Jadi Korban Bodyshaming, Ini Cara Elegan Selena Gomez Menanggapinya

2. Diminta netizen menurunkan berat badan

Penampilan Selena yang menawan di acara tersebut ternyata tidak disambut baik oleh sebagian besar warganet. Warganet membanjiri media sosial dengan komentar mengenai bentuk tubuh Selena yang dinilai tampak lebih berisi.

Bahkan, beberapa komentar secara terang-terangan menyuruh Selena untuk menurunkan berat badannya.

3. Selena sedang dalam proses pemulihan

Bentuk tubuh Selena yang dianggap lebih berisi saat ini sebetulnya adalah bagian dari proses pemulihan penyakit yang dideritanya. Selena mengidap penyakit lupus nefretitis. 

Lupus nefretitis sendiri adalah penyakit lupus yang dapat menimbulkan komplikasi serius. Penyakit lupus merupakan salah satu penyakit autoimun di mana sistem imun tubuh seseorang tidak mampu membedakan kuman atau benda asing dengan sel-sel tubuh.

Akibatnya, sistem imun menyerang sel-sel dan jaringan tubuhnya sendiri.

Di tahun 2017, Selena menerima transplantasi ginjal dari Francia Raisa, sahabatnya, sebagai bagian dari usaha penyembuhan penyakitnya.

4. Tanggapi bodyshaming dengan santai

Menanggapi komentar miring mengenai tubuhnya, Selena tampil di Instagram Live beberapa waktu silam bersama adik perempuannya, Gracie.

Selena berkata, "Tubuhku lebih berisi sekarang karena aku menikmati diriku sendiri selama liburan." Kemudian ia menoleh ke Gracie dan bertanya, "Benar 'kan?" Gracie setuju dan mereka tertawa terbahak-bahak bersama-sama.

Di sisi lain, para penggemar Selena atau disebut dengan Selenators, memberikan dukungan kepada Selena. "Selena sebetulnya tidak perlu menjelaskan mengapa tubuhnya terlihat seperti itu," ujar seseorang. 

Sementara yang lain melihat Selena yang sebenarnya tidak nyaman dengan pembahasan mengenai tubuhnya.

"Dia pasti merasa sangat insecure jika orang melihatnya di acara dengan cara seperti itu," ujar warganet yang lain. "Dia cantik dalam bentuk apapun!"

5. Cintai dirimu sendiri

Apa yang dialami oleh Selena mungkin juga pernah terjadi pada kita. Harus diakui, komentar miring mengenai bentuk fisik kita membuat tidak nyaman, tidak percaya diri, dan tentu saja membuat kita merasa sedih. 

Bagi sebagian orang, mengomentari fisik orang lain dianggap sebagai sesuatu yang wajar, tanpa maksud tertentu. Tetapi bagi sebagian orang yang lain, terutama bagi korbannya, hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah terkait penghargaan diri. 

Jika kamu menjadi korban bodyshaming, beberapa hal ini bisa kamu lakukan:

1. Syukuri kondisi diri sendiri. Ada banyak hal dalam diri kita yang membanggakan, bukan hanya bentuk fisik kita. Entah itu prestasi, kreativitas, maupun tubuh kita yang dapat berfungsi dengan baik sehingga kita bisa produktif menjalankan keseharian dengan aktif.
2. Menyadari dan menerima kondisi fisik kita. Bertubuh kurus, berkulit gelap, tubuh berisi, berambut keriting, bukanlah sesuatu yang negatif. 
3. Jadikan sebagai motivasi. Apabila hal-hal yang dikomentari orang lain merupakan sesuatu yang bisa diperbaiki, maka lakukan sesuatu untuk memperbaikinya menjadi lebih baik lagi. Misalnya jika saat ini kamu sedang mengalami obesitas, jadikan sebagai motivasi untuk lebih rajin berolahraga dan makan makanan yang lebih sehat.
4. Ubah pola pikir. Jika kamu yakin kamu buruk, maka komentar body shaming orang lain akan menimbulkan dampak negatif pada dirimu. Begitu pula sebaliknya.
5. Hati-hati menerima pesan di media sosial. Pilihlah pesan yang positif di media sosial. Follow akun-akun yang memotivasi diri, menerima, dan mencintai diri sendiri dengan cara yang benar.

Rasa percaya diri dan motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi adalah pertahanan yang dapat membentengimu dari perilaku buruk orang lain. Dengan begitu, kata-kata orang lain yang menyudutkan tidak akan menyakiti dan membuatmu menjadi rendah diri. 

Semoga kisah dari Selena ini dapat menginspirasimu ya!

Baca juga:

• Cara Memulai Percakapan tentang Body Image dengan Anak!
• Tutup Telinga dengan Omongan Negatif, 5 Tips Bangun Body Image Positif
• Pentingnya Menanamkan Body Image yang Positif pada Anak