Lika-Liku Kehidupan Sosial Anak Remaja: Dijauhi Teman hingga Bullying
Apa saja sih masalah-masalah pertemanan yang kerap kali muncul dalam kehidupan anak remaja?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap fase dalam kehidupan manusia memiliki problemanya masing-masing. Di masa remaja, masa pencarian jati diri yang turut mempengaruhi kehidupan sosial seorang anak. Di masa remaja, kehadiran teman sebaya sangatlah penting dalam kehidupan anak, bahkan mungkin menjadi suatu hal yang dianggap mendefinisikan jati dirinya. "Kamu adalah cerminan lingkungan pertemananmu."
Seiring perkembangan seorang anak, hidup akan semakin kompleks. Begitu pula urusan pertemanan. Memang, pertemanan dan kehidupan sosial merupakan tantangan yang dihadapi segala umur. Tetapi di masa remaja ini, orangtua perlu mendampingi anak saat mengalami masalah pertemanan karena mereka belum memiliki kemampuan untuk merespon dan menyelesaikan masalah.
Lantas, apa saja sih masalah-masalah pertemanan yang kerap kali muncul dalam kehidupan anak remaja? Berikut Popmama.com merangkumnya, dilansir dari verywellfamily.com:
1. Membuat kelompok pertemanan atau dikucilkan teman
Dijauhi atau dikucilkan teman sebaya merupakan ketakutan yang umum dirasakan seorang anak. Di usia menjelang remaja, anak menginginkan terlibat dalam kelompok pergaulan dan jika ia tidak memiliki kelompok pertemanan, ia akan merasa kecil hati. Pada fase ini, anak akan mengalami kehilangan 1-2 teman atau merasa tidak dilibatkan oleh kelompok pertemanannya, sekalipun itu pertemanan dari kelompok yang dikenalnya sejak kecil.
2. Berurusan dengan bullying
Bullying seringkali terjadi bahkan tanpa alasan dan berawal dari sentimen negatif pribadi seorang anak kepada anak yang lain. Umumnya, bullying terjadi di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas sebagai bentuk anak menunjukkan kuasanya terhadap orang lain atau untuk menarik perhatian.
3. Penolakan sosial
Tak ada seorang pun yang senang ditolak dari lingkungan sosialnya. Menghadapi penolakan tidaklah mudah, apalagi bagi anak remaja. Terkadang kondisi ini terjadi berawal dari lingkungan sosial terdekat anak yang merasa tak lagi cocok dengan kepribadian atau minat yang dulunya sama.
Jika anak Mama mengalami ini, hadirlah sebagai sosok penyemangat. Berikan pemahaman padanya bahwa beberapa pertemanan memang tidak ditakdirkan abadi. Tunjukkan padanya orang-orang yang mau menerima dan peduli padanya, di luar mereka yang menolak kehadirannya dalam kelompok. Ajak anak untuk memperluas lingkungan pertemanannya di luar sekolah, misalnya lewat kegiatan olahraga atau ekstrakurikuler.
4. Terlibat kenakalan remaja
Sebagian anak akan mengalami perubahan perilaku di usia sekolah menengah pertama. Bukan tak mungkin di dalam lingkungan pertemanan anak ada yang mengalaminya pula. Misalnya, keterlibatan narkoba, minuman keras dan perilaku berbahaya lain.
Sebagai orangtua, tugas Mama adalah mengetahui dengan siapa anak bergaul dan sering berkomunikasi dengan orangtua lain dalam lingkungan pergaulan. Dengan cara ini, Mama dapat mengetahui jika anak mulai ikut-ikutan terlibat dan terpengaruh oleh anak lain yang bermasalah. Pastikan Mama hadir dalam kehidupannya bukan sebagai pengekang, tetapi tetap mengawasi perilaku anak dari jauh. Kembangkan komunikasi yang baik dan terbuka sehingga anak merasa nyaman mengungkapkan perasaan dan menceritakan apa yang terjadi di kehidupannya. Ia pun tak perlu sembunyi-sembunyi untuk memuaskan rasa penasaran.
5. Dimanipulasi atau dimanfaatkan
Demi bisa bergabung dalam suatu kelompok pergaulan yang diidamkan, seorang anak terkadang tanpa sadar menjadi korban manipulasi temannya. Entah itu dimanipulasi secara material seperti minta ditraktir makan, hingga dipaksa mengerjakan tugas milik temannya yang lain.
Jelaskan apa itu manipulasi dan bagaimana anak bisa tegas terhadap tindakan tersebut. Bekali anak dengan pemahaman bahwa berkata 'tidak' itu bukanlah hal yang salah dan tidak menyakiti siapapun. Juga, ajarkan anak tentang mana pertemanan yang berkualitas dan mana yang tidak.
Itu dia beberapa hal penting seputar problematika sosial yang seringkali dialami anak remaja. Jika anak mengalami masalah-masalah ini, sebagai orangtua sebaiknya Mama tidak langsung turun-tangan menyelesaikannya, tetapi dorong ia agar mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!
Baca Juga:
- Bagaimana Menentukan Tindakan Anak yang Pantas Dihukum atau Tidak?
- 5 Masalah Perilaku Anak yang Tidak Perlu Dikhawatirkan
- Jika Anak Sering Mengeluh Sakit, Ini Cara Mengetahui Bohong atau Tidak