Pengaruh Keadaan Geografis terhadap Keadaan Sosial Budaya Suatu Negara
Setiap negara memiliki keadaan geografis yang memengaruhi sosial budayanya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Istilah geografis tentu sudah tidak asing lagi di telinga. Sebab, istilah geografis sering kali ditemukan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Istilah geografis sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni “geo” yang memiliki arti bumi dan “graphein” yang berarti lukisan, tulisan, atau deskripsi. Dengan demikian, geografi dapat diartikan sebagai ilmu yang menggambarkan atau menjelaskan segala sesuatu mengenai keadaan bumi dan kondisi di dalamnya.
Seperti yang telah diketahui, keadaan geografis di bumi pada setiap negara itu berbeda-beda. Tidak hanya negara, di setiap daerah suatu negara pun tentu berbeda.
Hal tersebut dapat kita ketahui dari bentuk rumah tradisional, cara berpakaian, makanan, minuman, dan kebudayaan masyarakatnya. Ada pula daerah yang diselimuti es sepanjang tahun, terdiri dari banyaknya pegunungan, lautan, hutan dan lain sebagainya.
Keadaan geografis tersebut dapat memengaruhi keadaan sosial budaya yang mampu membentuk sebuah kehidupan sosial di masyarakat. Lantas, apa saja pengaruhnya ya?
Nah, biar ilmu pengetahuan kamu semakin bertambah, kali ini telah Popmama.com rangkumkan mengenai pengaruh keadaan geografis terhadap keadaan sosial budaya suatu negara. Disimak sampai akhir agar lebih paham ya!
1. Perbedaan waktu siang dan malam
Pengaruh keadaan geografis terhadap sosial budaya suatu negara yang pertama adalah adanya perbedaan siang dan malam. Perbedaan waktu ini sangat memengaruhi keadaan sosial budaya karena setiap masyarakat harus beradaptasi dengan lingkungannya.
Geografis Indonesia yang terletak tepat di garis khatulistiwa membuat Tanah Air memiliki waktu siang selama 12 jam. Berbeda dengan Islandia yang hanya memiliki waktu siang selama 3-5 jam saja.
Hal tersebut membuat masyarakat Islandia harus terbiasa melakukan aktivitas dengan kegelapan. Bahkan, untuk bangun pagi pun masyarakat Islandia membutuhkan alarm karena matahari tidak muncul saat pagi hari.
Sementara di Indonesia, matahari akan muncul saat pagi datang. Hal tersebut membuat masyarakat Indonesia terbantu dan terbiasa melakukan aktivitas dalam keadaan terang.
Oleh karena itulah, matahari tidak bisa dijadikan patokan untuk beraktivitas bagi beberapa negara lain.
2. Perbedaan iklim
Berdasarkan kondisi geografis, terdapat beberapa negara yang memiliki empat iklim. Keempat iklim tersebut adalah iklim tropis, subtropis, iklim sedang, dan iklim dingin.
Dengan adanya perbedaan iklim, pengaruh keadaan geografis terhadap keadaan sosial budaya suatu negara dapat dilihat dari jenis pakaian yang digunakan.
Bagi negara beriklim dingin, masyarakatnya harus memiliki baju untuk musim dingin yang tebal untuk tetap merasa hangat. Sementara di negara beriklim tropis atau hangat, masyarakatnya tidak memerlukan baju yang tebal karena akan menjadi tidak nyaman saat beraktivitas.
Selain jenis pakaian, adanya perbedaan iklim juga memengaruhi sistem transportasi, masa panen dan bercocok tanam, infrastruktur, keperluan rumah tangga untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan, hingga kebudayaan manusia seperti pemakaman.
3. Perbedaan topografi
Topografi merupakan sebuah studi yang mempelajari tentang relief bumi yang mengacu pada kondisi tinggi-rendahnya permukaan tanah dan elemen geografis, seperti gunung, sungai, danau, hingga kota.
Adanya perbedaan topografi akibat pengaruh keadaan geografis dapat dilihat dari kondisi negara yang memiliki perairan banyak dan pegunungan.
Suatu negara yang memiliki wilayah perairan lebih banyak tentu akan lebih mudah berpindah tempat karena biasanya memiliki transportasi air seperti kapal. Sementara pada negara yang wilayahnya didominasi oleh pegunungan akan lebih sulit berpindah tempat karena membutuhkan transportasi yang kuat saat menanjak.
Selain itu, perbedaan topografi juga sangat berpengaruh terhadap kota. Di mana topografi kota cenderung mudah dijamah dan lebih maju karena dihuni oleh heterogen dengan kebudayaan yang berbeda.
Jika dibandingkan dengan daerah pedalaman seperti daerah pegunungan, daerah tersebut cenderung terisolasi dan sulit dijangkau. Sebab, masyarakatnya di dominasi oleh homogen dengan kebudayaan yang sangat kental.
4. Ketersediaan air
Pengaruh keadaan geografis terhadap sosial budaya suatu negara membuat ketersediaan air di setiap negara berbeda-beda.
Sebagian negara ada yang tidak susah mencari air tawar segar, sehingga masyarakatnya bisa mandi, mencuci, dan memasak tanpa kesulitan. Namun, ada pula negara yang sulit mendapatkan air tawar bersih, sehingga harus mengimpor air dan menghematnya sebisa mungkin.
Negara yang memiliki air bersih yang cukup tentu akan menganggap bahwa air adalah hal yang biasa. Akan tetapi bagi negara yang minim air bersih, air menjadi sesuatu yang sangat berharga. Bahkan, masyarakatnya memilih untuk tidak atau jarang mandi hanya untuk menghemat air guna memenuhi kebutuhan yang lebih esensial, seperti memasak dan minum.
5. Ketersediaan sumber makanan
Selain berpengaruh terhadap ketersediaan air, keadaan geografis juga memengaruhi ketersediaan sumber makanan. Negara yang terdiri dari kepulauan dan banyak wilayah laut, pasti lebih sering mengonsumsi makanan laut sebagai makanan utama.
Sementara negara yang wilayahnya berupa pegunungan, tentu lebih sering mengonsumsi sayuran dan hewan darat. Hal tersebut dikarenakan sayuran lebih cocok ditanam di wilayahnya.
Itulah pengaruh keadaan geografis terhadap keadaan sosial budaya suatu negara. Apakah kamu sudah lebih paham dengan perbedaan-perbedaan tersebut? Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Baca juga:
- Arti Westernisasi, Faktor Penyebab, dan Dampaknya bagi Kebudayaan
- Benarkah Letak Astronomis Indonesia Memengaruhi Kehidupan Masyarakat?
- Ketahui, Ini Pengertian Iklim dan Dampak Perubahannya bagi Kehidupan