8 Alasan Indonesia Menjadi Salah Satu Negara Penghasil Sampah Terbesar
Inilah hal yang menyebabkan Indonesia menghasilkan banyak sampah.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada banyak negara-negara yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Menurut datatopics.worldbank.org, dunia menghasilkan sekitar 2,01 miliar ton sampah padat perkotaan di setiap tahunnya.
Sebanyak 33% sampah tidak dikelola dengan baik sehingga merusak lingkungan. World Bank juga meramal jika jumlah produksi sampah akan meningkat sebanyak 70% pada tahun 2050 hingga mencapai angka 3,40 miliar.
Permasalahan sampah ini tidaklah mudah, khususnya bagi negara berkembangan seperti Indonesia. Sebab untuk mengelola sampah, dibutuhkan sistem yang tepat dengan biaya operasional yang besar.
Mengutip dari worldpopulationreview.com, berdasarkan data terbaru pada tahun 2021 menyatakan jika Indonesia termasuk sebagai 10 besar negara penyumbang sampah plastik ke laut paling banyak. Indonesia amsuk pada peringkat ke-5 dengan angka 56.333 ton pada 2021.
Indonesia sendiri cukup kesulitan dalam mengelola sampah, didukung dengan jumlah timbunan sampah yang mencapai 175.000 ton/hari atau setara dengan 64 juta ton/tahunnya.
Pola pengelolaan sampah di Indonesia dibagi sebagai berikut: diangkut dan ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (69%), dikubur (10%), dikompos dan didaur ulang (7%), dibakar (5%), dan sisanya tidak terkelola (7%) sebagaimana yang dikutip dari jurnal berjudul Implementasi Prinsip Good Environmental Governance dalam Mengelola Sampah di Indonesia tahun 2020, karya Umi Mustaghfiroha, Lailatul Khoirun Ni’mahb, dkk.
Apa ya yang menjadi alasan di balik masalah sampah di Indonesia? Simak pembahasan 8 alasan Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah terbesar di Popmama.com
1. Kurangnya kesadaran masyarakat
Meskipun pemerintah telah berkomitmen menangani sampah di Indonesia, kenyataannya, masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya membuang sampah dengan baik sesuai jenisnya.
Kurangnya kesadaran ini menimbulkan masalah besar. Meski pemerintah telah menyediakan banyak tempat sampah di berbagai titik di kota, masih dapat kita temukan sampah dibuang sembarangan, atau bahkan membuangnya ke sungai. Mencemari dan menimbulkan masalah polusi air.
Berdasarkan data riset Kementerian Kesehatan ditemukan hanya sekitar 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan. Dari sekitar 275.5 juta orang penduduk di Indonesia.
2. Kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah
Infrastruktur pengelolaan sampah membantu menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Infrastruktur yang baik dapat mencegah penumpukan sampah di jalan, termasuk mencegaha pencemaran lingkuran akibat sampah.
Infrastruktur pengelolaan sampah masih menjadi masalah besar di Indonesia. Masih banyak daerah yang belum memiliki sistem pengumpulan dan pengolahan sampah yang efisien dan ramah lingkungan.
Di Indonesia sendiri terdapat dua model teknik dalam pengelolaan sampah di Indonesia, yaitu tumpukan dan urugan. Model teknik tumpukan sederhana, hanya dengan membuang sampah ke suatu wilayah dan tidak ada tindakan selanjutnya. Sedangkan urugan melibatkan unit penyaluran air untuk buangan, pengelolaan air untuk buangan, dan pembakaran gas metan.
Meskipun begitu, model teknik urugan masih kurang optimal karena terkait dengan finansial dan kesadaran pejabat terhadap lingkungan dan masyarakat. Umumnya di negara-negara lain menggunakan prinsip pengelolaan sampah yang umum meliputi 3M (mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang), sebagaimana yang diambil dari jurnal berjudul Faktor Penyebab dan Dampak Serta Kebijakannya Terhadap Permasalahan Pencemaran Sampah oleh Monalisa Rahman tahun 2021.
3. Populasi Indonesia yang besar
Penyebab lainnya mengapa Indonesia sulit mengatasi masalah pengelolaan sampah adalah karena populasi penduduknya yang besar. Sampai dengan tahun 2024 ini, Indonesia memiliki sebanyak 279 juta lebih penduduk sebagaimana yang dilansir dari goodstats.id. Menjadikan Indonesia sebagai negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbesar.
Mengutip dari databoks.katadata.co.id, melihat jumlah penduduknya, secara rata-rata Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 250 kilogram (kg) per kapita per tahun.
4. Daur ulang sampah di Indonesia masih minim
Seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya, pengelolaan sampah di Indonesia masih tergolong kurang maksimal, yaitu dengan teknik tumpukan dan urungan. Untuk teknik daur ulang sendiri masih sangat minim.
Melansir dari kaltim.idntimes.com, Lembaga Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan persentase daur ulang sampah plastik di Indonesia masih minim, yaitu berada di angka 7 persen saja. Daur ulang plastik ini didominasi oleh kemasan plastik bening atau disebut PET (polyethylene terephthalate) dengan persentase mencapai 75 persen.
Namun untuk sampah jenis lainnya seperti kaca, atau besi belum mencapai persentase daur ulang yang tinggi.
5. Terbatasnya sumber daya
Dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang baik tentunya dibutuhkan sumber daya yang mendukung. Sayangnya, Indonesia menghadapi keterbatasan sumber daya dalam hal anggaran dan personel yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah sampah ini dengan efektif di seluruh negeri.
Mengutip dari citarumharum.jabarprov.go.id, sumber daya dan keuangan menjadi dua faktor penting dalam penanganan sampah. Dibutuhkan tenaga kerja, infrastruktur, peralatan, dan pendanaan yang memadai untuk menjalankan program penanganan sampah yang efektif.
6. Penggunaan sampah plastik masih tinggi
Di samping rendahnya pengelolaan dan penanganan sampah, Indonesia sendiri memiliki angka penggunaan sampah khususnya plastik yang sangat tinggi.
Berdasarkan data dari Making Oceans Plastic Free (2017), ditemukan rata-rata terdapat 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahunnya.
Jika kita menghitung rata-rata berat badan seseorang di angka 60 kg, maka berat sampah kantong plastik Indonesia per tahunnya di Indonesia sama dengan berat badan dari 21.315.000 orang. Dari data yang sama juga dikatakan jika sampah kantong plastik menyumbang setidaknya 40 persen dari keseluruhan limbah plastik di Indonesia. Setiap tahunnya, sebanyak 511.560 ton kantong plastik yang digunakan masyarakat Indonesia berakhir ke lautan.
7. kondisi TPA yang belum mumpuni
Sampah-sampah yang menumpuk di depan rumah setelah diangkut petugas sampah akan di bawa ke sebuah tempat besar dimana sampah-sampah tersebut akan dikelola. Nah, tempat inilah yang biasa kita kenal dengan istilah Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
TPA merupakan tempat akhir yang digunakan untuk mengumpulkan sampah dari kota atau wilayah tertentu agar sampah dapat diisolasi secara aman dan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar.
Melansir dari httpsunair.ac.id, Indonesia memiliki TPA yang berjalan sesuai fungsi, mengurangi timbulan-rimbulan sampah yang berserakan di jalanan. Sebagian besar kota di Indonesia memiliki TPA yang dapat menampung limbah padat yang dihasilkan oleh rumah tangga, perkantoran, pasar, dan lain sebagainya.
Sayangnya, pengolahan sampah di TPA masih jauh dari kata maksimal. Hanya 10% dari total sampah masuk ke TPA yang dapat didaur ulang. Ini menyebabkan kondisi TPA menjadi overload dengan datangnya sampah ber ton-ton setiap bulannya.
Kondisi TPA ini membawa ancaman seperti potensi pencemaran lingkungan yang besar, misalnya pencemaran tanah akibat air lindi yang diikuti oleh tercemarnya sumber air hingga pencemaran udara yang mengurangi kualitas lingkungan sekitar.
8. Kurangnya solusi dari pemerintah
Terakhir, penyebab lainnya Indonesia menjadi negara penghasil sampah besar adalah kurangnya solusi pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan pemerintah.
Pemerintah perlu ikut ambil bagian dalam menegakkan peraturan tegas terkait pengelolaan sampah. Seperti membuat peraturan-peraturan yang membuat masyarakat lebih disiplin dan termotivasi untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
Di sisi lain, pemerintah juga dapat memanfaatkan perkembangan teknologi daur ulang sampah yang efektif. Bukan hanya untuk mengurangi jumlahnya, tetapi juga teknologi yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan limbah baru.
Itulah pembahasan 8 alasan mengapa Indonesia menjadi negara penghasil sampah. Meskipun kecil ada banyak lho hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi masalah sampah di negara kita ini. Seperti membuang sampah pada tempatnya dan membatasi pemakaian plastik.
Baca juga:
- Komnas PA Soroti Tingginya Angka Kekerasan Anak di Lingkungan Keluarga
- Cara Mengajarkan Anak Sustainable Living untuk Kebaikan Lingkungan
- Contoh Perilaku Manusia yang Berdampak pada Perubahan Lingkungan