Mama Perlu Tahu, Ini Usia Perkembangan Emosi Anak
Perlu tahu, ini usia perkembangan emosi anak, dari kecil sampai remaja
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi Mama yang sudah punya anak, Mama perlu tahu dulu nih perkembangan emosi anaknya biar nggak kaget. Perkembangan emosi anak di usia 1-5 tahun, tidak hanya tentang mengatur emosi yng dimiliknya, tapi lebih dari itu. Bisa dari cara dia menangis sampai marahnya.
Tentu ini akan berpengaruh pada perkembangannya, serta perilaku anak hingga ia dewasa nanti.
Itu sebabnya, Mama perlu kenali perkembangan emosi anak berdasarkan usianya.
Simak paparannya dari Psikolog Anak & Remaja Klinik Kancil, Dhisty Azlia Firnady, M.Psi., Psikolog, yang Popmama.com rangkum berikut ini.
1. Anak berusia 0-12 bulan komunikasi emosi dengan menggunakan tubuh
Dalam paparan Dhisty Azlia, anak yang berusia 0-12 bulan atau yang baru lahir, komunikasi emosi yang digunakan adalah dengan menggunakan tubuh.
Komunikasi lewat tubuh ini bisa dari menangis, tersenyum, bergumam, menunjuk, sampai dengan gestur.
“Nangisnya pun juga beda-beda, ada yang nangis karena lapar dan popok basah,” ungkapnya dalam acara daring ‘Emotion Coaching: ParenTiips Memahami & Merespons Emosi Remaja dengan Tepat’, Kamis (19/1/2023).
2. Anak berusia 13-36 dan 3-4 tahun bulan punya emosi yang tantrum
Menghadapi anak yang tantrum mungkin membuat Mama pusing dan hilang kesabaran. Tapi, anak yang berusia 13-36 bulan memang punya emosi yang cenderung temper tantrum.
Selan itu, anak juga punya emosi komunikasi yang otonomi, serta simbolisasi melalui bahasa seperti bermain pura-pura.
“Nangis guling-guling, berteriak kencang, dan ini memang bahasa anak belum terbentuk untuk mengutarakan emosi yang jelas,” jelasnya.
3. Anak usia 4-5 tahun memiliki simbol agresi saat marah
Emosi anak selanjutnya adalah di usia 4-5 tahun, salah satunya punya simbol agresi saat marah. Hanya saja, kemarahan anak ini tidak benar-benar sampai dilakukan. Misalnya, ‘Aku pukul ya’.
Selain itu, usia anak segini juga sudah punya emosi yang inisiatif, serta memahami apa itu konsep berbagi.
4. Anak berusia 5-6 tahun sudah punya pemahaman
Usia anak selanjutnya yakni 5-6 tahun, yang punya emosi terkait pemahaman setiap orang yang berbeda, mulai dari pikiran dan juga perasaan.
Sementara itu, anak di usia 5-6 tahun ini juga lebih komunikatif dalam mengekspresikan emosinya.
5. Anak usia 6-9 tahun sudah paham aturan
Di usia anak yang menginjak 6-9 tahun, sudah mulai paham dan patuh terhadap peraturan yang tertulis. Ini bisa terlihat pada saat anak sudah menginjak di bangku sekolah, dan sudah membaca peraturan tata tertib di sekolah.
Selain itu, anak juga mampu berargumentasi dan bernegoisasi.
6. Emosi anak di usia pra-remaja
Anak di usia pra-remaja juga mengalami yang namanya perubahan hormon. Perubahan hormon ini dapat terjadi dari wajah sampai sadar akan self image dirinya sendiri.
Kemudian, anak usia pra-remaja juga sudah mampu mengelola emosi atau frustasi lewat diskusi.
7. Emosi anak usia remaja
Usia remaja adalah usia kematangan anak, salah satunya mulai menginjak usia masa muda. Perubahan hormon pun juga bisa terjadi, mulai dari menstruasi pada anak perempuan, sampai mimpi basah bagi anak laki-laki.
Puncak kematangan otak pun juga sudah mumpuni, serta mampu mengidentifikasi krisis yang dihadapinya. Hanya saja, di usia ini anak remaja juga mengalami yang namanya kecemasan dan ingin merasa bebas.
Demikian informasi terkait emosi perkembangan anak. Semoga informasi ini bermanfaat buat Mama.
Baca Juga:
- Apakah Mama Sudah Memantau Perkembangan Anak Secara Rutin?
- 7 Aktivitas Sensorik untuk Mendorong Perkembangan Anak Autis
- Cara Menyeimbangi Teknologi dalam Mengoptimalkan Perkembangan Anak