Anak Overexciting dan Terlalu Menggebu-gebu, Bagaimana Menghadapinya?
Antusiasme yang berlebihan terkadang bisa menimbulkan masalah besar pada kehidupan sosial anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiap manusia hidup dengan memiliki emosi yang berbeda-beda. Rasa sedih, kecewa dan juga gembira memang ada pemicunya, tetapi segala emosi yang dirasakan datangnya secara naluriah.
Merupakan hal yang sangat wajar bila anak punya antusiasme tinggi yang menimbulkan ekspresi bahagia dan kegembiraan yang membuncah. Khususnya pada anak usia TK. Mereka berlari ke sana-kemari dalam pesta, menjerit kegirangan tatkala mendapatkan hadiah dan sebagainya.
Tetapi, perilaku ini biasanya semakin berkurang saat anak menginjak usia sekolah dasar (sekitar usia 6-12 tahun). Ini dikarenakan semakin besar anak mulai belajar mengendalikan diri. Lalu, bagaiman a jika anak Mama masih belum bisa mengendalikan perasaan gembiranya atau overexciting meski ia sudah terbilang cukup besar untuk hal itu?
Mengapa Anak Mengalami Kegirangan Berlebih?
Siapa yang tak girang jika mendapatkan benda yang diimpi-impikannya atau bertemu dengan orang-orang yang membuat suasana menjadi sangat membahagiakan? Namun, anak perlu belajar mengontrol diri untuk menjaga kegembiraan mereka tetap sewajarnya.
Namun, tidak semua anak punya keterampilan pengendalian diri yang baik. Tiap pribadi pun mengembangkan keterampilan ini pada tingkat yang berbeda-beda meski berada pada usia yang sama. Jadi, perbedaan besar soal pengendalian diri ini bergantung pada bagaimana anak dilatih di tahun-tahun awal kehidupannya.
Akibat Jika Anak Tak Bisa Mengendalikan Rasa Girangnya
Sebagian anak secara alami memang punya semangat yang tinggi. Hal ini bukanlah sesuatu yang buruk kok, Ma. Mereka diliputi rasa penasaran tinggi, energik, optimis dan periang. Biasanya tipikal anak seperti ini punya banyak teman yang menyukainya.
Akan tetapi, orangtua harus tahu, kegirangan ini tampak menyenangkan hanya pada titik tertentu. Jika anak terlalu bersemangat hingga kehilangan kendali dan berlebihan, efek yang timbul malah sebaliknya. Anak yang lain mungkin berpikir mereka memalukan atau menyebalkan. Akibatnya, mereka mungkin saja meninggalkan sang Anak, mengintimidasi atau diejek karena perilakunya berbeda.
Perilaku yang Menunjukkan Anak Overexciting
Anak yang antusias memang seringkali mendapatkan perhatian lebih dari guru di sekolah. Tetapi, bisa jadi kondisinya berbeda saat ia menjadi terlalu antusias. Misalnya, anak Mama tidak mampu menahan diri untuk menunggu giliran menjawab pertanyaan. Ia terus-menerus mengangkat tangannya dan memanggil nama guru untuk memancing perhatian, walaupun saat itu sedang ada anak lain yang menjawab pertanyaan.
Beberapa perilaku yang menunjukkan anak overexciting:
- Mengambil alih percakapan,
- bicara tentang sesuatu tanpa henti,
- mengganggu orang lain dan berbicara tidak pada gilirannya,
- jadilah terlalu percaya diri dan optimis,
- jadilah tidak realistis tentang bakat dan kemampuan mereka,
- bereaksi berlebihan terhadap peristiwa yang baik dan buruk.
Ada beberapa penyebab mengapa anak menjadi overexciting. Bagi sebagian anak, itu adalah sifat alami. Tetapi, sebagian yang lain bisa diakibatkan karena ADHD. Anak dengan ADHD mengalami pergumulan dengan kemampuan mengontrol diri.
Anak dengan masalah sensorik juga memiliki kecenderungan overexciting. Mereka kewalahan akan rangsangan terhadap indera mereka dan ini bisa membuat mereka menjadi terlalu bersemangat.
Apa yang Bisa Dilakukan Orangtua?
Menghadapi anak dengan antusiasme tinggi memang terkadang melelahkan bagi orangtua. Tetapi, Mama bisa membantu anak untuk mengendalikan diri lewat beberapa cara berikut ini:
- Melihat kekurangan anak sebagai kelebihannya. Mereka punya energi dan antusiasme yang tinggi. Hal ini jika dikelola dengan baik bisa menjadi kekuatan anak.
- Perhatikan hal apa yang memantik perilaku anak dan catatlah. Setelah Mama mengetahuinya, Mama bisa membantu anak mengendalikan diri saat berada dalam situasi yang membuatnya kegirangan. Metode role-playing bisa dilakukan untuk mengasah kemampuan mengendalikan diri.
- Gunakan gestur atau 'mantra' yang disepakati bersama anak untuk mengingatkannya agar tenang.
Itu dia hal-hal yang perlu Mama ketahui seputar perilaku overexcited yang dialami anak. Jika Mama melihat adanya masalah kepribadian pada anak, jangan ragu membicarakannya dengan guru dan dokter anak agar menemukan penangangan yang tepat.
Baca juga:
- Perhatikan! Ini Perbedaan Gejala ADHD Anak Laki-laki dan Perempuan
- Anak Perempuan Mulai Tergila-gila Lawan Jenis, Mama Harus Bagaimana?
- Salurkan Energi Anak Lewat Menari, Ini Manfaatnya