Bagai Bom Waktu, 5 Kelompok Makanan Ini Berbahaya Dikonsumsi Anak
Makanan-makanan ini memang menggiurkan dan praktis, tapi menyimpan bahaya kesehatan di baliknya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak, terutama di masa sekolah, selalu aktif dan energik. Melihat begitu banyaknya aktivitas sang anak, tak jarang orangtua merasa khawatir si Anak bakal kelaparan karena asupan makanan tidak dapat mengimbangi kinerja otak dan tubuhnya. Maka itu, tak heran jika di usia sekolah, orangtua selalu membekali anak dengan berbagai makanan. Mulai dari nasi, mie, roti hingga camilan-camilan ringan agar anak tidak kelaparan.
Namun, karena alasan terbatasnya waktu dan kepraktisan, sebagian orangtua memilih membekali anak dengan makanan siap saji dan camilan ringan buatan pabrik. Memang, dengan makanan yang mudah dan praktis ini, anak akan menyukainya. Tetapi, dilansir dari medical-news.org, nyatanya makanan dengan rasa yang enak dan praktis ini, berdampak buruk pada kesehatan anak. Terutama jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.
Berikut Popmama.com merangkum 5 kelompok makanan populer yang sebaiknya tidak diberikan pada anak.
1. Kelompok minuman kemasan
Pop, soda, cola, dan berbagai minuman berkarbonasi adalah jenis minuman yang menyegarkan dan memiliki rasa enak. Tetapi, tahukah Anda, rata-rata minuman ini tinggi kandungan gula? Dalam 30 mL soda botolan, mengandung 60 gram gula, yang mana jumlah ini melampaui batas konsumsi gula harian anak. Jika anak terus-menerus mengonsumsinya, risiko diabetes tipe 2 dan agresi akan dihadapi anak.
Beberapa jenis minuman kemasan yang harus dikontrol konsumsinya, antara lain:
- Jus kemasan,
- minuman soda,
- minuman cola,
- minuman berenergi (sports drinks),
- minuman berkafein (susu cokelat dan kopi).
2. Kelompok makanan instan kemasan
Bagi anak-anak, makanan instan kemasan ini sangat menyenangkan untuk dikonsumsi. Mereka tertarik akan warna-warninya, bentuk dan gambar kemasan yang menarik, serta rasanya yang memanjakan lidah. Penyajiannya pun mudah dan cepat.
Namun, orangtua perlu memikirkan ulang menyajikan makanan instan kemasan ini pada anak. Kandungan sodium dan pengawet di dalamnya dapat membuat anak haus akan konsumsi garam berlebih. Selain itu, pada makanan yang warna-warni yang menyolok, sekalipun menggunakan pewarna makanan yang aman dan telah tersertifikasi, orangtua tetap saja perlu membatasinya.
Untuk makanan instan kemasan yang cenderung manis, kandungan cokelat dan gula di dalamnya melebihi batas konsumsi harian, yang dapat menyebabkan anak kelebihan berat badan, diabetes tipe 2 dan menjadi agresif.
Jenis makanan instan kemasan yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan pada anak, antara lain:
- Macaroni and cheese instan,
- granola bars atau cereal bars,
- camilan keju olahan (cracker keju, cheese cube dan cheese straws),
- pizza dan hotdog beku,
- camilan ringan dalam kemasan (keripik kentang, sereal berwarna-warni, dan sebagainya),
- kentang goreng beku siap goreng.
3. Kelompok daging siap saji
Daging dan ikan merupakan sumber protein yang diperlukan oleh tubuh anak di masa tumbuh kembangnya. Dengan alasan kepraktisan, olahan ayam, ikan dan daging pun menjadi jawaban.
Seolah-olah memenuhi kebutuhan gizi anak, nyatanya kelompok daging siap saji ini dibuat dengan menambahkan sodium yang banyak agar awet sekalipun disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Pembuatan daging burger dan daging sapi olahan pun seringkali menambahkan banyak lemak jenuh. Hal ini akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada anak di masa depan jika dikonsumsi terus-menerus.
Selain tinggi sodium, pada olahan ikan kalengan perlu diwaspadai kandungan merkuri di dalamnya. Hindari ikan kalengan berjenis albacore tuna, makarel atau ikan todak yang disinyalir tinggi akan merkuri. Konsumsi ikan yang terpapar merkuri dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf permanen pada anak.
Berikut kelompok olahan daging siap saji yang lebih baik disajikan segar dan diolah sendiri ketimbang membeli dalam kemasan:
- Ikan kalengan,
- chicken nugget, sosis dan aneka makanan beku pabrikan,
- daging sapi dan burger olahan.
4. Kelompok permen
Secara umum, kita telah familiar dengan himbauan membatasi konsumsi permen pada anak-anak. Tetapi, nyatanya masih banyak orangtua yang menganggap permen boleh diberikan sebagai bentuk reward pada anak.
Tahukah Anda, selain mengkhawatirkan kandungan gulanya yang tinggi, permen-permen yang bersalut gula warna-warni juga mengkhawatirkan dari segi pemakaian pewarnanya. Bahkan, dalam satu kemasan permen fun sized, mengandung sedikitnya 33,3 miligram pewarna. Jumlah yang cukup banyak jika masuk dalam tubuh.
Jika orangtua memang ingin memberi makanan manis untuk anak, ketimbang permen, sebaiknya sajikan buah-buahan dengan rasa manis yang menyegarkan. Misalnya: jeruk, apel, pear, anggur dan sebagainya.
Kelompok permen yang sebaiknya tidak dikonsumsi anak-anak:
- Permen berwarna-warni mencolok,
- cokelat salut gula,
- fruit rolls.
5. Kelompok kue dan es krim
Kue dan es krim, kelompok makanan ini lazim dikonsumsi anak-anak karena rasa gurih dan manisnya yang enak. Selain itu, kue seperti cookies juga sering disajikan pada anak sebagai teman minum susu dan teh.
Namun, cookies yang dijual dalam kemasan seringkali mengandung gula, lemak dan karbohidrat tinggi yang terkandung dalam tepung. Rasa manis gurihnya bikin anak ketagihan dan meminta lagi.
Hal serupa juga terjadi pada es krim. Siapapun menyukai es krim, tetapi tingginya gula dan lemak yang terkandung dalam es krim buatan pabrik, tak baik jika dikonsumsi terus-menerus.
Mama bisa menyediakan kue dan cookies versi yang lebih sehat, misalnya dengan membuatnya sendiri dari tepung gandum. Atau menyajikan buah-buahan beku sebagai pengganti es krim. Mama bisa mencoba membuat es krim sendiri, lho. Bekukan pisang, blender hingga halus dan teksturnya creamy. Anak-anak pun pasti suka.
Itulah lima kelompok makanan yang sebaiknya tidak diberikan ke anak. Sebagai orangtua, memang menyiapkan makanan homemade terasa menyita banyak waktu dan tenaga. Namun, Mama bisa kok menerapkan metode meal prep untuk meringankan beban dan tetap bisa menyajikan makanan yang sehat dan bergizi bagi seluruh keluarga.
Baca Juga:
- Ma, Ini Caranya agar Anak Mau Berhenti Konsumsi Minuman Kemasan
- Jus Kemasan Tidak Selamanya Baik, Ganti dengan Ini Yuk, Ma!
- 5 Alasan Mengapa Bayi Tak Perlu Diberi Sari Buah Dalam Kemasan