3 Kelompok Gangguan Kepribadian pada Remaja
Seringkali perilaku buruk anak tak terdeteksi sebagai gangguan kepribadian
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain pertumbuhan fisik, perkembangan mental anak perlu menjadi perhatian orangtua. Berbeda dengan pertumbuhan fisik yang mungkin lebih kasat mata, perkembangan mental anak seringkali tidak dapat dideteksi secara pasti sampai akhirnya anak menunjukkan perilaku yang berbeda dari anak yang lain.
Gangguan kepribadian adalah kondisi di mana perilaku, pikiran, dan pola emosi seseorang kaku dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini membuat seseorang mengalami kesulitan dalam menghadapi orang lain dan situasi yang terjadi di kesehariannya.
Remaja yang dengan gangguan kepribadian mungkin akan mengalami kesulitan dalam hal tanggungjawab dan mengembangkan hubungan yang sehat dengan orang lain.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders mengkategorikan gangguan kepribadian remaja dalam 3 kluster berdasarkan gejala dan karakteristiknya. Berikut ini Popmama.com merangkum jenis-jenis gangguan kepribadian pada remaja yang penting diketahui orangtua, dilansir dari MomJunction:
1. Kluster A: Gangguan kepribadian eksentrik
Remaja dengan gangguan kepribadian eksentrik memiliki perilaku yang tidak biasa, dan gangguan tersebut selanjutnya dibagi menjadi tiga jenis:
1. Gangguan kepribadian paranoid
Remaja dengan gangguan kepribadian paranoid mengalami kesulitan dalam mempercayai orang. Mereka percaya bahwa orang mengambil keuntungan dari mereka
Selain itu, mereka kesulitan dalam berbagi perasaan dengan orang lain, orang luar tidak dipercaya dan dipandang dengan curiga, sehingga mereka merasa situasi sehari-hari menakutkan atau mengancam dirinya.
2. Gangguan kepribadian skizoid
Remaja dengan gangguan kepribadian skizoid membuat remaja gagal untuk mengekspresikan emosi yang kuat. Mereka beranggapan bahwa hubungan dengan orang lain sebagai sumber masalah.
Ciri lain dari remaja dengan gangguan skizoid adalah mereka tidak tertarik pada hidup dan berminat terbatas dalam hubungan dekat dengan orang lain
3. Gangguan kepribadian skizotipal
Remaja yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal biasanya menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Mereka menggunakan kata atau frasa yang tidak biasa, percaya pada kemampuan mereka membaca pikiran, sering percaya takhayul, dan mengalami kecemasan dalam situasi sosial.
2. Kluster B: Gangguan kepribadian dramatis
Remaja dengan gangguan kepribadian dramatis memiliki emosi yang tidak stabil dan perilaku dramatis. Gangguan ini selanjutnya dibagi menjadi empat jenis:
1. Gangguan kepribadian antisosial
Remaja yang antisosial tampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab, berbahaya, dan agresif. Mereka cenderung tidak mematuhi aturan masyarakat, mudah berkelahi, dan tidak merasa bersalah setelah melakukan kesalahan.
Remaja dengan gangguan ini sering mengungkapkan ketidaksenangan terhadap orang lain, mementingkan diri sendiri, serta percaya dalam mencapai kesuksesan boleh dilakukan dengan cara apapun.
2. Gangguan kepribadian ambang (borderline)
Gangguan kepribadian ambang (borderline) seringkali tampak pada remaja yang tidak dapat menguasai ledakan amarahnya. Mereka mengalami perubahan suasana hati yang intens. Di satu sisi, mereka impulsif, diikuti oleh penyesalan.
Remaja dengan gangguan kepribadian borderline punya kecenderungan perilaku melukai diri sendiri, melawan, dan memiliki citra diri yang buruk.
3. Gangguan kepribadian histrionik
Adalah hal yang umum jika di usia ini remaja suka mencari perhatian. Tetapi remaja yang memiliki gangguan kepribadian histrionik berperilaku mencari perhatian secara konstan. Mereka sangat ingin menjadi pusat perhatian dan menghibur orang
Ada kecenderungan perilaku dramatis, kekanak-kanakan, mudah terpengaruh atau emosional. Hal ini terjadi karena dalam hidupnya mereka membutuhkan pengakuan dari eksternal.
4. Gangguan kepribadian narsistik
Remaja dengan kepribadian narsistik selalu merasa superior ketimbang orang lain. Hal ini sebenarnya dikarenakan harga diri mereka yang rendah, mengakibatkan kebutuhan akan perhatian untuk mengenali nilai mereka.
Remaja dengan gangguan ini bermasalah ketika orang lain tidak memperhatikan mereka
Mereka melayani diri sendiri dan mementingkan diri sendiri, serta senang engambil keuntungan dari orang lain.
3. Kluster C: Gangguan kepribadian cemas
Remaja dengan gangguan kepribadian ini mengalami ketakutan dan kecemasan. Gangguan kepribadian ini selanjutnya dibagi menjadi tiga jenis:
1. Gangguan kepribadian menghindar
Pada remaja dengan gangguan kepribadian menghindar ini mereka akan menghindari kontak sosial karena takut dihakimi atau dipermalukan. Perilaku ini didasari karena mereka yang rendah diri, takut dipermalukan, atau ditolak. Mereka pun menahan diri dari mencoba aktivitas baru karena takut malu.
2. Gangguan kepribadian dependen
Setiap orang adalah makhluk yang membutuhkan orang lain dalam hidup ini. Tetapi remaja dengan gangguan kepribadian dependen cenderung tak berdaya, tergantung, dan tidak dapat membuat keputusan secara mandiri
Mereka mengizinkan orang lain mengendalikan hidup mereka dan membuat keputusan atas diri mereka. Karenanya mereka membutuhkan kepastian yang konstan dan cenderung enerima perilaku salah orang karena takut kehilangan mereka.
Selain itu, remaja yang dependen kurangnya percaya pada kemampuan diri mereka sendiri.
3. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
Apakah anak remaja mama punya kecenderungan mencoba untuk menjaga semuanya tetap terkendali? Menetapkan standar yang tidak realistis untuk diri mereka sendiri? Khawatir tentang menjadi sempurna dan takut kesalahan? Bukan sekadar perfeksionis, remaja dengan ciri-ciri ini bisa jadi mengidap gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.
Remaja dengan gangguan ini berulangkali tidak mampu menyelesaikan tugas karena takut membuat kesalahan. Selain itu, mereka sering tidak mau mengeluarkan uang untuk diri mereka sendiri.
4. Penyebab gangguan kepribadian pada remaja
Penyebab sebenarnya dari gangguan kepribadian belumlah diketahui. Penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya faktor bawaan dari gangguan kepribadian pada seseorang, melainkan diperoleh dari faktor genetik dan lingkungan, berupa pengalaman hidup yang buruk dari waktu ke waktu.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian remaja, antara lain:
- Terkait dengan riwayat keluarga gangguan kepribadian dan penyakit mental. Misalnya, remaja dengan gangguan obsesif-kompulsif mungkin memiliki anggota keluarga dengan masalah depresi atau kecemasan
- Tidak mengenal mekanisme koping untuk situasi atau pengalaman hidup yang sulit. Misalnya, remaja yang menghadapi pelecehan atau trauma masa kanak-kanak dapat mengembangkan gangguan kepribadian borderline.
- Kurangnya pengasuhan yang positif selama masa kanak-kanak
- Perubahan struktur dan kimia otak
- Kepekaan yang berlebihan terhadap rangsangan, seperti cahaya, kebisingan, dan tekstur, dapat membuat remaja malu, cemas, atau takut
5. Apakah gangguan kepribadian bisa disembuhkan?
Gangguan kepribadian dapat terjadi pada remaja karena beberapa alasan. Meskipun begitu gangguan ini dapat dikelola dan diobati dengan cinta dan dukungan dari keluarga dan teman di sekitarnya.
Didukung oleh orang yang mereka cintai dan perasaan aman akan mengurangi stres dan kecemasan mereka. Hal ini membantu mereka mengatasi kondisinya dengan lebih baik
Carilah bantuan profesional karena penyedia layanan kesehatan telah terlatih untuk menghadapi kondisi-kondisi seperti ini. Penanganan yang baik dan tepat membantu remaja menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
Baca Juga:
- 10 Cara Mengembangkan Kepribadian Positif pada Anak
- Cari Tahu, 12 Gejala Kecemasan pada Anak yang Biasanya Tersembunyi
- Deteksi Stres dan Kecemasan Anak selama Pandemi Melalui Perilakunya