Anak Kesulitan dalam Berhitung? Hati-Hati Diskalkulia! Yuk, Atasi
Memiliki gangguan belajar dalam hal matematika begitu mengesalkan, begini cara mengatasinya ...
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di Indonesia kemampuan matematika merupakan sesuatu yang penting. Kebanyakan orangtua pasti kesal bila anak tidak mengerti ketika diajarkan berhitung dalam matematika.
Ma, tidak semua anak yang tidak bisa matematika merupakan anak yang malas. Bisa saja anak mama terkena penyakit yang dinamakan diskalkulia. Disini Popmama.com akan merangkum semua hal yang berkaitan dengan diskalkulia.
Apa itu diskalkulia?
Menurut The National Numeracy Strategy (DfES, 2001), Diskalkulia adalah suatu kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam keterampilan aritmatika. Jika anak mama memiliki kesulitan berhitung mungkin ia mengalami kesulitan memahami konsep angka sederhana dan tidak memiliki pemahaman tentang angka. Bahkan jika anak dapat menghasilkan jawaban yang benar dengan metode yang benar, anak biasanya tidak percaya diri dengan jawabannya.
Menurut DSM V, Diskalkulia merupakan gangguan belajar tertentu dalam hal matematika yang memiliki masalah dalam :
- Pengertian angka,
- menghafal fakta aritmatika,
- perhitungan yang lancar dan akurat,
- penalaran matematika yang akurat.
2. Penyebab diskalkulia
Menurut Dr. Anna Wilson yang merupakan peneliti tentang diskalkulia dan kognisi matematis di Selandia Baru penyebab anak terkena diskalkulia karena anak memiliki masalah pada otaknya di bagian frontal dan parietal dimana daerah tersebut dikaitkan dengan kognisi matematika.
Selain itu, diskalkulia bisa terjadi karena faktor bawaan atau genetik. Biasanya salah satu orangtua dari anak mengalami kesulitan belajar matematika. Kelahiran prematur, mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan ketika sedang mengandung dapat membuat anak menderita diskalkulia.
Beberapa penyebab dyscalculia berhubungan dengan:
- Defisit kognitif dalam representasi numerik: ini adalah disfungsi neuron yang mencegah representasi mental yang benar dari angka. Membuat anak lebih sulit memahami indormasi numerik dan itu mempengaruhi pemahaman makna terkait masalah matematika.
- Defisit kognitif yang menghambat kemampuan untuk menyimpan informasi di otak : anak-anak dengan dyscalculia menunjukkan disfungsi dalam koneksi saraf tertentu yang membuat mereka kesulitan mengakses informasi numerik.
3. Gejala anak mengalami diskalkulia
Gejala diskalkulia pada anak usia pra sekolah:
- Kesulitan dalam menghitung.
- Memiliki masalah yang terkait dengan pemahaman angka.
- Ketidakmampuan untuk mengklasifikasikan dan mengukur: sulit untuk mengaitkan angka dengan situasi kehidupan nyata, misalnya menghubungkan angka "2" dengan permen, buku, piring. Seperti saya memiliki 2 permen, 2 buku, dan 2 piring.
- Masalah mengenali simbol yang terkait dengan angka, misalnya, ketidakmampuan untuk mengaitkan "4" dengan konsep "empat".
- Kesalahan ketika menulis atau menyalin angka.
- Menggunakan simbol yang salah: misalnya, 9 dengan 6, atau 3 dengan 8.
- Anak menuliskan angka dengan terbalik.
- Anak suka bingung dengan nomor yang terdengar mirip, seperti "dua" dan "tiga".
- Gejala saat memesan atau mengurutkan angka: Ulangi angka dua atau lebih kali.
- Ketika kita memberi tahu seorang anak dengan diskalkulia untuk menghitung sampai 5 dan berhenti, sering kali mereka tidak menyadari batas ketika mereka mencapai 5 dan terus menghitung.
- Ketika mama meminta anak dengan diskalkulia untuk mulai menghitung dari 4, biasanya anak tersebut tidak bisa menghitung dari angka 4 sehingga mereka menghitung dari angka pertama yaitu angka 1.
- Mereka kesulitan mengklasifikasikan objek berdasarkan bentuk dan ukuran.
Gejala diskalkulia pada anak usia sekolah dasar:
- Masalah mengenali simbol matematika: Mereka mengacaukan tanda + dengan - dan tidak dapat menggunakan simbol ini atau simbol lain dengan benar.
- Tidak dapat mempelajari atau mengingat struktur matematika dasar, seperti 1 + 2 = 3.
- Anak tidak dapat mengenali kata-kata seperti "lebih dari" atau "kurang dari".
- Anak sering menggunakan jari mereka untuk menghitung.
- Anak kesulitan belajar dan mengingat prosedur atau aturan untuk masalah sederhana. Mereka cenderung melewatkan langkah-langkah dan / atau mereka tidak memahami latihan dengan baik.
- Anak memulai memecahkan soal matematika dengan urutan yang salah. Misalnya, ketika menambah atau mengurangi mereka mulai dari sebelah kanan bukan di sebelah kiri.
- Kesalahan yang cukup sering adalah ketika mengurangkan, hasilnya lebih besar daripada angka di soal.
- Kesulitan ketika melakukan matematika dasar di kepala mereka.
- Anak tidak mengerti apabila soal matematika. Mereka tidak mampu memvisualisasikan semua informasi yang mereka dengar, dan mereka mengalami kesulitan ketika mereka mencoba menggambar visual.
4. Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis
Jika anak mama mengalami kesulitan dalam angka, hal yang pertama yang mama lakukan adalah lihat apakah gejala diskalkulia ada di anak mama atau tidak lalu tanya kepada guru apakah anak mama berjuang di pelajaran lain atau tidak. Jika mama yakin anak mama kemungkinan mengalami diskalkulia, pergilah ke dokter spesialis.
Di dokter spesialis, anak mama akan di tes. Tes merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui apakah anak mama menderita diskalkulia atau tidak. Tes ini menguji empat hal:
- Keterampilan komputasi: Kemampuan untuk melakukan operasi matematika. Anak-anak yang lebih muda mungkin mendapatkan masalah penjumlahan atau pengurangan, dan anak-anak yang lebih besar mungkin mendapatkan masalah yang lebih sulit seperti perkalian, pembagian, dan pecahan.
- Kelancaran dalam matematika: Kemampuan mengingat fakta matematika dasar dengan mudah, seperti 5 x 3 = 15, atau cara melipatgandakan pecahan.
- Perhitungan mental: Kemampuan untuk mengerjakan soal matematika di kepala anak.
- Penalaran kuantitatif: Kemampuan untuk memahami dan memecahkan masalah kata.
Pengobatan
Spesialis pembelajaran, psikolog pendidikan, atau neuropsikolog yang berspesialisasi dalam dyscalculia merekomendasikan hal berikut untuk membantu pemahaman anak tentang matematika:
- Melakukan rencana pengajaran yang dirancang khusus.
- Memainkan game pembelajaran berbasis matematika.
- Mempraktikkan keterampilan matematika jauh lebih sering daripada siswa lain.
5. Ini yang harus Mama lakukan
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan mama untuk mengurangi masalah diskalkulia pada anak :
- Biarkan anak menggunakan jari dan kertas ketika anak sedang menghitung.
- Pastikan anak memiliki alat yang tepat, seperti kalkulator yang mudah digunakan dan banyak penghapus.
- Gunakan buku dengan kertas grafik ketika anak sedang berhitung, ini membantu menjaga kolom dan angka tetap lurus dan rapi.
- Gunakan ritme dan musik untuk mengajarkan fakta dan langkah-langkah matematika.
- Memberi guru matematika yang berpengalaman untuk membantu.
- Gunakan gambar untuk membantu anak memahami masalah matematika.
- Sediakan waktu untuk anak bermain game matematika di komputer.
- Puji kerja keras anak, bukan hasilnya.
- Bicara terus terang dengan anak tentang ketidakmampuan belajarnya.
- Ajari anak cara mengelola kecemasannya dalam menghitung.
Itulah penjelasan mengenai diskalkulia. Jika mama memiliki anak yang mengalami gangguan ini, jangan memarahinya ya ma, mama harus tetap sabar dalam mengajari anak.
Baca juga:
- Jarang Diketahui, Inilah 5 Potensi Terpendam Anak Disleksia
- Wajib Tahu: 8 Kesalahan Mama Ini Dapat Membuat Harga Diri Anak Rendah
- Anak Merengek di Depan Umum? Ini 4 Cara Mengatasinya!