Waspada! 5 Modus Penculikan Anak yang Sering Digunakan
Ada modus baru yang wajib Mama tahu
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak dapat dipungkiri, orangtua tidak bisa setiap saat menemani anak selama 24 jam. Sekolah adalah tempat mereka untuk menghabiskan waktunya bagi anak-anak usia sekolah.
Terkadang perundungan dan kekerasan, bahkan penculikan anak di sekolah pun menjadi hal yang sering ditakutkan para orangtua. Maraknya penculikan saat ini dan semakin banyak modus yang digunakan membuat para orangtua harus sedini mungkin mengajarkan anak untuk selalu waspada.
Nah, ini Ma 5 cara yang paling sering digunakan dalam penculikan anak
1. Modus “Boleh saya masuk?”
Penculik biasanya menggunakan modus meminta izin untuk masuk ke dalam rumah. Tipu daya itu sering digunakan saat anak sedang sendiri dan biasanya penculik sudah mengintai kegiatan anak dari jauh-jauh hari.
Perlu diwaspadai nih Ma, saat meninggalkan si Anak sendiri di rumah, usahakan untuk menyuruhnya mengunci pintu dari dalam atau beritahu dia apa saja yang harus dilakukan jika ada orang asing yang mengetuk pintu rumah dan meminta izin masuk.
Biasanya, penculik akan berpura-pura menjadi tukang service telepon, AC, TV, ledeng, listrik atau apapun yang membuatnya sebisa mungkin tidak dicurigai.
2. Minta tolong
Memang benar, mengajarkan anak untuk menolong sesama adalah hal yang harus dilakukan orangtua.
Namun, waspadai juga Ma, penculik biasanya menggunakan modus itu karena kenyataannya anak-anak akan penasaran dan ingin membantu. Meski yang meminta tolong adalah orang yang tidak dikenal. Anak-anak akan rawan menjadi korban penculikan.
Bahkan sekarang, modus penculikan “minta tolong” sudah dimodifikasi sehingga meminimalkan kecurigaan.
Seperti menolong anak kecil yang terluka karena tertabrak dan kenyataannya penculik telah berkomplot dengan anak kecil korban tabrak itu. Rasa simpati anak akan dimanfaatkan dan jadi peluang besar bagi penculik.
3. Menggunakan rayuan
Penculik akan merayu anak dengan membujuknya masuk mobil, rumah kosong, dan tempat lainnya yang sepi. Atau mengajaknya mengobrol sambil mengiming-imingi sesuatu yang menarik perhatian anak, seperti game di gadget, mengajak melihat anak kucing dan kelinci.
Biasanya penculik akan melakukan modus tersebut saat anak sedang sendirian di tempat umum, seperti di mal, di pintu gerbang luar sekolah. Perlu diketahui ya Ma, kepolosan si Anak akan jadi bumerang sehingga mereka bisa cepat luluh dengan bujukan orang asing.
4. Memberikan hadiah
Anak-anak mana yang tidak tertarik jika diberi hadiah. Apalagi benda-benda yang sangat mereka sukai. Penculik mencari kesempatan itu untuk membujuk si Anak agar mau ikut dengannya.
Biasanya mereka akan memberikan cokelat, permen, es krim, robot, boneka, atau lainnya. Jika anak mudah diiming-imingi, Mama perlu waspada dengan itu.
Modus baru! Akting mengaku jadi keluarga dan menuduh orangtua korban sebagai penculik
Pernah di tempat umum atau kendaraan umum, Mama dan si Anak diajak mengobrol oleh orang asing? Memang, prilaku ramah terhadap setiap orang adalah perbuatan baik. Tapi perlu waspada ya, Ma jika mereka sudah menanyakan informasi detail soal pribadi si Anak dan Mama.
Pasalnya, beberapa waktu belakangan ini terjadi kasus penculikan anak yang bermodus si penculik berpura-pura mengaku jadi orangtua dan orangtua asli malah dituduh jadi penculiknya.
Biasanya penculik yang telah cukup mendapatkan informasi lengkap dari Mama atau si Anak seperti nama lengkap, tanggal lahir, usia, hobi, hingga keterangan lainnya akan melancarkan aksinya itu.
Pelaku akan berusaha sebisa mungkin memberi bantuan pada orangtua untuk menjaga si Anak. Jika kesempatan itu tidak ada, mereka akan mengambil paksa dan berpura-pura mejadi korban yang berjuang menghindari penculikan dari orangtua kandung anak tersebut.
Informasi yang pelaku dapatkan jadi kartu emasnya untuk menipu orang-orang di sekitar. Jangan sampai lengah, ya Ma!
Sebagai orangtua pasti menginginkan dan berdoa untuk keselamatan si Anak di mana pun mereka berada. Apalagi waktu bersama mereka yang terbilang tidak bisa orangtua pantau terus menerus.
Jika sudah begitu, kekhawatiran orangtua hanya bisa dikurangi dengan memberikan edukasi untuk si Anak bagaimana cara melindungi diri dari kasus penculikan.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat bagi Mama.