Kapan ya, Waktu yang Tepat untuk Anak Tidur di Kamar Sendiri?
Cari tahu kapan waktu tepat melatih anak tidur di kamar sendiri
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidur bersama anak sejak ia lahir alias co-sleeping memang membuat segalanya lebih mudah. Mama nggak perlu khawatir saat ia ketakutan karena mimpi buruk. Anak juga senang bisa tidur kelonan dengan Mama setiap malam. Saat ia ingin ke kamar mandi, Mama bisa segera membantunya.
Plus, tentu saja, tidur bersama berarti hemat listrik karena AC atau kipas angin tidak perlu menyala bersama-sama sepanjang malam. Intinya, tidur bersama anak dalam satu kamar membuat Mama bebas dari rasa khawatir yang tidak perlu!
Masalahnya, sampai kapan hal ini bisa dilakukan?
Apalagi, seiring pertambahan usia si Anak, ia juga mulai butuh ruang pribadi. Sulit membayangkan kamar Mama dipenuhi juga dengan barang-barang anak, sementara jumlah barang Mama dan Papa juga tak kalah banyak.
Belum lagi tubuh anak semakin tinggi. Polahnya saat tidur kerap membuat Mama bingung harus tidur di sisi mana. Plus, kapan dong Papa Mama punya waktu berduaan jika sepanjang hari, termasuk saat tidur, selalu bersama anak-anak?
Waktu Tepat Si Kecil Tidur Sendiri
Para psikolog mempunyai pendapat berbeda terkait kapan waktu tepat untuk anak tidur sendiri. Faktor budaya juga turut berperan dalam menentukan soal ini.
Mama tentu pernah mendengar bagaimana orang tua di Eropa dan Amerika sudah “membiasakan” anak tidur di kamar terpisah sejak bayi. Sebaliknya, membuat anak tidur terpisah sejak kecil tidak lazim dilakukan di sebagian besar negara Asia, termasuk Indonesia.
Faktor berikutnya adalah pola pengasuhan yang Mama terapkan di rumah. Bagi banyak keluarga, tidak masalah melatih anak tidur sendiri di kamarnya, dan membiarkan mereka mendatangi orang tua di pagi hari untuk sekadar berpelukan atau kruntelan bersama.
Sementara, jika Mama menganut Attachment Parenting, membiarkan anak tidur bersama hingga usia sekolah dasar boleh jadi hal yang wajar. Namun, cepat atau lambat, anak harus pindah ke kamarnya sendiri.
Beberapa tanda yang bisa Mama amati untuk mengetahui kapan si Anak siap tidur sendiri adalah:
- Sudah lulus toilet training dan tidak mengompol. Ia bisa bangun sendiri jika terasa ingin buang air kecil saat tengah malam.
- Anak bisa tidur sendiri tanpa harus ditunggui sampai terlelap. Membiasakan ritual sebelum tidur jelas boleh, seperti membaca buku cerita. Namun, Mama tidak perlu lagi menunggui si Anak lelap tertidur karena begitu ia tahu ia mengantuk, ia akan tertidur sendiri.
- Anak sudah bisa mengurus dirinya sendiri dengan cukup baik. Misalnya, mandi, berpakaian, tidur, dan makan minum.
- Anak mulai mampu mengatasi masalahnya sendiri, termasuk menenangkan diri. Ada kalanya ia tidur dan terganggu oleh mimpi buruk atau suara aneh. Jika ia bisa mengatasi kecemasan atas hal-hal tersebut, tanpa dibantu Mama, berarti sudah waktunya si Anak tidur sendiri.
Melihat tanda-tanda di atas, Mama bisa menyimpulkan bahwa waktu tepat anak tidur sendiri adalah ketika ia mulai bersekolah, sekitar 5-7 tahun. Namun, patokan usia ini tidak mutlak ya, Ma. Bisa bergantung pada karakter anak, pola pengasuhan di rumah, dan kesiapan anak sendiri.
Agar Anak Mau Tidur Sendiri
Hal terpenting adalah Mama jangan memaksa anak untuk menyuruhnya tidur sendiri. Lakukan secara perlahan agar ia tidak merasa “disisihkan”. Alih-alih, Mama bisa mendorong anak untuk mau tidur sendiri dengan menjelaskan keuntungan apa saja yang akan ia nikmati.
Untuk itu, Mama bisa melakukan hal ini.
1. Menyiapkan kamar tidur anak
Ajak anak terlibat dalam menyiapkan kamar tidurnya. Mulai dari memindahkan barang-barang miliknya, mengatur penataan kamar tidur, hingga memilih dekorasi untuk kamar tidur barunya.
Tidak harus serba baru kok, Ma. Pakai saja perabotan yang ada di rumah, tetapi tambahkan beberapa furnitur khusus untuk menaruh barang anak. Misalnya, menyiapkan lemari pakaian dan meja belajar. Jadi, anak juga bersemangat untuk segera tidur di kamar barunya.
2. Memuji setiap keberhasilan kecil yang ia raih
Malam pertama tidur sendiri, mungkin anak bersemangat tapi tampak ragu. Ujungnya, ia malah tidur lagi bersama Mama. Jangan patahkan semangatnya, Ma. Katakan pada anak bahwa tidak masalah hari ini ia belum berani. Masih ada esok malam untuk mencoba lagi.
Ketika ia berhasil tidur semalaman di kamar, walau masih ditunggui oleh Mama atau Papa, puji keberhasilannya. Hal ini akan membantu anak meningkatkan rasa percaya diri bahwa ia mampu lho tidur sendiri!
3. Menerapkan ritual sebelum tidur
Sebetulnya ritual sebelum tidur ini pasti sudah Mama lakukan pada anak sejak ia kecil. Namun, membiasakan lagi ritual menjelang tidur di kamar baru tentu membuatnya sedikit berbeda.
Mungkin biasanya Mama lebih banyak meladeni dan membantu anak, mulai dari ganti pakaian tidur, ke kamar mandi untuk buang air kecil dan sikat gigi, hingga menemani sampai terlelap.
Kali ini, berikan kesempatan itu pada si Anak. Mama cukup mengingatkan saja untuk melakukan semua itu sambil memantaunya. Dengan mencoba melakukan semua ritual sebelum tidur sendiri, anak pun sadar ia punya otonomi atas dirinya sendiri. Ia jadi lebih bersemangat dan meyakinkan Mama bahwa “Aku sudah besar dan bisa sendiri, Ma!”
4. Tetap luangkan waktu bersama
Di sela-sela kesibukan Mama dan Papa, sekalipun anak sudah ingin tidur sendiri, kebiasaan meluangkan waktu bersama akan membantu hubungan keluarga tetap hangat.
Mama bisa menikmati kebersamaan dengan si Kecil saat menjelang tidur, seperti membacakan cerita. Pilihan lainnya, izinkan anak menghampiri Mama dan Papa tiap pagi hari untuk kruntelan alias cuddling. Sementara, ketika ia sedang sakit atau mimpi buruk, biarkan ia tidur bersama Mama.
Jadi, anak tahu, meski ia sudah tidur sendiri, Mama dan Papa tetap selalu ada untuknya kapan pun ia ingin bersama.
Ternyata tidak sulit ya meminta anak tidur sendiri.
Satu lagi, Mama juga harus menguatkan hati untuk sedikit tega padanya! Jangan malah sedikit-sedikit malah Mama yang kangen ingin tidur berpelukan dengan si Anak ya. Biarkan ia belajar mandiri dan membangun ruang pribadinya sendiri melalui kebiasaan tidur sendiri ini. Setuju, Ma?
Baca juga:
- Referensi Dekorasi Kamar Anak dari Rumah Artis Ternama
- Cara dr. Reissa Mendekor Kamar Anak yang Aman
- Dekorasi Kamar yang Bikin Anak Semangat dan Betah
- Cara Membiasakan Anak Membereskan Kamar Sendiri Sejak Dini