Kisah Nabi Adam, Manusia Pertama di Bumi yang Diciptakan Allah SWT
Dari kisah Nabi Adam ini, anak dapat belajar awal mula kehidupan di bumi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kisah nabi dan rasul selalu berhasil menarik perhatian. Melalui cerita-ceritanya, kita dapat memiliki gambaran tentang betapa baik dan mulianya sosok nabi tersebut sehingga patut dijadikan sebagai panutan.
Mempelajari kisah nabi dan rasul ini bisa menambah ilmu pengetahuan. Selain itu, juga dapat memberikan pelajaran tersendiri yang diambil dari kisah-kisahnya. Jadi, bermanfaat bagi kehidupan.
Sebaiknya, kisah nabi dan rasul dikenalkan para orangtua sejak masa anak-anak.
Hal ini karena anak membutuhkan metode belajar yang menyenangkan. Misalnya, dari bercerita tentang kisah nabi dan rasul melalui buku bergambar atau ilustrasi menarik.
Salah satu cerita yang bisa dibagikan, yaitu kisah Nabi Adam AS, manusia pertama ciptaan Allah SWT. Beserta awal mula munculnya kehidupan di muka bumi.
Berikut Popmama.com rangkum kisah Nabi Adam dari buku “Kisah 25 Nabi dan Rasul” yang disusun oleh Muflihun Hasan dan berbagai sumber lainnya.
Kumpulan Kisah Nabi Adam
1. Allah SWT telah menciptakan bumi, malaikat, dan iblis
Jauh sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah SWT telah lebih dahulu menciptakan langit, bumi, dan seluruh isinya. Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran surah Hud ayat 7, Allah SWT menciptkan langit dan bumi dalam waktu 6 masa, 1 hari atau 1 masa di sisi Allah sama dengan 1000 tahun menurut hitungan manusia.
Allah SWT adalah Sang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jadi, apabila Dia menghendaki untuk menciptakan sesuatu, Dia hanya perlu berfirman, “KUN” (jadilah), maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya.
Tidak hanya menciptakan langit, bumi, dan isinya, Allah SWT menciptakan malaikat. Malaikat dibuat dari Nur atau cahaya sebagai makhluk yang selalu taat kepada Allah SWT. Malaikat memiliki akal, tetapi tidak dianugerahi nafsu sehingga tidak makan, tidak minum, tidak bersyahwat, tidak pernah berdosa, dan tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Selain malaikat, Allah SWT juga menciptakan jin atau iblis yang terbuat dari api. Berbeda dengan malaikat, jin atau iblis ini memiliki jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terdapat jin yang patuh terhadap Allah SWT, ada pula jin yang membangkang sehingga disebut sebagai iblis atau setan.
Iblis merupakan nenek moyang setan. Baik iblis maupun keturunannya, mereka sangat ingkar pada Allah SWT. Bahkan, tugasnya selalu menggoda manusia untuk berada dalam jalan yang sesat dan buruk. Hingga akhirnya, manusia yang sama berdosanya itu masuk ke neraka bersama mereka.
2. Nabi Adam diciptakan sebagai pengatur bumi
Setelah menciptakan bumi beserta isinya, lalu malaikat, dan juga iblis. Allah SWT kembali menciptakan makhluk lain, ialah manusia dari tanah liat dan lumpur hitam.
Sebelumnya, malaikat sempat bertanya pada Allah SWT dan berkata kurang setuju, “Mengapa Engkau akan menciptakan manusia yang hanya akan berbuat kerusakan di muka bumi, mereka akan saling bermusuhan, dan saling menumpahkan darah (membunuh) antar sesamanya. Bukankah kamu senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu?”.
Allah SWT pun berfirman, “Sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (Qs. Al-Baqarah: 30).
Kemudian, Allah SWT menghembuskan ruh kepadanya sehingga dapat hidup seperti manusia saat ini. Manusia pertama tersebut bernama Nabi Adam. Allah SWT sengaja menciptakan Nabi Adam untuk menjadi pengatur atau pengelola di bumi.
Selain itu, Allah SWT juga menganugrahkan akal dan nafsu, serta dibekali dengan ilmu dan hikmah. Hal ini membuat manusia memiliki kelebihan dibandingkan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya.
3. Para malaikat dan iblis diperintahkan bersujud pada Nabi Adam
Usai menciptakan Nabi Adam, Allah SWT pun memerintahkan para malaikat, jin, dan iblis untuk bersujud kepadanya. Sebagai bentuk rasa hormat kepada Nabi Adam. Malaikat yang taat langsung mematuhi perintah Allah SWT dan bersujud di hadapan Nabi Adam.
Namun, iblis menolaknya dengan membangkang kepada perintah Allah SWT sehingga tidak mau bersujud pada Nabi Adam karena merasa sombong dan menganggap dirinya lah yang paling baik.
Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 34, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
Ketika mendengarnya, Allah SWT murka. Lalu, mengutuk hingga mengeluarkan iblis dari surga. Iblis yang rela diusir tersebut pun memohon kepada Allah SWT untuk dibiarkan hidup dengan umur panjang hingga hari kiamat tiba.
Masih dalam sifatnya yang jahat, iblis kemudian bertekad dan bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam beserta keturunannya agar berbuat dosa pada Allah SWT.
4. Dahulu, Nabi Adam tinggal di surga
Dalam hadits riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Nabi Adam memiliki tinggi hingga 60 hasta dengan rambut yang lebat. “Sesungguhnya, Allah telah menciptakan Adam dalam bentuk seorang laki-laki yang tubuhnya sangat tinggi dan rambutnya sangat lebat. Tubuhnya seperti buah kurma yang menjulang sangat tinggi.”
Sebagai makhluk yang diciptakan lebih sempurna dari malaikat dan iblis, Nabi Adam diberkahi dengan akal, nafsu, ilmu, dan hikmah. Allah SWT juga mengajarkan nama-nama benda yang dilihatnya ketika hidup di surga.
Hal ini dijelaskan dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 31 yang artinya, “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!"”
Kemudian, Adam menyebutkan nama-nama benda yang dimaksud sehingga malaikat pun kagum seraya memberi hormat padanya.
Surga, tempat tinggal Nabi Adam ini terasa sangat indah, damai, dan nyaman untuk dihuni. Segala kebutuhannya juga terpenuhi dengan baik. Namun, ada satu hal yang membuat Nabi Adam merasa kurang. Nabi Adam kesepian karena tidak memilikin teman. Padahal, semua makhluk di surga saling berpasangan.
5. Allah SWT menciptakan Hawa sebagai teman hidup Nabi Adam
Sebagai Sang Maha Tahu atas segala sesuatu, termasuk perasaan dalam hati makhluk-Nya. Allah SWT pun menciptakan manusia kembali sebagai teman dan pasangan untuk Nabi Adam.
Ketika Nabi Adam tertidur, Allah SWT menciptakan manusia lain berjenis kelamin perempuan bernama Hawa, dari tulang rusuk Nabi Adam. Saat terbangun, Nabi Adam pun terkejut akan kehadiran Hawa dan merasa senang ketika mengetahui bahwa Hawa datang sebagai teman hidupnya.
Dalam Alquran Surah An-Nisa ayat 1, Allah SWT berfirman yang artinya, “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
Kemudian, Allah SWT persilakan Nabi Adam dan Hawa tinggal di surga untuk menikmati semua nikmat-Nya. Hanya saja, Allah SWT melarang Nabi Adam dan Hawa untuk mendekati salah satu pohon di dalam surga.
6. Nabi Adam dan Hawa terbuai bujukan iblis
Allah SWT menjelaskan dalam Alquran Surah Al-Araf ayat 19 yang artinya, “Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”
Pohon yang dimaksud adalah pohon buah khuldi. Namun, Nabi Adam dan Hawa tidak bisa menepati janjinya pada Allah SWT sehingga melanggar perintah dengan memakan buah khuldi.
Hal ini karena adanya bujukan dan rayuan dari iblis. Saat iblis yang terusir kembali masuk ke surga, iblis berusaha keras menyesatkan Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi.
Meski usahanya meyakinkan Nabi Adam dan Hawa berulang kali ditolak, iblis tidak tinggak diam. Iblis kembali membisikkan tipu muslihatnya kepada Nabi Adam dan Hawa. Hingga akhirnya memetik dan memakan buah khuldi.
Peristiwa tersebut diterangkan dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 36 yang artinya, “Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan."”
Usai memakan buah khuldi, Adam dan Hawa menyesal dan seluruh auratnya terbuka. Keduanya kebingungan dan berjalan kesana-kemari sekaligus berusaha menutup aurat mereka dengan dedaunan surga.
7. Nabi Adam, Hawa, dan iblis turun ke bumi
Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
Meski Nabi Adam dan Hawa telah berusaha memohon ampunan dan Allah SWT memaafkan serta menerima tobatnya, tetapi keputusan untuk keluar dari surga tidak dapat dihindari. Allah SWT tetap mengeluarkan Nabi Adam dan Hawa dari surga yang penuh dengan kenikmatan.
Hal ini sesuai dengan kehendakNya yang menciptakan manusia sebagai pengatur atau pengelola di bumi. Iblis pun kembali terusir dari surga dan harus hidup di bumi meski pada alam yang berbeda dengan manusia.
Di bumi inilah, manusia hidup, mati, dan dibangkitkan oleh Allah SWT. Selain itu, di bumi juga lah iblis akan terus merayu dan menggoda untuk membawa manusia ke dalam keburukan.
Sebagaimana sumpah iblis dalam Alquran Surah Al-Araf ayat 16–17 yang artinya, “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
Namun, jika manusia senantiasa mengikuti petunjuk dari Allah SWT dan berada dalam jalan yang lurus, yaitu ajaran agama, niscaya akan selamat dari tipu daya iblis. Seperti firman-Nya dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 38–39 yang artinya:
“Kami berfirman, "Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”
8. Setelah berhasil bertemu, kehidupan di bumi pun dimulai
Akhirnya, Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke muka bumi dalam keadaan terpisah. Keduanya berpencar dan saling mencari dalam waktu yang sangat lama. Belum lagi, banyak rintangan yang dilalui karena pada saat itu keadaan bumi cukup menyeramkan dan tidak ada manusia.
Digambarkan bahwa keadaan bumi terdiri dari gunung-gunung yang menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan, sungai-sungai besar maupun kecil membentang, hutan belantara lebat, semak-semak membelukar, dan binatang buas berkeliaran. Selain itu, terdapat tantangan lain, berupa angin, badai, petir, hujan, panas matahari, gempa, topan, dan gejala alam lainnya.
Meski dipenuhi hambatan, Allah SWT telah menganugrahkan Nabi Adam dan Hawa akal sehat untuk mengatasi kesulitan hidupnya di dunia. Setelah bertahun-tahun lamanya, keduanya pun dipertemukan oleh Allah SWT di Jabal Rahmah, sebuah bukit yang kerap disebut gunung. Tepatnya, di dekat Padang Arafah.
Peristiwa bertemunya kembali antara Nabi Adam dan Hawa kemudian diperingati setiap tahunya oleh umat Islam seluruh dunia. Dengan cara wukuf di Padang Arafah bagi yang menjalankan ibadah haji dan puasa di hari Arafah bagi yang tidak menunaikan ibadah haji.
Setelah itu, Nabi Adam bersama Hawa memulai kehidupan baru di muka bumi dan menjalani peran sebagai cikal bakal manusia. Diceritakan bahwa keduanya hidup di goa yang besar dan lebar sebagai tempat perlindungan.
Adanya akal yang diberikan Allah SWT membuat Nabi Adam dan Hawa mulai mampu mengelola alam di sekitar. Hingga seiring berjalannya waktu, mereka juga dikaruniai anak. Setiap Hawa melahirkan, anaknya selalu kembar, yaitu laki-laki dan perempuan.
Pada tahun pertama, anak laki-laki tersebut diberi nama Qabil. Sementara anak perempuan bernama Iqlima. Di tahun berikutnya, Nabi Adam dan Hawa kembali dikaruniai anak kembar. Dengan nama Habil dan Labuda.
Baik Nabi Adam dan Hawa, mereka bekerjasama dalam membesarkan anak-anak kembarnya. Keduanya nemberikan kasih sayang serta pendidikan yang adil, tanpa dibeda-bedakan.
Dengan harapan, anak-anaknya ini bisa memiliki keturunan lain secara luas untuk mengisi dan memakmurkan bumi Allah SWT.
Itulah cerita singkat mengenai kisah Nabi Adam AS. Semoga Mama dan Papa yang menceritakan kisah ini pada anak-anak bisa mengambil hikmahnya. Selain itu, juga meningkatkan keimanan kita pada Allah SWT.
Baca juga:
- Mengajarkan Perbedaan Nabi dan Rasul pada Anak
- 25 Nama Nabi dan Rasul yang Harus Dihafal Anak dalam Agama Islam
- Kisah Nabi Ibrahim sebagai Sejarah Islam Hari Raya Idul Adha