TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Mitos Tentang Anak Tunggal yang Ternyata Salah Besar

Steriotipe buruk terkait anak tunggal yang harus dihapuskan

Freepik/tirachardz

Anak tunggal seringkali mendapat stereotip negatif dalam masyarakat Indonesia. Mereka sering disebut sebagai anak yang kesepian, egois, manja.

Di satu sisi banyak juga yang mengatakan hidup jadi anak tunggal enak, hidupnya berwarna seindah pelangi. Hayo siapa di sini Mama dan Anak yang masih memiliki pemikiran seperti itu terhadap anak tunggal? 

Padahal, stereotip tersebut tidak benar, Ma. Memang, anak tunggal tidak harus berbagi mainan, kamar, makanan, dan hal-hal menarik lainnya pada saudaranya di rumah. Namun kepribadiannya tentu saja didasari oleh parenting masing-masing orangtua. 

Maka dari itu, kepribadian dan perilaku mereka pun tidak akan jauh berbeda dengan anak-anak yang memiliki saudara di rumahnya. 

Nah kali ini Popmama.com akan mambahas terkait mitos tentang anak tunggal. Simak informasinya dan hapus stereotip buruk tentang anak tunggal.

1. Kesepian 

Freepik

Stereotip tentang kesepian sebenarnya tidak hanya ditujukan untuk anak tunggal saja, Ma. Sebab, anak yang memiliki saudara pun mungkin merasa kesepian karena perasaan tersebut memang hampir dirasakan oleh semua orang. Perasaan kesepian ini bahkan tidak akan kunjung hilang walaupun seseorang dikelilingi oleh banyak orang. 

Sebenarnya memang sedikit sulit untuk memahami perbedaan antara kesendirian dengan  kesepian. Anak yang kesepian belum tentu sendirian dan anak yang sendirian belum tentu kesepian. 

Begitupun dengan anak tunggal. Mereka tinggal sendirian di rumah tanpa saudara bukan berarti kesepian. Namun, tak menutup kemungkinan mereka pernah merasakan kesepian. 

Terkadang jika seorang anak merasa kesepian, diri dan pikiran mereka akan bekerja menemukan solusi tentang bagaimana cara menghibur diri yang kesepian. Mungkin mereka memiliki benda kesayangan untuk teman ngobrol di rumah, menuangkan perasaan melalui buku diary, memiliki sahabat yang sangat amat baik untuk menemaninya, dan tentu saja ada Mama dan Papa yang yang selalu meluangkan waktu untuknya. 

Jadi, mulai sekarang jangan anggap anak tunggal adalah anak yang kesepian lagi ya, Ma!

2. Agresif dan bossy 

Freepik/Pixel-shot.com

Agresif merupakan tindakan yang bermaksud untuk menyakiti atau melukai hati orang lain. Sementara bossy yakni sikap  seseorang yang seperti bos. Biasanya mereka egois, kurang empati, dan suka menyuruh orang lain seenaknya. 

Dua sikap ini melekat pada anak tunggal karena mereka hanyalah anak satu-satunya di dalam rumah. Sehingga berpikir anak tunggal kerap dilayani segala permintaannya hingga akhirnya memiliki sikap agresif dan bossy. 

Padahal hal ini kembali pada gaya parengeor lagi, Ma. Seperti yang diketahui, anak merupakan peniru ulung. Apa yang dilakukan orang di sekitarnya akan mereka ikuti. Jika, Mama dan Papa berlaku agresif dan bossy terhadap mereka, tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan hal tersebut pada orang lain. 

Tidak hanya itu, orangtua juga harus memperhatikan pergaulan anak. Untuk menghindari karakter agresif dan bossy pada anak, Mama dan Papa perlu memastikan bahwa si Anak bergaul dengan teman sebayanya, di manapun mereka berada. 

Sebab, jika berteman dengan anak yang lebih tua, anak mama bisa saja diperlakukan agresif dan bossy oleh temannya sehingga mereka tidak akan sungkan untuk melakukan hal yang sama pada orang yang lebih muda darinya. Bahkan, mereka bisa jadi berperilaku agresif dan bossy pada semua orang.

3. Sangat ketergantungan

Freepik/yanalya

Sebenarnya anak tunggal berlawanan dengan mitos ini, Ma. Anak tungga malah bisa lebih mandiri dan tidak bergantung daripada mereka yang memiliki saudara.

Sebab, tidak adanya saudara kandung dan orangtua yang mungkin tidak selalu ada bersama mereka, membuat si Anak  menghadapi atau belajar mengatasi sebagian besar masalah mereka sendiri. Alhasil, mereka menjadi mandiri. 

Selain itu, anak tunggal juga mengetahui dan memahami nilai privasi dan itu menunjukkan ketika mereka menghormati privasi orang lain.

4. Memiliki perasaan yang sensitif

Freepik/Master1305

Anak tunggal mungkin sering bereaksi  berlebihan terhadap situasi tertentu atau bahkan hatinya mudah terluka. Begitulah cara mereka bersikap terhadap suatu peristiwa. Bisa jadi, hal ini karena selama di rumah orangtuanya sangat menyayanginya dan si anak tunggal selalu menghormati orangtua, sehingga tidak ada hal yang menyakitkan. 

Hal tersebut membuat anak tunggal menjadi lebih berhati-hati untuk bersikap pada orang lain. Biasanya, si anak tungga menjadi lebih sopan.

5. Tidak memiliki talenta

Pixabay/khamkhor

Mitos ini sangat salah. Alasannya, karena seorang anak terlahir ke dunia ini dengan bakat dan talentanya masing-masing. Agar hal tersebut terlihat, orangtua perlu mengasah bakat dan talenta dalam diri anak. Baik itu anak tunggal maupun anak yang memiliki saudara kandung.

Sebenarnya, orang-orang mengatakan anak tunggal tidak memiliki talenta karena menganggap si Anak mendapat perhatian penuh sehingga mereka tak memiliki banyak kegiatan, selalu diatur, dan banyak dilarang karena takut anaknya kenapa-kenapa. 

Padahal, pemikiran tersebut tidaklah benar. Walaupun anak tunggal sangat dekat dengan orangtuanya, anak-anak tersebut mendapat izin untuk melakukan berbagai hal yang ia sukai. Ini merupakan salah satu cara bagi para orangtua agar bakat dan talenta anak terlihat sehingga dapat dikembangkan. 

Nah itulah beberapa mitos terkait anak tunggal yang kerap kita dengar di sekitar. Jadi, mulai sekarang jangan berpikir hal-hal di atas pa anak tunggal, ya!

Baca juga:

The Latest