10 Puisi Singkat Tentang Alam yang Indah dan Menginspirasi
Bisa menjadi referensi saat ingin membuat puisi
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa indah, kaya akan makna, dan biasanya terikat oleh irama, rima, dan ritme tertentu.
Puisi seringkali menggunakan kata-kata yang padat dan ekspresif untuk menyampaikan emosi, gagasan, atau gambaran dengan cara yang unik salah satunya puisi tentang alam.
Berikut Popmama.com merangkum 10 puisi singkat tentang alam yang dapat menjadi inspirasi.
1. Puisi "Gunung"
Dikutip dari buku Antologi Puisi Semesta Harapan, penerbit Guepedia (2022).
Gunung, kau amat indah
Hijaumu segarkan mataku
Di pedalaman sangat asri dan sejuk
Gunung
Kau segarkan mata pagi hariku
Di malam hari, kau menakutkan
Hewan buasmu, amat menyeramkan
Tapi jika kau gundulkan
Tak hijau bumi ini
Jika kau tidak muncul
Lusuh sekali dunia ini
Jika kau tiada
Tiada lagi air mineral
Namun kau sangat menyusahkan
Bila gempa menimpa
Mungkinkah terjadi letusan
Gunung
Kau dikenal menyeramkan
Tanpamu, apa daya dunia ini
Hijaukanlah dunia ini!
2. "Syair Alam"
Dikutip dari buku Antologi Puisi Goresan Pena Cinta, penerbit Adab (2020).
Wahai pencipta alam
Kekagumanku tak pernah padam
Dari siang hingga malam
Tatapan mataku tak bisa terpejam
Melihat semua goresan tangan
Nyata adanya,
Indah rasanya
Lukisan yang seolah bernyawa
Izinkan kami
Untuk menggapai mimpi
Bersama naluri
Menikmati rangkaian alam ini
3. "Hutan yang Indah"
Air dangkal kujalani
Tubuh yang basah mulai kukeringkan
Akar-akar pohon memakan air dan hujan telah tiada
Kemarau menyambut
Untuk keseimbangan alam
Merdunya burung-burung bernyanyi
Hari baru sebagai tandanya
Aku terpana akan buaian ini
Hanya milikku saja
Sejenak aku menutup mata
Sejenak membentangkan tanganku
Bahagia kurasakan, sejuk, dan bahagia
4. "Lestari Alam, Lestari Jiwaku"
Dikutip dari Antologi Puisi: Syair Hati, penerbit Guepedia (2021).
Bising kota tak pernah tahu gemulai tanaman padi di pelosok negeri
Menghijau di kala muda, silau emas di kala panen
Kicau merdu sang pencuri kecil, tak pernah lelah menarik sebatang padi
Tiada palang kereta atau lampu lalu lintas di sini
Yang berjejer hanya pohon-pohon rindang tak bertuan
Gemuruh aliran sungai mengundang bermain di tengah terik mentari membakar kulit
Tiada sawah yang kosong
Dipenuhi armada penjaga, kaleng musik pengusir pencuri padi kecil
Jika lelah dengan segalanya
Datang saja kemari, alam ciptaan Tuhan
Pejamkan mata di rumah sawah tak berdinding
Dielus angin yang berhembus
Terjaga oleh alam yang lestari, menenangkan jiwa yang berisik
5. "Kemana Perginya Alam Lestari"
Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biru
Kiri kanan sawah, tengahnya sungai
Di antara gunung matahari terbit malu-malu
Namun sekarang kemana?
Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan
Kini tanahku berwarna abu
Lama kucari tanah becekku
Tapi kenapa sekarang tak nampak?
Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan
Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh
Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu
Mengapa bisa begitu?
Sering banjir, sering longsor
Di barat ada asap bikin marah tetangga
Padahal dahulu tidak begitu
Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu
Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih
Menanggung pilu sambil tertatih
Anak-anaknya nakal semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera
6. "Gunung"
Puisi berjudul Gunung yang dikutip dari buku Antologi Pusi: Pendar Desaku, penerbit Omara Pustaka (2019).
Gunung yang tinggi
Menjulang hingga ke awan
Gunung kau berwarna hijau
Jika dipandang membuatku senang
Gunung tempat banyak hewan
Ia berteduh di dalamnya
Jika tiada bergunung
Hewan-hewan tak bisa berteduh
Melihat gunung
Indah di pedesaan
Selalu ingin bertemu dengan teman lama
Gunung tetaplah hijau dan indah
7. Keindahan Alam di Pagi Hari
Ku buka mata
Cahaya pagi menembus kaca jendela
Semerbak mawar merah dan putih merekah
Ku buka jendela
Ku hirup udara nan segar
Melihat kabut tebal yang masih menyelimuti bumi
Setetes embun membasahi daun
Kicauan indah terdengar di telinga
Angin menembus halus menembus kulit
Ku lihat awan seputih melati
Dan langit sebiru lautan samudra
Kini ku siap menghadapi hari yang baru dan indahnya bumi
8. Laut yang Membentang
Ombak datang dan pergi,
Menghempas karang tanpa henti,
Di bawahnya, kehidupan tak terhingga,
Menyimpan cerita yang tak terungkap.
Laut biru yang tak terjamah,
Menyimpan rahasia alam yang dalam,
Setiap tetes airnya adalah kisah,
Tentang perjalanan waktu yang abadi.
9. "Dari Bentangan Langit"
Dari bentangan langit yang semuIa
Kemarau itu datang kepadamu
Tumbuh perlahan
Berhembus amat panjang
Menyapu lautan
Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan!
Mengekal tanah berbongkahan! Datang kepadamu
Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang senantiasa diam dari tangan-Nya.
Dari tangan yang dingin dan tak menyapa yang senyap.
Yang tak menoleh barang sekejap.
10. "Sempurnanya Ciptaan Ilahi"
Oleh: Aniek Rizka
Pagi itu langit begitu cerah
Namun panas mentari tak menyakiti
Napasku membuncah
Tak sabar, di mana kakiku akan berhenti?
Di tanah yang dingin pohon-pohon menjulang
Udara dingin, namun tak berangin
Terus menanjak, terus menyusuri tebing
Ransel membebani, tenggorokan kering
Hutannya seram,
Tebingnya curam,
Jalannya suram,
Asa lebam.
Setapak berkelok dan menanjak tak berujung
Burung dan hewan penghuni hutan berdendang
Ini terlalu jauh!
Badan penuh peluh, mulut penuh keluh.
"Sedikit lagi", "Sebentar lagi", terhadap diri kukuhkan hati
"Itu dia!" bahagia memekik, buah kesabaran bersemi
Surgakah ini? Mata yang tak tau diri segera mengimani
Air terjun Lalay, sungguhnya kami tak akan lalai
Indah yang tersembunyi, begitu sempurnanya ciptaan llahi.
Sungguh aku tak ingin pergi.
Demikian 10 puisi singkat tentang alam yang indah dan menginspirasi. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- 5 Puisi Cinta Karya WS Rendra yang Penuh Makna dan Menyentuh
- 20 Puisi Tentang Pahlawan untuk Anak SD
- 10 Puisi Pendek Anak SD Cocok untuk Bahan Belajar di Rumah