Ini 4 Perubahan Sosial Terjadi pada Anak Jelang Remaja, Yuk Pelajari!
Perbanyak waktu dan perhatian untuk anak yang mulai mengerti pahit-manisnya dunia
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak akan mengalami transisi menjelang masa remajanya, alias masa puber. Ini adalah hal yang pasti dialami setiap manusia. Perubahan kondisi ini penuh warna dan cerita, yang bukan hanya harus dipahami sang Anak, melainkan juga orangtua sangat perlu andil dalam masa-masa ini.
Pubertas adalah tanda ketika anak akan mulai memasuki usia remaja dan beranjak meninggalkan masa kanak-kanaknya. Sebagai fase transisi, anak akan mengalami berbagai perubahan baru, terutama berkaitan dengan perubahan fisik maupun emosional. Selain itu, tak bisa dipungkiri, masa pubertas merupakan masa awal di mana anak juga akan mengalami perubahan sosial.
Perubahan-perubahan tak jarang membuat anak kebingungan memposisikan dirinya. Tak ingin anak terjebak dalam masalah di kemudian hari? Berikut Popmama.com merangkum empat perubahan sosial yang seringkali terjadi pada anak jelang remaja, dilansir dari momjunction.com.
1. Mencari identitas diri
Masa pubertas bisa dibilang masa peralihan yang seringkali membuat anak bingung dengan jati dirinya. Di masa ini, anak sudah tak ingin dianggap anak kecil lagi. Tetapi di satu sisi ia belum siap untuk memasuki dunia orang dewasa.
Proses pencarian jati diri ini tentu saja membutuhkan dukungan Mama sebagai orangtua agar anak dapat segera beradaptasi dengan perubahan yang dialaminya.
2. Mempertahankan harga diri positif
Dengan perubahan barunya, anak cenderung akan mulai mencari lingkup pergaulan baru untuk meneguhkan identitasnya sebagai remaja. Di masa-masa ini anak sangat peduli dan menjaga harga dirinya agar selalu dipandang positif oleh teman-teman sebayanya. Hal ini seringkali memantik konflik di dalam internal dirinya, misalnya soal memilih mana hal yang benar dan salah. Termasuk juga keraguan akan siapa dirinya sebenarnya, yang justru akan menciptakan citra negatif bagi orang lain.
3. Risiko terlibat pergaulan negatif
Dengan datangnya berbagai perubahan dalam hidup, hal ini memantik berbagai konflik saat anak berusaha melanggar aturan demi mencapai kebebasannya. Di masa jelang remaja ini, anak akan selalu mencari sensasi dan pengalaman baru dalam hidupnya. Jika tak diawasi dengan benar, dikhawatirkan anak akan mencari pengalaman baru yang terkait dengan perilaku negatif seperti merokok, minum minuman beralkohol, penyalahgunaan narkoba serta terjebak dalam seks bebas.
Berhati-hatilah, Ma, sebab ini adalah perubahan sosial besar yang mungkin terjadi pada setiap anak dalam masa pubertasnya.
4. Munculnya perasaan tertekan dan depresi
Selain berisiko terlibat dalam perilaku negatif, anak-anak jelang remaja juga rawan mengalami depresi, mulai dari ringan hingga ke berat. Perasaan tertekan yang dialami anak tidak boleh diremehkan begitu saja. Saat anak merasa tak punya tempat bersandar, bisa jadi ia akan mulai menyakiti dirinya sendiri, bahkan mulai berani melakukan tindakan percobaan bunuh diri.
Beruntunglah jika anak Mama dalam melalui fase ini dengan baik, sehingga tidak membutuhkan bantuan ahli untuk menanganinya. Namun, jika anak mengalami depresi, hanya dukungan, perhatian, dan cinta sepenuhnya dari orang tua yang dapat membantunya keluar dari perasaan ini. Bantuan dari profesional, misalnya psikolog atau psikiater juga tak ada salahnya dilakukan agar mendapatkan penanganan yang tepat, demi kelanjutan masa depan si Anak
Memang tak selalu mudah untuk mendampingi anak menghadapi perubahan besar dalam fase hidupnya. Dengan perhatian dan kasih sayang orang tua, kemauan saling mendengar dan berbagi, orangtua dan anak dapat segera beradaptasi melalui masa ini dengan baik.
Baca Juga:
- 5 Alasan Pentingnya Literasi Media Sosial Bagi Anak Remaja
- Perkembangan Umum Anak Pra Remaja: Kapan Tumbuh Rambut Kemaluan?
- 8 Hal yang Harus Diajarkan kepada Anak Perempuan Menjelang Remaja