15 Cara Mendidik Anak Menurut Ajaran Islam
Sesuai dengan anjuran Alquran dan ajaran Nabi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada beragam teknik pengasuhan orangtua untuk mendidik anak-anak yang dapat diterapkan. Salah satunya yang telah diterangkan dalam ajaran agama Islam.
Jika Mama dan Papa seorang muslim, cara mendidik menurut pedoman dalam Alquran dan ajaran Nabi Muhammad SAW ini bisa menjadi pilihan yang tepat.
Dengan menerapkan cara mendidik anak sesuai Islam, diharapkan si Kecil dapat memiliki akhlak atau pribadi yang baik sehingga siap bersaing di masa depan.
Dalam mendidik anak ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
Berikut Popmama.com jelaskan secara lengkap mengenai cara mendidik anak menurut Islam.
1. Memperdengarkan Alquran secara rutin
Cara mendidik anak baiknya dimulai sejak si Kecil berada di dalam kandungan. Salah satu caranya, yaitu dengan memperdengarkan lantunan ayat suci Alquran.
Memperbanyak mengaji saat kehamilan hingga buah hati lahir dapat membawa ketenangan dan keberkahan, Ma. Selain itu, memperdengarkan Alquran akan membuat anak terbiasa dengan firman Allah SWT.
Apalagi, dalam diri anak masih suci atau bersih sehingga lebih mudah menyerap ajaran-ajaran baik. Bahkan, jika anak telah mulai berbicara dan rutin diajarkan mengaji, ia dapat menjadi penghafal Alquran (hafiz).
2. Mengajarkan dasar-dasar agama Islam
Mengajarkan dasar-dasar agama Islam kepada anak merupakan kewajiban setiap orangtua. Pendidikan ini akan menumbuhkan iman pada diri anak sehingga dapat tumbuh menjadi pribadi yang memegang teguh ajaran Islam dalam kehidupannya.
Kitab Al-Amali dari Imam Al-Baqir dan Imam ash Shadiq, menjelaskan tahap-tahap awal mengenalkan anak pada Allah SWT.
Diterangkan bahwa, saat anak berusia 3 tahun, ajarkan kalimat Tauhid "Laila Ha Illallah" sebanyak 7 kali. Kemudian, ketika anak menginjak usia 3 tahun 7 bulan, ajarkanlah kalimat "Muhammadar Rasulullah".
Dalam sebuah hadits disebutkan, "Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat Lailaha-illaallah. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya Lailaha-illallah, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya." (H.R Ibnu Abbas)
3. Mengajarkan salat dan berikan contoh nyata
Dalam agama Islam, salat merupakan tiang agama sehingga disebut juga sebagai pondasi utama untuk menjalankan kehidupan. Jadi, hukumnya adalah wajib bagi orangtua mengajarkan salat.
Mulai dari usia balita, dengan mengajarkan cara berwudu dan salat secara runtut. Meskipun urutan gerakannya mungkin saja masih salah.
Teruslah berikan contoh yang baik secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika wudu dan salat. Secara perlahan, anak-anak akan terus mengikuti dan terbentuklah kebiasaan wudu dan salat yang benar.
Hal ini karena usia anak-anak adalah masa emas. Di mana ia mampu menyerap seluruh pembelajaran yang diberikan orangtua dan menerapkannya dengan baik.
Mengajarkan salat pada anak telah diterangkan dalam sebuah hadist yang artinya, "Suruhlah anak-anakmu salat ketika berumur tujuh tahun, pukulah mereka jika meninggalkannya setelah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidurnya." (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
4. Mengajarkan tauhid pada anak
Kewajiban orangtua yang perlu diajarkan pada anak-anak, yaitu mengajarkan tauhid. Tauhid atau mengenalkan Allah SWT perlu dilakukan sejak dini, Ma.
Menanamkan tauhid dalam diri anak ini bertujuan untuk membentuk pribadi yang berakhlak baik sehingga dapat tumbuh menjadi manusia bermoral. Jadi, terhindar dari perilaku buruk.
Sebenarnya, tauhid telah diajarkan sejak anak dilahirkan. Melalui adzan yang dikumandangkan pada telinga anak oleh Papa atau kakeknya.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist, "Dari Abu Dawud dan Tirmidzi Aku telah melihat Rasulullah SAW mengazankan Al-Hasan bin Ali pada telinganya saat dilahirkan oleh Fatimah dengan azan seperti azan salat". (HR. Tirmidzi).
Adapun contoh urutan pembelajaran tauhid seorang anak, yaitu ajarkan terlebih dahulu kepada anak siapa itu Allah SWT. Jelaskan bahwa Allah adalah sang pencipta, hanya Allah pemberi rizki, dan Allah yang mengatur alam semesta.
Kemudian, ajarkan asma wa sifat, di mana Allah adalah zat paling sempurna, paling baik, Allah maha pemaaf, Allah akan marah jika manusia berbuat dosa, atau hal buruk lainnya.
Ajarkan jug tauhid uluhiyyah, beri tahu pada anak bahwa manusia hanya diperbolehkan meminta sesuatu kepada Allah. Janganlah meminta kepada sesuatu yang tidak bisa melakukan apapun, dan semisalnya.
5. Mengajarkan puasa
Puasa merupakan salah satu rukun Islam sehingga wajib diajarkan oleh para orangtua. Mama dan Papa dapat memulai dengan menjelaskan pengertian puasa.
Di mana puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari rasa haus, lapar, dan hawa nafsu lainnya dari terbit hingga terbenamnya matahari.
Orangtua dapat mengajarkan puasa saat anak berusia 6 tahun. Si Kecil dapat memulai puasanya dengan latihan, yaitu berpuasa setengah hari.
Jadi, anak dapat berbuka atau membatalkan puasanya sewaktu adzan dzuhur. Kemudian, melanjutkan puasa lagi hingga adzan maghrib berkumandang.
Dalam keluarga Indonesia, cara belajar puasa seperti ini umum diterapkan pada anak-anak. Hasilnya pun cukup baik, cara ini memberikan gambaran mengenai puasa pada anak.
Dengan belajar berpuasa sejak dini, anak-anak akan terbiasa dan mampu menjalankan puasa secara penuh saat bulan Ramadan.
Selain berlatih puasa, jelaskan anak mengenai keutamaan puasa beserta dalilnya. Beri tahu juga manfaat dalam Islam dan dari segi kesehatan, Ma.
6. Memberi nama panggilan yang baik
Terkadang, para orangtua atau keluarga tidak sadar telah memberikan nama panggilan yang kurang baik bagi anaknya. Mungkin, memang hanya sebagai guyonan saja, tetapi sebaiknya hal ini dihindari.
Agama Islam mengajarkan untuk memberi nama panggilan yang baik pada anak. Pemberian nama merupakan doa untuk si Kecil. Dengan nama panggilan yang baik, doa yang diberikan pun akan baik pula.
Selain itu, memberi nama panggilan yang baik juga menjadi bentuk penghormatan orangtua pada anak. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadist, "Hormatilah anak-anakmu dan perhatikanlah pendidikan mereka karena anak-anakmu sekalian adalah karunia Allah kepadamu" (HR Ibnu Majah).
7. Membacakan kisah nabi sebagai suri tauladan
Ada beragam kisah nabi, rasul, maupun sahabatnya yang bisa orangtua ceritakan pada anak-anak. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan memberi contoh atau suri tauladan yang baik bagi si Kecil.
Membacakan kisah-kisah penuh ajaran kebaikan ini juga dapat membentuk buah hati menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. Selain itu, anak pun akan menerapkan nilai-nilai baik sesuai syariat Islam dalam kehidupannya.
8. Membiasakan untuk ucapan salam
Mengajarkan anak untuk mengucap salam menjadi salah satu cara mendidik dalam agama Islam yang perlu orangtua perhatikan. Salam merupakan bentuk doa kepada orang lain.
Kata Assalamualaikum yang biasa diucapkan sebagai salam ini memiliki arti, "Semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa."
Biasakanlah untuk mengucapkan salam saat bertemu dan bertamu pada orang lain. Memberikan salam ini juga sebagai bentuk sopan santun, Ma.
Selain mengucap salam, ajarkanlah si Kecil untuk menjawab salam. Hal ini karena menjawab salam adalah kewajiban.
Dengan kata Waalaikumsalam. Jawaban salam juga berarti mendoakan karena berarti, "Dan semoga keselamatan terlimpah juga kepadamu/kalian."
9. Membiasakan diri bersikap sederhana
Membiasakan anak untuk bersikap sederhana dalam kehidupan merupakan salah satu penerapan dari tauladan Rasulullah SAW.
Meskipun Rasulullah SAW memiliki kekuasaan untuk memimpin umat muslim, tetapi beliau tidak pernah mengandalkan kekuasaan tersebut untuk mengambil keuntungan pribadi. Ketika lapar, beliau pun lebih memilih untuk menahannya, bukan meminta dilayani.
Ajarkan anak-anak bersikap sederhana seperti Rasulullah SAW ketika memiliki kekuasaan atau keistimewaan di mata orang lain. Dengan tidak memanfaatkan kekuasaan atau keistimewaan untuk melakukan hal-hal yang buruk dan dzolim.
Selain itu, Mama dan Papa dapat mengajarkan untuk hidup sederhana seperti Rasulullah SAW. Misalnya, dengan menggunakan pakaian yang sederhana dan tidak perlu dengan kain panjang terjuntai yang menampakkan kesombongan.
10. Memerhatikan pergaulan si Kecil
Penting bagi setiap orangtua untuk memerhatikan pergaulan anak-anaknya. Pastikan si Kecil berada pada lingkup pertemanan yang positif.
Rasulullah SAW bersabda bahwa, "Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api."
Apabila anak-anak berteman dengan orang yang baik, maka hubungan pertemanan dan perilakunya pun akan ikut baik pula, Ma.
11. Mempererat hubungan Mama dan buah hati
Seorang Mama merupakan orang yang perlu dimuliakan oleh anak-anaknya. Hal ini karena surga anak berada di bawah telapak kaki Mama atau ibunya. Jadi, diperlukan jalinan atau hubungan baik antara Mama dan anaknya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mempererat hubungan Mama dan Si Kecil. Misalnya, dengan membentuk bonding melalui belajar, bermain, atau beribadah bersama.
Selain itu, janganlah pernah berniat memisahkan hubungan Mama dengan buah hatinya. Hal ini dijelaskan oleh Abu Ayyub, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barang siapa memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, niscaya Allah akan memisahkan antara dia dan orang-orang yang dicintainya pada hari kiamat."
12. Mengajarkan sedekah dan berbagi pada sesama
Agama Islam mengajarkan untuk menjalin hubungan baik antara umat manusia. Dengan memberikan kasih sayang dan saling memberi atau bersedekah.
Sedekah merupakan hal wajib untuk dilakukan karena setiap harta yang dimiliki manusia, terdapat hak orang lain di dalamnya. Jadi, perlu dikeluarkan dalam bentuk sedekah pada orang yang tidak mampu.
Bersedekah perlu diajarkan oleh orangtua sejak dini agar anak terbiasa melakukannya hingga dewasa. Sedekah atau berbagi pada sesama dapat dilakukan dalam bentuk ilmu, barang-barang, atau uang.
Hal yang paling penting dari sedekah, yaitu ikhlas. Dengan niat yang ikhlas dan tulus, sedekah pun akan bernilai pahala oleh Allah SWT. Keberkahan juga akan didapatkan, Ma.
13. Mengajarkan adab-adab yang baik
Selanjutnya, cara mendidik anak dalam agama Islam yang perlu Mama dan Papa terapkan dalam pengasuhan, yaitu mengajarkan adab-adab kebaikan.
Adab-adab yang baik ini meliputi perilaku atau sopan santun anak terhadap orang lain. Orangtua dapat mengajarkan anak untuk menghormati sesama, selalu bersikap jujur, murah hati, dan adil.
Selain itu, ajarkan juga si Kecil untuk menjaga kebersihan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist, "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan (termasuk kebersihan dan kerapihan)." (HR. Muslim no. 91).
14. Memberitahukan perbedaan anak perempuan dengan laki-laki
Penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak mengenai perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, memisahkan kamar Mama dan Papa dengan anak. Terutama jika memiliki adik atau kakak berbeda jenis kelamin.
Jelaskan pula beberapa perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada anak sehingga anak mengetahui batasan. Cara ini juga dapat mengajarkan anak untuk mengendalikan hawa nafsu.
15. Mendoakan anak dengan tulus
Kekuatan doa orangtua pada anak-anak tidak dapat disepelekan, Ma. Maka, mendoakan si Kecil dengan tulus menjadi hal penting dalam cara mendidik anak sesuai ajaran Islam.
Doa juga termasuk dalam bentuk kasih sayang yang dicurahkan Mama dan Papa pada anak.
Seperti yang tertuang dalam Alquran surah Al-Furqon ayat 74 yang artinya, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa."
Itulah 15 cara mendidik anak menurut Islam yang sesuai dengan Alquran maupun ajaran Nabi. Semoga dapat bermanfaat dan bisa diterapkan oleh Mama dan Papa di rumah, ya.
Baca Juga:
- Jangan Salah, Ma! Ini 9 Cara Mendidik Anak Laki Laki Menurut Islam
- Eksklusif: Cara Nina Zatulini Ajarkan Pendidikan Agama Islam ke Anak Sejak Kecil
- Mengajarkan 5 Rukun Islam dan Penjelasannya pada Anak