Sigap Ambil Tindakan! Jika Anak Perempuan Merasa Gendut dan Jelek
Hancur hati mama ya, jika anak murung dan sedih karena kurang percaya diri dengan penampilannya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hari-hari yang tampak biasa. Mama mengantarkan anak perempuan mama ke sekolah, berpamitan kemudian sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sepulang sekolah makan siang sudah tersaji di atas meja. Wajah si Anak Gadis tampak lelah, lebih lesu dari hari-hari sebelumnya. "Makan siang dulu, ya," Mama mengambilkan piring dan menyendokkan nasi ke atasnya. "Aku nggak makan, Ma. Mulai hari ini aku nggak mau makan nasi lagi karena aku gendut dan jelek."
Pernah mengalami kejadian di atas? Atau pengalaman serupa saat sang Gadis Kecil mengeluhkan dirinya jelek karena menganggap tubuhnya gendut? Hal ini mungkin mengejutkan bagi Mama. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya? Berikut Popmama.com punya tips menghadapi situasi ini, dilansir dari health.usnews.com:
1. Carilah faktanya
Tahukah Mama, 40 hingga 60 persen anak perempuan sekolah dasar di Amerika Serikat ternyata memiliki kekhawatiran terhadap berat badan mereka. Kebanyakan merasa takut menjadi gemuk, menurut National Eating Disorders Association. Para peneliti juga menemukan bahwa kekhawatiran tentang bentuk tubuh dan berat badan bisa dialami anak, bahkan sejak ia berusia masih tiga tahun.
Sebelum bereaksi, sebaiknya carilah faktanya. Timbang berat badan anak dan hitungnya Indeks Massa Tubuh (IMT)-nya. Untuk anak di atas usia 6 tahun, dapat menggunakan rumus yang sama dengan IMT orang dewasa, yaitu:
IMT= berat badan (kg):(tinggi badan (m) x tinggi badan (m))
Setelah menghitung IMT-nya, Mama bisa mengetahui status gizi anak Mama, apakah normal atau tidak berdasarkan rentangan yang sesuai dengan standar usia. Dari sinilah Mama bisa tahu apakah anak Mama benar-benar kegemukan, normal atau justru terlalu kurus.
2. Tanyakan penyebabnya
Sebelum bertindak reaktif, Mama perlu tahu apa yang menyebabkan anak merasa dirinya gendut dan jelek. Tanyakan dengan lembut dari mana komentar itu berasal. Jika itu didorong oleh fluktuasi hormon pubertas, memberikan pemahaman tentang mencintai diri sendiri dan citra tubuh yang positif bisa dilakukan untuk membangun pikiran yang lebih baik.
Namun, jika komentar tersebut muncul dari teman-teman di sekolahnya, waspadai kemungkinan terjadinya perundungan.
3. Dengarkan keluhannya
Keluhan anak ini mungkin menjadi hal yang membuat kaget karena di usia yang sangat muda, ia sudah memiliki persepsi citra tubuh yang negatif. Sebelum melontarkan banyak pendapat dan bersikap reaktif, tahan diri ya, Ma. Dengarkan keluhannya dan apa yang dirasakannya. Biarkan anak merasa lebih baik dengan membiarkannya mengeluarkan apa yang menjadi uneg-unegnya.
Kehadiran dan kesediaan mama mendengarkan ceritanya tanpa menghakimi akan membuat anak merasa lebih dicintai dan dipedulikan di masa-masa yang rapuh ini. Tak perlu menyarankannya diet atau berolahraga di momen ini karena hal ini justru akan merusak kepercayaan dirinya yang sedang rentan-rentannya.
4. Berikan pujian yang tepat
Anak-anak juga seperti kita orang dewasa. Mereka suka mendengarkan kata-kata yang positif dan pujian dari orang lain, seperti, "Kamu sempurna apa adanya kok, Nak."
Tetapi pastikan memberikan pujian dari sudut pandang berbeda, bukan sekadar melihatnya dari penampilannya. Buatlah ia merasa percaya diri sebagai orang yang lengkap dengan kepribadian yang menarik, kecerdasan dan minat lain yang membanggakannya.
5. Orangtua sebagai panutan
Coba ingat-ingat kembali, apakah Mama sendiri sering mengeluhkan soal bentuk tubuh mama di depan si Gadis Kecil? Penelitian menemukan bahwa ibu yang memiliki kekhawatiran tentang berat badannya lebih mungkin membentuk pemikiran anak perempuannya dengan kekhawatiran yang sama. Bahkan di saat usia anak masih sangat muda.
Untuk menciptakan citra tubuh yang positif, hilangkan istilah-istilah negatif dalam memandang tubuh Mama, misalnya "Aku terlalu gemuk untuk pakaian ini" atau percakapan tentang diet, "Nanti aku jadi gemuk kalau makan makanan ini." Selain itu, hindari memberikan penilaian tentang penampilan orang lain di depan anak, misalnya "Kayaknya dia butuh menurunkan berat badan supaya lebih cantik." Sebaliknya, fokuslah pada kesehatan dan keberagaman bentuk tubuh orang lain.
Hal ini bisa jadi masalah kecil yang dapat menjadi besar jika orangtua memberikan tanggapan yang tak tepat. Memberikan tanggapan yang tepat dan bagaimana cara mama menyampaikannya sangatlah penting, karena anak menyerap dengan baik apa yang dikatakan dan dilakukan orangtuanya. Jadi, jangan sampai salah bertindak ya, Ma.
Baca juga:
- 4 Kesalahan yang Menyebabkan Anak Obesitas
- Pentingnya Menanamkan Body Image yang Positif pada Anak
- Ya! Anak Laki-Laki Juga Bisa Mendapatkan Gangguan Makan