5 Tips Hadapi Anak yang Jadi Korban Body Shaming
Jangan fokus pada penampilan saja, ajari anak bahwa sifat-sifat baik itu lebih penting
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak yang memasuki usia remaja, bukan tidak mungkin menjadi korban body shaming lho, Ma. Anak bisa saja dilabeli dengan sebutan gendut, kurus, hitam, atau pendek oleh orang di lingkungan sekitarnya.
Jenis bully yang mengomentari keadaan fisik secara negatif mungkin saja cukup menyakitkan dan membuat anak tidak percaya diri. Sebagai orangtua, sudah sebaiknya Mama mendampingi si Kecil untuk menghadapi situasi tersebut.
Lalu, bagaimana sih cara yang tepat dalam menghadapi anak yang menjadi korban body shaming? Berikut tips dari Popmama.com yang dilansir dari laman verywellfamily.
1. Hati-hati dalam bertutur kata
Sebaiknya, Mama berhati-hati dalam bertutur kata dan hindari mengatakan hal-hal seperti, "Mama kok terlihat sangat gemuk ya, kalau pakai baju ini," atau "Mama tidak makan ini karena nanti gemuk." Hal ini karena buah hati akan mendengarkan dan belajar dari Mama.
Sebuah studi Common Sense Media pun menemukan bahwa anak-anak usia 5 – 8 tahun yang berpikir bahwa orangtua mereka tidak bahagia dengan tubuh mereka, lebih cenderung tidak puas dengan keadaan tubuh mereka sendiri.
Untuk itu, tunjukkan kepercayaan diri pada tubuh dan juga tentang diri sendiri agar anak juga dapat meniru hal positif yang dilakukan Mama, ya.
2. Cobalah untuk tidak fokus pada penampilan saja
Hindari berbicara tentang penampilan dan tubuh orang lain ya, Ma. Apalagi menyebutkan kekurangan fisiknya. Cobalah untuk fokus pada hal-hal yang lebih penting tentang seseorang.
Misalnya, seberapa baik atau murah hati atau apakah orang tersebut memiliki perilaku yang baik atau kerja keras.
Cara berpikir seperti ini secara tidak langsung akan membuat anak lebih fokus pada sifat-sifat baik dalam diri sehingga mereka pun akan percaya diri.
3. Terapkan pola hidup sehat
Tubuh yang ideal dimulai dari pola hidup yang sehat. Untuk itu, biasakan anak dan anggota keluarga di rumah untuk mengonsumsi makanan bergizi seimban dan rutin berolahraga.
Olahraga yang dilakukan pun tidak perlu berat atau sulit, lho. Mama bisa menghabiskan waktu keluarga untuk melakukan hal-hal aktif, seperti bermain di luar, mengendarai sepeda, atau pergi ke taman.
Selain itu, biarkan juga anak-anak membantu dalam memilih buah dan sayuran sehat saat berbelanja bahan makanan. Biasakan untuk membaca label nutrisi bersama sehingga anak-anak terbiasa memilih makan sehat, Ma.
4. Berikan pujian dengan tulus
Tidak ada salahnya mengatakan pada putri atau putra Mama bahwa dia cantik atau tampan. Namun, akan sangat membantu jika Mama untuk memperluas jangkauan pujiannya.
Misalnya, dengan memuji mereka karena sifat karakter yang mengagumkan, prestasi dan keunikan mereka. Hal ini akan membantu anak-anak mengetahui bahwa ada lebih banyak hal yang lebih penting daripada penampilan mereka.
Beri tahu juga pada mereka bahwa setiap orang memiliki perbedaanya masing-masing. Ada yang besar, kecil, pendek, tinggi, tua dan muda. Penting bagi anak-anak untuk mengetahui bagaimana penampilan seseorang, bukanlah sesuatu yang memalukan.
5. Ajari anak untuk menerima
Beri tahu pada anak-anak bahwa setiap orang memiliki cerita. Ajari mereka untuk menerima orang yang mungkin terlihat berbeda dari mereka.
Selain itu, beri pengertian juga pada anak-anak bahwa menjadi berbeda tidaklah buruk dan itu tetap baik.
Bantu anak memahami bahwa nilai diri mereka dan nilai orang lain bisa lebih dari yang dapat mereka pahami sehingga penerimaan sangatlah penting.
Hal ini juga dapat mengajarkan anak cara menjadi orang baik, Ma.
Itulah 5 tips yang dapat Mama terapkan jika si buah hati menjadi korban body shaming. Jangan pernah lelah untuk mengajari anak tentang percaya diri dan menerima segala kekurangan fisiknya ya, Ma.
Baca juga:
- Panduan Pencegahan Covid-19 saat Kegiatan Sekolah Kembali Normal
- Bikin Suasana Sahur Bareng Si Kecil Jadi Seru dengan Lakukan 5 Hal Ini
- Waspada! Ketahui Potensi Risiko Terinfeksi Virus Corona pada Anak-Anak