Perbedaan Skala Richter, Magnitudo, dan Skala MMI Gempa Bumi
Saat ini BMKG sudah menggunakan skala magnitudo untuk mengukur kekuatan gempa
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gempa bumi merupakan sebuah bencana alam yang ditandai dengan adanya getaran di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba, sehingga menciptakan gelombang seismik.
Umumnya, gempa bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi (kerak Bumi). Getaran gempa bumi berkisar dari yang lemah dan tidak berasa sampai yang keras hingga dapat menimbulkan kerusakan, bahkan tsunami.
Untuk mengukur kekuatan gempa bumi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) biasanya menggunakan skala richter. Namun, saat ini BMKG menggunakan skala magnitudo karena dianggap lebih akurat.
Selain itu, BMKG juga menggunakan skala MMI untuk mengukur guncangan yang dirasakan warga saat terjadi gempa.
Lantas apa perbedaan skala richter, magnitudo, dan skala MMI gempa bumi?
Agar tidak membingungkan, simak penjelasan perbedaan skala richter, magnitudo, dan skala MMI gempa bumi yang telah Popmama.com rangkum berikut ini.
1. Mengenal skala richter (SR) dan perbedanya dari MMI
Skala Rickter adalah satuan ukuran dalam skala kekuatan gempa bumi lokal atau magnitudo lokal oleh Charles Richter. Ukuran skala richter ini biasanya digunakan untuk gempa lokal berkekuatan kecil, yakni kurang dari 600 km, sehingga tidak memberikan perkiraan yang akurat untuk gempa bumi berskala besar.
Sementara itu, skala MMI (Modified Mercalli Intensity) merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang diciptakan pada tahun 1902 oleh Giuseppe Mercalli, seorang vulkanologis dari Italia.
Dilansir dari bmkg.go.id, skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut. Selain itu, mereka juga dengan melihat dan membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Oleh karena itu, skala mercalli dinilai sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan penghitungan magnitudo gempa lain, sehingga kemudian penggunaan skala richter lebih luas digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Meski begitu, skala mercalli dimodifikasi pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann. Skala tersebut pun masih sering digunakan, terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
2. Perhitungan skala magnitudo dinilai lebih akurat dibandingkan skala richter (SR)
Pada dasarnya, skala magnitudo diadopsi dari skala richter, sehingga perhitungannya lebih akurat.
Selain itu, skala magnitudo juga lebih luas dibandingkan dengan skala richter karena perhitungan magnitudo didasarkan pada perpindahan partikel bantuan tanah di mana sensor dipasang dan faktor-faktor penting seperti luas rekahan, panjang slip, dan sifat rigiditas (kekakuan) batuan yang berada di pusat gempa.
Dengan demikian, pengukuran magnitudo lebih luas dibandingkan skala richter.
Skala magnitudo juga lebih rinci, mulai dari perpindahan gelombang longitudinal, informasi menentukan kekuatannya melalui perbedaan stress drop (perbedaan antara tegangan melintasi sesar sebelum dan sesudah gempa bumi), lebar atau panjang sesar yang aktif, momen seismik untuk estimasi Ml dan Mb yang menjadi estimasi magnitudo gelombang tekanan di sumber gempa.
Skala magnitudo ini memiliki beberapa tipe karena terjadi pengembangan ide dari Richter tentang adanya besaran baru, di antaranya (Magnitude Local), Mb (Magnitude body), Ms (Magnitude surface), Mw (Magnitude moment), dan MD (Magnitude Duration).
Sejak 2008 BMKG lebih menggunakan skala magnitudo untuk mengukur kekuatan gempa hingga sekarang.
3. Arti skala MMI dan levelnya
Berikut arti skala MMI dan levelnya yang dilansir dari bmkg.go.id.
- I MMI: Getaran tidak dirasakan atau hanya dirasakan oleh beberapa orang dalam keadaan yang luar biasa.
- II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
- III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
- IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah atau di luar oleh beberapa orang. Pada level ini gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi.
- V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk. Orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, hingga bandul lonceng dapat berhenti.
- VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk hingga lari keluar. Kondisi ini menyebabkan kerusakan ringan, seperti plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak
- VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik, sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Gempa pada level ini akan terasa oleh orang yang naik kendaraan.
- VIII MMI: Getaran ini menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik, dan monumen-monumen roboh, serta air menjadi keruh.
- IX MMI: Getaran pada level ini menyebabkan kerusakan pada bangunan yang kuat, seperti rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus atau banyak yang retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya dan pipa-pipa dalam rumah putus.
- X MMI: Getaran pada level ini menyebabkan bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, serta tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
- XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, bahkan rel melengkung sekali.
- XII MMI: Getaran pada level membuat bangunan hancur. Gelombang tampak pada permukaan tanah, pemandangan menjadi gelap, bahkan benda-benda dapat terlempar ke udara.
Nah, itu dia penjelasan perbedaan skala richter, magnitudo, dan skala MMI gempa bumi. Semoga dengan adanya informasi ini, pengetahuan dan wawasan kamu akan semakin bertambah dan bermanfaat.
Baca juga:
- 7 Cara Mempersiapkan Anak Menghadapi Bencana Alam
- Ajarkan Anak Siapkan 13 Barang yang Harus Ada di Tas Siaga Bencana
- Psychological First Aid untuk Obati Trauma Anak Korban Gempa Malang