7 Cara Menerapkan Diet untuk Anak Obesitas
Mengembalikan tubuh anak menjadi ideal dengan cara yang sehat
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Dikutip dari UNICEF Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 terdapat satu dari tiga orang dewasa, satu dari lima anak berusia 5-12 tahun, dan satu dari tujuh remaja berusia 13-18 tahun di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Fenomena ini tidak hanya berpengaruh pada penampilan fisik anak, tetapi juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan psikologis.
Oleh karena itu, sangat penting untuk membantu anak yang mengalami obesitas agar dapat kembali ke berat badan yang ideal.
Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan menerapkan diet yang seimbang dan sehat.
Berikut Popmama.com membahas mengenai cara menetapkan diet untuk anak obesitas yang dapat membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih sehat.
1. Konsultasi dengan ahli gizi
Sebelum memulai diet, sangat penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter anak.
Dengan bantuan tenaga profesional dapat membantu merancang rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak, termasuk kalori, vitamin, dan mineral yang diperlukan.
Ahli gizi akan melakukan penilaian terhadap kondisi kesehatan anak secara keseluruhan dan mempertimbangkan faktor seperti usia, tinggi badan, dan tingkat aktivitas.
Dengan mendapatkan panduan dari profesional, orangtua dapat memastikan bahwa diet yang diterapkan aman, efektif, dan dapat mendukung pertumbuhan serta perkembangan yang optimal bagi anak.
2. Fokus pada makanan sehat
Gantilah makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi dengan pilihan yang lebih sehat untuk anak.
Makanan yang seimbang harus mencakup berbagai macam buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.
Makanan ini tidak hanya lebih bergizi tetapi juga memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga membantu anak menghindari kebiasaan ngemil yang tidak sehat.
Ajak anak untuk mengeksplorasi berbagai resep sehat yang melibatkan bahan-bahan segar dan alami.
Dengan membuat makanan sehat menjadi menyenangkan dan menarik, anak lebih cenderung menikmati dan menghargai kebiasaan makan yang baru ini.
3. Batasi asupan gula dan makanan olahan
Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, seperti soda, permen, dan makanan cepat saji, sangat penting dalam diet anak obesitas.
Gula tambahan dapat menyebabkan lonjakan energi yang diikuti dengan penurunan yang tajam, membuat anak merasa lelah dan lapar lebih cepat.
Sebagai alternatif, tawarkan camilan sehat yang bergizi, seperti buah segar, yogurt rendah lemak, atau sayuran yang dipotong dengan hummus.
Dengan membiasakan anak untuk memilih makanan alami dan bergizi, mereka akan belajar untuk lebih menyukai rasa makanan sehat dan membangun kebiasaan makan yang lebih baik di masa depan.
4. Ajarkan anak mengonsumsi makanan dengan porsi yang tepat
Mengajarkan anak tentang ukuran porsi yang sehat sangat penting untuk menghindari kebiasaan makan berlebihan.
Mama dapat menggunakan piring yang lebih kecil untuk membantu anak memahami seberapa banyak makanan yang seharusnya mereka konsumsi.
Selain itu, penting untuk mendorong anak untuk memperhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang mereka.
Ajarkan mereka untuk berhenti makan ketika sudah merasa kenyang, meskipun masih ada makanan di piring.
Dengan pemahaman yang baik tentang porsi dan respon terhadap sinyal tubuh, anak akan lebih mampu mengelola asupan makanan mereka dengan lebih baik kedepannya.
5. Jadwalkan waktu makan yang teratur
Membuat jadwal waktu makan yang teratur dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang baik.
Usahakan untuk memiliki waktu makan yang sama setiap hari, sehingga anak tahu kapan harus makan.
Hindari kebiasaan ngemil diantara waktu makan, kecuali jika menyediakan camilan sehat.
Selama waktu makan, buat suasana yang menyenangkan dan komunikatif agar anak merasa nyaman.
Selain itu, pastikan bahwa keluarga dapat berkumpul untuk makan bersama, karena hal ini dapat memperkuat ikatan keluarga dan memberikan kesempatan bagi anak untuk berbagi pengalaman dan belajar tentang makanan sehat.
6. Libatkan anak dalam memilih makanan
Mengajak anak terlibat dalam perencanaan dan pembelian makanan dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan sehat.
Biarkan anak memilih sayuran dan buah-buahan yang mereka suka saat berbelanja di supermarket atau pasar.
Mama juga bisa melibatkan mereka dalam memasak, dengan memberikan tugas yang sesuai dengan usia mereka, seperti mencuci sayuran atau mengaduk adonan.
Dengan cara ini, anak akan merasa lebih berinvestasi dalam makanan yang mereka konsumsi, dan kemungkinan besar mereka akan lebih tertarik untuk mencoba makanan sehat yang telah mereka pilih sendiri.
7. Libatkan anak dalam aktivitas fisik yang menyenangkan
Selain menerapkan diet sehat, meningkatkan aktivitas fisik anak juga sangat penting.
Ajak anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka nikmati, seperti bersepeda, berenang, atau bermain di taman.
Cobalah untuk membuat aktivitas fisik menjadi menyenangkan dan bukan sebuah tugas, sehingga anak merasa termotivasi untuk bergerak.
Dengan rutin beraktivitas, anak tidak hanya membakar kalori, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental dan fisik mereka secara keseluruhan.
Nah, itu tadi cara menerapkan diet untuk anak obesitas.
Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 20 Lagu tentang Kesehatan Mental Indonesia, Cocok untuk Self-Healing
- Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024: Sejarah, Tema, dan Pesan Pentingnya
- 7 Manfaat Rebusan Air Daun Sirih untuk Kesehatan Kewanitaan