Memahami 4 Faktor Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Anak di Sekolah
Anak menampakkan sikap berbeda di sekolah? Bisa jadi hal-hal ini penyebabnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sekolah merupakan tempat dimana anak menghabiskan sebagian besar waktunya, selain di rumah. Tanpa kehadiran orangtua di sekolah, anak bisa jadi merasa mendapatkan kebebasan. Bebas mengekspresikan dirinya, bahkan merasa bebas bersikap dan menunjukkan perilaku yang selama ini 'ditahan-tahan' di depan orangtuanya.
Banyak orangtua tak menyangka saat mendapat panggilan dari guru akibat sikap anak yang tidak sepatutnya. Orangtua merasa, saat di rumah sang Anak baik-baik saja dan bersikap manis. Tetapi, mengapa saat di sekolah sikapnya berubah drastis?
Alih-alih karena pengaruh dari pergaulan atau tontonan televisi, bisa jadi faktor penyebab perubahan perilaku anak di rumah dan di sekolah ini karena faktor internal alias keluarga. Yuk, bareng Popmama.com, kita coba kenali beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku anak di sekolah.
1. Kondisi ekonomi keluarga
Tak dipungkiri, kondisi ekonomi dalam keluarga dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kondisi ekonomi keluargga. Dilansir dari livestrong.com, artikel dalam jurnal Pediatric Child Health, anak-anak yang berasal dari keluarga ekonomi kurang cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam hal berkonsentrasi, berkomunikasi, mengolah kosakata, dan melakukan kerjasama tim dalam sebuah permainan.
Kondisi ini disebabkan karena kurangnya pengawasan dari orangtua, kesalahan pola asuh, dan jumlah hormon kortisol rendah yang mempengaruhi perkembangan anak secara kognitif.
2. Perubahan kondisi dalam keluarga
Perilaku anak di sekolah seringkali dikaitkan dengan adanya perubahan kondisi dalam keluarga. Misalnya, saat orangtua memutuskan untuk bercerai. Kondisi yang tak nyaman ini umumnya akan membuat anak mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi, terutama saat ia merasa terabaikan atau kurang mendapatkan perhatian dari orangtua. Akibatnya, ia melampiaskan perasaannya saat di sekolah, pada teman-teman dan gurunya.
3. Dukungan orangtua dalam bidang akademis
Di masa perkembangannya, sejatinya anak akan selalu belajar dari apa dan siapa yang dianggap menjadi panutan baginya. Sebuah studi menunjukkan bahwa sebenarnya ada korelasi positif antara tingkat pendidikan orangtua dengan sikap dan prestasi belajar di sekolah.
Pada intinya, anak yang berhasil di sekolah biasanya memiliki orangtua yang juga mendukung mereka secara akademis. Sebaliknya, jika orangtua acuh tak acuh maka anakpun cenderung mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajarnya di sekolah.
4. Anak menjadi korban kekerasan
Menurut KidsHealth.org, anak-anak yang mengalami kekerasan, baik itu berupa kekerasan fisik, pelecehan emosional, penelantaran, kekerasan seksual dan penyalahgunaan obat terlarang di rumah, berisiko tinggi untuk terlibat dalam perilaku dan tindakan buruk di sekolah. Anak-anak dalam kondisi ini mungkin akan seringkali memiliki masalah sosialisasi, baik dengan teman sebaya maupun orang dewasa di luar keluarganya.
Nah, itulah keempat faktor penting yang sebaiknya Mama pahami berkaitan dengan perilaku anak di sekolah. Apabila Mama merasa perilaku anak sangat berbeda di rumah dan sekolah, sebaiknya segera cari tahu penyebabnya dan bicarakan hal ini dengan guru agar tidak berdampak kepada efektivitas proses belajar di sekolah.
Baca Juga:
- Aduh, Anakku Ternyata Tukang Bully! Apa yang Harus Dilakukan?
- 5 Tipe Bullying yang Harus Mama dan Anak Kenali
- Bisa Bunuh Diri! Begini Dampak Cyberbullying pada Anak