.
- Menempatkan diri sudut pandang lain: Merupakan kemampuan untuk secara sadar menempatkan diri dalam situasi orang lain, dan membayangkan apa yang dirasakan atau dipikirkan.
Berikut cara mengembangkan empati menurut Renee, seorang psikolog berkebangsaan Australia yang mengelola laman play-based-parenting.com. Simak bareng Popmama.com, yuk!
1. Mama harus berempati pada anak dan orang lain
Sesungguhnya semua ini merupakan cara Mama memberi contoh soal empati. Cara termudah yang bisa Mama lakukan dalam memberi contoh adalah berempati terhadap perasaan si Anak sendiri.
Tunjukkan pada anak bahwa Mama bisa mengerti apa yang ia rasakan, bahwa Mama peduli, dan menerima keadannya. Selain itu, contohkan pula empati terhadap yang lain: anggota keluarga, teman, bahkan satwa, Ma.
2. Jelaskan soal sudut pandang kepada anak
Menurut Renee, setiap anak lahir dengan perasaan empati. Tugas Mama adalah memupuk rasa empati tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya ngobrol mengenai bagaimana kira-kira perasaan orang lain saat mereka mengalami suatu hal.
Coba ajari dia untuk menempatkan diri di posisi orang tersebut saat bermain di taman misalnya. Mama bisa memulai percakapan dengan, "wah, anak itu mobil-mobilannya jatuh sampai rusak. Menurut kamu bagaimana perasaan dia ya? Kalau itu terjadi sama kamu, bagaimana perasaan kamu?"
Dengan demikian si Anak akan belajar untuk memikirkan perasaan orang lain.
3. Temukan kesamaan sehingga anak merasa dekat
Empati biasanya akan lebih kuat saat seseorang merasa memiliki persamaan dengan orang lain. Misalnya Mama bisa mengatakan, "lihat anak yang mainannya rusak itu, warna sepatunya merah, sama dengan sandal kamu. Bisa jadi ia suka warna merah, sama seperti kamu."
Bantu anak menemukan kesamaan dirinya dan orang tersebut di balik semua keragaman atau perbedaan yang ada, untuk membangun empati.
4. Ajarkan untuk mengasihi semua makhluk hidup
Dalam mengajarkan empati, Mama bisa melakukannya dengan cara mengajarkan si Anak untuk mengasihi semua makhluk hidup dalam kondisi apapun. Jauhkan si Anak dari sikap membeda-bedakan atau mengotak-kotakkan keadaan seseorang, misalnya.
Jelaskan padanya bahwa semua makhluk hidup perlu dikasihi, apalagi yang rentan atau membutuhkan pertolongan kita. Ingat ya, Mama adalah model yang paling tepat untuk mencontohkan hal ini kepada si Anak.
5. Bantu si Anak mengenali perasaan di sekitarnya
Agar si Anak bisa berempati, maka ia perlu mengetahui perasaan apa yang sedang dialami oleh teman-teman di sekelilingnya. Perasaan ini bukanlah berdasarkan apa yang si Anak sendiri rasakan, namun berdasarkan reaksi temannya. Karena, belum tentu setiap orang mengeluarkan reaksi yang sama terhadap suatu kejadian.
Mama bisa membantu ia mengenali perasaan ini melalui permainan tebak wajah, misalnya. Mama dan anggota keluarga lainnya bisa bergantian memasang muka beragam ekspresi dan saling menebak perasaan satu sama lain.
6. Bangun empatinya melalui film, mainan, atau buku
Buku bergambar atau film adalah salah satu alat yang bisa Mama pakai untuk mengajarkan empati pada si Anak. Melalui cerita yang ada, Mama bisa berdiskusi dengannya terkait perasaan apa yang dialami oleh tokoh cerita, atau bahasa tubuh apa yang digunakan oleh si tokoh untuk mengekspresikan perasannya.
Selain itu, luangkan pula waktu Mama untuk bermain dengannya. Saat bermain boneka atau robot-robotan, Mama bisa menggunakan kesempatan ini untuk melakukan simulasi bagaimana perasaan satu tokoh dan bagaimana tokoh yang lain harus bersikap, yang melambangkan empati.
7. Biarkan ia bebas mengekspresikan perasaannya
Mama harus mendukung anak saat ia mengkespresikan perasaannya, baik negatif maupun positif. Dengan demikian, si Anak akan terbuka pada Mama dan nyaman dalam menyampaikan apa yang ia rasakan. Jika ia tertutup, pancinglah ia dengan bertanya apa yang ia rasakan saat sesuatu hal terjadi padanya.
Selanjutnya, saat si Anak berhasil menunjukkan empatinya, pujilah ia karena telah berbagi belas kasih ke orang lain.
Dengan berempati, tentunya si Anak akan dianggap sebagai individu yang peduli dan dekat dengan teman-temannya. Tanpa Mama sadari, hal ini menjadi bekal bagi kehidupannya hingga dewasa nanti, juga dalam menghadapi tantangan masa depan yang melibatkan masyarakat di sekelilingnya.
Simak pula bagaimana cara meningkatkan kecerdasan sosial si Anak.