TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Aksi Demonstrasi Mahasiswa Terbesar di Indonesia Sepanjang Sejarah

Selain aksi 11 April 2022, ada beberapa aksi demo yang besar di masa lalu. Beritahu anak yuk, Ma!

IDN Times/Axel Jo Harianja

Pada 11 April 2022 ini, mahasiswa seluruh Indonesia turun kejalan untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutannya pada pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena pemerintah dirasa tidak memihak rakyat bahkan merugikan rakyat.

Karena berhubungan dengan rakyat, maka aksi ini ditujukan untuk Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pihak pemerintahan yang bertanggung jawab atas kebijakan masyarakat Indonesia.

Tak heran jika kini para demonstran telah memenuhi depan Istana Presiden dan Gedung DPR. 

Aksi demonstrasi ini sebenarnya bukan yang pertama kali lho, Ma. Berdasarkan sejarah, ada beberapa aksi besar yang pernah digelar mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Demo apa saja ya? 

Berikut ini Popmama.com telah merangkum informsi terkait 5 demonstrasi besar yang dilakukan di Indonesia sepanjang sejarah. Simak dan beritahu si Anak yuk, Ma!

1. Demonstrasi Tritura

IDN Times/Muhammad Iqbal Ilustrasi suasana demonstrasi

Demonstrasi besar pertama yang dilakukan mahasiswa yakni demonstrasi Tritura. Puncak demo ini dilaksanakan pada 12 Januari 1966. Terjadinya aksi ini diduga sebagai buntut dari peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September 1965).  

Pada kala itu mahasiswa turun ke jalan melakukan demonstrasi dengan membawa tiga tuntutan rakyat atau disebut dengan Tritura. Tuntutan tersebut antara lain pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga pangan. Namun tuntutan tersebut tidak terealisasikan sehingga berujung diturunkannya Presiden Soekarno. 

Dalam demonstrasi Tritura ini, terdapat beberapa organisasi yang turut serta dalam gerakan tersebut, yakni Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan lain sebagainya.

2. Demonstrasi Malari

Popmama.com/Hurryyati Aliyah Ilustrasi suasana demonstrasi

Peristiwa demonstrasi Malari (malapetaka 15 Januari) terjadi di zaman Orde Baru, tepatnya pada 15 Januari 1974. 

Demonstrasi ini mulanya terjadi ketika Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei datang ke Indonesia pada 14 Januari 1974, di mana saat itu sedang terjadi kisruh investasi asing.

Kala itu mahasiswa melakukan di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, penjagaan aparat keamanan yang sangat ketat membuat para demonstran tak bisa masuk ke dalam bandara. 

Akhirnya, pada 15 Januari 1974 para mahasiswa memutuskan turun ke jalan untuk menuntut ketidaksetaraan penanaman modal asing yang menguntungkan kelompok tertentu, pemberantasan korupsi, dan tingginya harga kebutuhan pokok. 

Selain itu, mahasiswa juga menuntut dibubarkannya Asisten Penasehat Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto.

Sayangnya, hingga sore hari aksi ini tak menemukan jalan keluar. Akhirnya aksi demonstrasi mulai memanas dan berakhir ricuh. Saat itu terjadi sejumlah pengrusakan, pembakaran, dan penghancuran merek mobil Jepang. Kerusuhan besar ini diduga terjadi karena provokator.

Hingga pada akhirnya, kerusuhan ini menjadi malapetaka bagi masyarakat Indonesia. Ada 11 orang tewas, 137 orang luka-luka, dan 750 orang ditangkap.

3. Demonstrasi Reformasi

IDN Times/Anggi Muliawati Ilustrasi suasana demonstrasi

Demonstrasi besar kembali terjadi pada 1998. Aksi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa ini dinamakan demonstrasi reformasi. 

Para mahasiswa yang mendapat dukungan besar dari para rakyat Indonesia melakukan demonstrasi ke pemerintah dengan membawa berbagai tuntutan yakni menurunkan Soeharto dari jabatannya sebagai presiden, mengadili mengadili Soeharto dan kroni-kroninya, menuntut pelaksanaan amandemen UUD 1945, menuntut menghapus dwifungsi ABRI, menuntut pelaksanaan otonomi daerah secara luas, menuntut untuk melakukan penegakan supremasi hukum, dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.

Demonstrasi besar ini meninggalkan banyak kisah pilu karena memakan banyak korban tewas, hilang, dan luka-luka. 

Berdasarkan data dari Tim Gabungan Pencari Fakta(TGPF), kejadian demonstrasi reformasi di Jakarta memakan korban tewas mencapai 1.190 orang dan korban luka-luka sebanyak 91 orang.

4. Demonstrasi 2012

Popmama.com/Hurryyati Aliyah

Pada tahun 2012 kala kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono terjadi demonstrasi besar terkait penolakan harga BBM yang naik hingga 44 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh pengalihan dana subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur. 

Akhirnya pada 30 Maret 2012, ribuan mahasiswa turun ke jalan untuk melakukan aksi di depan istana negara. Aksi ini pun diikuti oleh ribuan buruh di Cikarang yang pada saat itu mengepung Gedung DPR RI.

5. Demonstrasi Tolak RUKHP dan Revisi UU KPK, tahun 2019

IDN Times/Axel Jo Harianja Ilustrasi suasana demonstrasi

Pada 23 September dan 24 September 2019, mahasiswa melakukan aksi besar-besaran di gedung DPR dan Istana Negara. 

Kala itu ribuan mahasiswa turun untuk menolak adanya revisi UU KPK yang diduga akan melemahkan KPK dan dianggap mengancam demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Itulah 5 demonstrasi besar di Indonesia sebelum terjadinya demonstrasi 11 April 2022. Semoga segala tuntutan dalam demonstrasi ini cepat terpenuhi dengan cara yang baik dan damai. 

Baca juga:

The Latest