Bagaimana Cara yang Tepat Mendisiplinkan Anak yang Depresi?
Anak yang depresi tetap butuh didisplinkan dengan perlakuan yang berbeda dari anak yang lain
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depresi bukan hanya dialami orang dewasa. Faktanya, jutaan anak dan remaja mengalami depresi yang terkadang tidak tertangani dengan baik sampai akhirnya menjadi parah.
Dengan kondisi depresi tersebut, mungkin mendisiplinkan anak yang mengalami depresi adalah hal yang cukup menantang bagi orangtua. Mereka membutuhkan pendekatan pendisiplinan yang berbeda.
Berikut ini Popmama.com merangkum tips mendisiplinkan anak yang depresi, dilansir dari Very Well Family:
1. Buatlah aturan yang sehat
Memang, semua anak membutuhkan aturan yang sehat. Tetapi anak dengan depresi membutuhkan aturan khusus yang mendukung gaya hidup sehatnya. Mereka mungkin ingin begadang atau justru tidur sepanjang hari, atau menghabiskan seharian bermain video game di kamar karena tidak berenergi beraktivitas di luar rumah.
Anak yang depresi mungkin mengalami masalah tidur. Jadi penting untuk menetapkan aturan tidur yang sehat.
Buat aturan rumah yang sederhana tetapi mudah diikuti, seperti kapan waktunya makan atau kapan waktunya mandi. Beri pemahaman ke anak pentingnya menjadi sehat agar hidup menjadi lebih bersemangat meski suasana hati sedang tidak baik.
2. Tetapkan jadwal harian
Anak dengan depresi mungkin kesulitan untuk mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang bermakna karena mereka mengalami penurunan semangat menjalani hidup. Ia mungkin lebih suka berada di kamarnya atau menunda pekerjaan rumahnya.
Bersama-sama dengan anak, orangtua dapat membuat jadwal harian yang terperinci. Bagi waktu untuk pekerjaan rumah, tugas harian, dan tangguang jawab lainnya. Biarkan ia yang menentukan sendiri kapan waktunya menggunakan gadget, internet, dan game setelah pekerjaannya selesai.
3. Dorong anak dengan pujian yang positif
Metode disiplin positif dinilai para ahli paling efektif untuk diterapkan pada anak dengan depresi. Puji anak dengan mengatakan hal-hal seperti, "Terimakasih ya, Nak, sudah membantu Mama membersihkan ruang tamu," atau, "Kakak pintar deh, sudah membersihkan kamar sendiri hari ini."
Pujian akan mendorong anak untuk terus melakukan yang terbaik.
4. Buat sistem hadiah
Alih-alih berfokus pada mencabut hak istimewa anak jika ia melakukan perilaku buruk, tekankan pada anak bahwa ia akan mendapat hadiah jika ia berperilaku baik. Orangtua dapat membuat bagan perilaku atau sistem token yang dapat memotivasi anak yang depresi agar lebih baik lagi.
Pilih satu atau dua hal untuk dikerjakan terlebih dahulu, seperti mandi sebelum jam 7 malam. Jika anak dapat melakukannya, biarkan dia mendapatkan token atau stiker yang bisa ditukar dengan hadiah yang lebih besar, seperti jalan-jalan ke taman. Atau, berikan hadiah kecil dan langsung jika ia melakukan kepatuhan, seperti waktu ekstra 15 menit untuk bermain di komputer.
5. Bedakan antara emosi dengan perilaku
Disiplinkan perilaku anak, bukan emosinya. Jangan memarahi anak karena marah atau menceramahi anak tentang suasana hatinya yang buruk.
Sebaliknya, katakan bahwa apapun emosi yang mereka rasakan itu baik-baik saja. Tetapi seperti apa perilaku yang mereka tampilkan untuk mengekspresikan emosi itulah hal yang penting.
Ajarkan pada anak strategi koping yang sehat sehingga anak dapat mengatasi perasaan tidak nyamannya, seperti marah, frustrasi, malu, atau sedih.
Apabila orangtua menduga anak mengalami depresi, konsultasikan kekhawatiran orangtua ini pada dokter atau profesional kesehatan mental. Depresi bisa ditangani. Tetapi jika orangtua tidak dapat mengatasinya dengan baik, depresi bisa berkembang menjadi lebih buruk.
Dokter atau profesional kesehatan mental dapat memberikan saran-saran dalam menangani dan merawat anak yang depresi untuk meningkatkan kualitas hidup anak agar lebih baik.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Cara Mengatasi Stres dan Depresi Anak di Masa Pandemi
- Harus Tahu, 5 Perbedaan Antara Sedih dan Depresi pada Remaja
- Menutupi Depresi, 8 Penyebab Smiling Depression pada Remaja