Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih yang terdiri dari narasumber dan pewawancara.
Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan, sedangkan narasumber adalah orang yang menjawab pertanyaan yang diajukan.
Hasil dari wawancara dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti tulisan, audio, visual, maupun audio-visual.
Nah, kira-kira bagaimana cara menulis laporan hasil wawancara?
Yuk, simak pembahasannya di Popmama.com.
Menulis Laporan Hasil Wawancara
Laporan hasil merupakan ringkasan dari hasil tanya jawab antara narasumber dan pewawancara.
Tujuan dari penulisan hasil laporan ini adalah agar memudahkan pewawancara untuk memahami apa inti dari wawancara tersebut.
Laporan ini sangat penting untuk menyampaikan informasi yang kredibel bagi pembaca.
Berikut merupakan poin-poin penting untuk menulis laporan hasil wawancara yang baik.
1. Tentukan tujuan wawancara
Sebelum mulai menulis laporan, penting untuk mengingat tujuan utama dari wawancara tersebut.
Apakah wawancara dilakukan untuk penelitian, artikel berita, atau tugas sekolah.
Mengetahui tujuan akan membantu kamu menyusun laporan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pembaca.
2. Gunakan struktur yang jelas
Laporan wawancara harus memiliki struktur yang teratur agar mudah dipahami.
Struktur umum yang dapat digunakan meliputi:
- Pendahuluan: Jelaskan latar belakang wawancara, termasuk siapa yang diwawancarai, tujuan wawancara, dan topik yang dibahas.
- Isi/Pembahasan: Sampaikan hasil wawancara dalam bentuk narasi atau transkrip yang telah disaring dan di edit untuk menyampaikan poin-poin utama.
- Kesimpulan: Simpulkan wawancara dengan merangkum temuan penting atau kesan yang diperoleh dari percakapan tersebut.
3. Sertakan detail wawancara
Detail seperti waktu, tempat, dan durasi wawancara bisa membantu memberikan konteks.
Informasi ini penting untuk menunjukkan profesionalitas dan memberi gambaran yang lebih jelas kepada pembaca mengenai situasi saat wawancara dilakukan.
Dengan menyertakan detail yang relevan, laporan menjadi lebih hidup dan kredibel.
4. Gunakan kutipan langsung dan tidak langsung
Kamu dapat menggunakan kombinasi kutipan langsung dan tidak langsung dari narasumber.
Kutipan langsung memperkuat otentisitas wawancara, sementara kutipan tidak langsung memungkinkan kamu menyusun informasi dengan lebih ringkas.
Pastikan untuk tetap mempertahankan esensi jawaban narasumber.
5. Analisis dan interpretasi
Jika diperlukan, sertakan analisis atau interpretasi dari jawaban narasumber.
Misalnya, kamu bisa menambahkan pendapat atau perbandingan dengan wawancara lain, data penelitian, atau teori yang relevan.
Hal ini membantu memberikan sudut pandang lebih dalam mengenai topik yang dibahas.
6. Jaga objektivitas
Objektivitas sangat penting dalam menulis laporan wawancara, terutama jika laporan tersebut bertujuan untuk menyampaikan informasi secara netral.
Hindari menyisipkan opini pribadi atau memperkuat pandangan yang hanya didasarkan pada asumsi sendiri.
Sebaliknya, sampaikan pernyataan narasumber sebagaimana adanya, dan jika diperlukan, biarkan analisis atau interpretasi berbicara berdasarkan data yang relevan.
7. Edit dan revisi
Sebelum menyelesaikan laporan, pastikan untuk mengedit dan merevisi tulisan.
Periksa kesalahan tata bahasa, ejaan, serta pastikan informasi yang disampaikan akurat dan sesuai dengan hasil wawancara.
Revisi ini penting untuk memastikan laporan kamu jelas dan profesional.
Dengan mengetahui cara menulis laporan hasil wawancara yang baik akan membuat pembaca lebih mudah memahami hasil wawancara tersebut.
Baca juga:
- 10 Karakter Anak yang Suka Warna Hijau
- Akibat Perang, 12 Juta Anak di Timur Tengah Tidak Bisa Bersekolah
- Pendidikan Lokal Berbasis Global, Jadi Peluang Seluruh Anak Indonesia