Awas! Anak-anak pun Bisa Mengidap Kolesterol Tinggi! Ini Cara Cegahnya
Nyatanya, penyakit ini bukan hanya diderita orang dewasa dan lansia saja lho, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendengar kata "kolesterol", di benak kita terbayang penyakit orang dewasa dan lansia yang dapat menimbulkan komplikasi serius jika tak segera ditangani dengan tepat. Nyatanya, kolesterol tinggi tak hanya diidap orang dewasa dan lansia. Anak-anak pun bisa mengalaminya.
Kolesterol tinggi dapat mengakibatkan penumpukan plak pada permukaan arteri yang akan mempengaruhi laju pasokan darah ke hati dan organ-organ tubuh lainnya.
Akibatnya, penderitanya dapat mengalami sakit jantung dan stroke.
Lalu, bagaimana bisa anak yang masih muda usianya mengalami kolesterol tinggi?
Berikut Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari webmd.com:
Penyebab Kolesterol Tinggi pada Anak
Tingginya tingkat kolesterol anak biasanya berkaitan dengan tiga hal berikut ini, yaitu:
- Keturunan, diturunkan secara genetik dari orangtua ke anak,
- pola makan,
- obesitas.
Namun, pada anak-anak, risiko terbesar kolesterol tinggi diturunkan dari orangtua serta pola makan yang buruk. Oleh karena itu, jika dalam keluarga memiliki riwayat penderita jantung dan memiliki kecenderungan pola makan yang sembarangan, sebaiknya waspada.
Diagnosis Kolesterol Tinggi pada Anak
Mendiagnosis tingkat kolesterol bisa dilakukan dengan mudah melalui tes darah. Dari tes darah ini akan terlihat hasil yang akurat mengenai kondisi kolesterol anak.
Tes darah ini terutama direkomendasikan pada anak yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau orangtua mengidap kolesterol tinggi. Pemeriksaan selektif lebih difokuskan pada anak dengan riwata keluarga dengan penyakit jantung prematur (usia 55 tahun atau lebih untuk pria, usia 65 tahun atau lebih untuk wanita).
Pemeriksaan juga dianjurkan untuk anak yang memiliki indeksi massa tubuh (IMT) lebih besar dari persentil ke-95 di usia 2-8 tahun, atau IMT lebih besar dari persentil ke-85 untuk anak usia 12-16 tahun.
Mereka yang memiliki faktor-faktor lain, seperti paparan asap tembakau, diabetes atau tekanan darah tinggi juga perlu mendapatkan tes kolesterol ini.
Kapankah Anak Sebaiknya Menjalani Pemeriksaan Kolesterol?
The National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) the American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemeriksaan kolesterol pertama di antara usia 9-11 tahun dan selanjutnya di usia 17-21 tahun.
Tetapi anak dengan risiko-risiko yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya mendapatkan pemeriksaan pertamanya selepas usia 2 tahun dan tidak lebih dari usia 10 tahun. Jika hasil dari tes darah puasa normal, anak bisa menjalani pemeriksaan berikutnya dalam jangka waktu 3-5 tahun mendatang.
Penanganan Anak dengan Risiko Kolesterol Tinggi
Untuk anak yang kelebihan berat badan atau obesitas dan hasil tes menunjukkan risiko kolesterol tinggi, sangat penting mengelola pola makan yang sehat serta aktif bergerak. Penting melibatkan bantuan profesional, seperti ahli gizi, untuk mengatur menu diet yang tepat tanpa mengesampingkan kelengkapan nutrisi yang pentingdi masa tumbuh kembang anak.
Untuk anak di atas usia 10 tahun dengan kolesterol tinggi yang ekstrem dan memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung di usia muda, biasanya dokter akan membantu penanganan lewat obat-obatan tertentu.
Tips Mencegah Kolesterol Tinggi pada Anak dan Seluruh Keluarga
Cara terbaik mencegah kolesterol tinggi pada anak adalah dengan diet dan program olahraga. Cara ini sebaiknya tak hanya diterapkan pada anak, melainkan seluruh anggota keluarga. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
- Konsumsi makanan yang rendah lemak, terutama jauhi makanan yang mengandung lemak trans dan lemak jenuh.
- Sajikan makanan yang bervariasi, terutama menyeimbangkannya dengan sayuran dan buah-buahan.
- Lakukan olahraga secara rutin bersama seluruh anggota keluarga, sesederhana berjalan kaki bersama 30 menit di pagi hari, aerobik atau pun berenang.
Anak-anak sebaiknya mengonsumsi lemak sejumlah 30 persen dari total kalori harian. Sementara konsumsi lemak jenuh sebaiknya tidak lebih dari 10 persen dari total kalori harian, dan lemak trans tidak disarankan untuk dikonsumsi.
Untuk anak yang tergolong dalam risiko tinggi mengidap penyakit kardiovaskular, lemak jenuh harian yang boleh dikonsumsi hanya sebatas 7 persen dari total kalori dan harus diet kolesterol sejumlah 200 mg per hari.
Semoga informasi ini menginspirasi keluarga dalam menerapkan pola hidup sehat sehari-hari demi menghindari risiko penyakit degeneratif sejak dini.
Baca juga:
- Waspada! Inilah Gejala Diabetes yang Terjadi pada Anak
- Kolesterol Tinggi dan Hubungannya dengan Pra-kehamilan
- 5 Gejala Serangan Jantung Bisa Terjadi pada Anak