Perbedaan Patrilineal dan Matrilineal yang Perlu Diketahui
Ada dua jenis sistem kekerabatan di Indonesia yang memiliki perbedaan jelas antara satu sama lain
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di Indonesia, terdapat berbagai kebudayaan di tiap daerah yang berbeda. Seringkali tiap daerah akan memiliki kebiasaan masing-masing yang dapat dilihat dari adat, tradisi, dan sistem kekerabatan.
Sistem kekerabatan adalah hubungan sosial antar manusia yang terjadi karena keturunan atau perkawinan antar dua orang.
Biasanya terdapat dua sistem kekerabatan yang ada di Indonesia, yaitu patrilineal dan matrilineal. Sistem kekerabatan ini akan menjadi patokan kepala keluarga hingga ahli waris.
Apa beda dari kedua sistem kekerabatan ini? Popmama.com sudah merangkum perbedaan patrilineal dan matrilineal di bawah ini. Yuk disimak!
1. Garis keturunan berdasarkan ayah atau berdasarkan ibu
Salah satu perbedaan paling mencolok dari kedua sistem kekerabatan ini adalah garis keturunan yang diakui. Pada sistem patrilineal, keturunan ditarik berdasarkan garis keturunan Papa.
Lain halnya dengan sistem matrilineal. Pada sistem ini, garis keturunan yang diakui berdasarkan garis keturunan Mama.
2. Jenis kelamin tertentu mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi
Tiap sistem kekerabatan yang ada umumnya membedakan peran antar jenis kelamin anggotanya.
Pada sistem patrilineal laki-laki dinilai memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan perempuan dalam sebuah keluarga.
Dengan begitu, perempuan serta anak-anaknya juga akan mengikuti sistem kekerabatan laki-laki dan laki-laki akan dianggap menjadi kepala keluarga.
Sedangkan pada sistem matrilineal kedudukan perempuan dinilai lebih tinggi dari laki-laki, sehingga perempuan memiliki tanggung jawab untuk menjadi kepala keluarga.
3. Kewajiban ekonomi dan hak waris
Tanggung jawab yang dibebankan kepada jenis kelamin tertentu pada sistem kekerabatan yang berbeda tentu akan berbeda.
Dalam sistem kekerabatan patrinileal, laki-laki yang diharapkan menjadi kepala keluarga akan dibebankan tanggung jawab untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Dengan begitu, laki-laki dalam sistem kekerabatan partilineal akan mendapatkan hak waris yang lebih besar dibandingkan perempuan.
Lain halnya dengan laki-laki pada sistem kekerabatan matrilineal yang tidak debirikan tanggung jawab dalam keuangan keluarga.
Pada sistem kekerabatan matrilineal, perempuanlah yang dituntut untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan mendapatkan warisan dari orangtuanya.
4. Memiliki sistem perkawinan yang berbeda
Tak hanya hak waris, sistem kekerabatan tertentu juga memiliki istilah sendiri untuk melakukan perkawinan antara laki-laki dan perempuan.
Dalam perkawinan partilineal umumnya disebut sebagai perkawinan jujur, yaitu dengan memberikan keluarga perempuan pengganti seperti benda atau sejumlah uang.
Dalam perkawinan matrilineal umumnya disebut sebagai perkawinan bertandang, karena suami dan istri tidak memiliki harta bersama dan sebatas satu rumah tangga saja.
5. Suku dan daerah yang memakai sistem patrilineal dan matrilineal
Meski berbeda, kedua jenis sistem kekerabatan ini dapat ditemukan di Indonesia, meski memang sistem patrilineal dapat lebih mudah dijumpai.
Beberapa suku yang menggunakan sistem partilineal antara lain Suku Batak, Suku Betawi, Suku Bali, Suku Asmat, dan lain sebagainya.
Sedangkan suku yang menggunakan sistem matrilineal adalah suku Minang, Semando, dan lainnya.
Itulah sekilas perbedaan patrilineal dan matrilineal yang hingga kini masih digunakan. Kalau budaya keluarga Mama memakai sistem partrilineal atau matrilineal, ya?
Baca Juga:
- 34 Rumah Adat Indonesia dari Semua Provinsi, Bisa Jadi Ilmu Baru Anak
- Resep Serabi Solo, Oleh-Oleh Terkenal dari Kota yang Lekat Akan Budaya
- Sejarah Reog, Budaya Asli Ponorogo, Indonesia