TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Panduan Isolasi Mandiri di Rumah Untuk Anak yang Terkena Covid-19

Isolasi mandiri di rumah ini boleh dilakukan apabila memenuhi persyaratan dari Kementerian Kesehatan

Freepik/Pvproduction

Sejak sekolah melangsungkan pembelajaran tatap muka, beberapa sekolah menjadi klaster penyebaran Covid-19. Beberapa siswa tertular virus corona melalui teman-temannya. Tak menutup kemungkinan anak mama menjadi salah satunya. 

Maka dari itu, tak ada salahnya jika Mama mempelajari bagaimana cara merawat anak positif Covid-19. Pasalnya, ketika anak terkena virus ini tak melulu harus di rawat di rumah sakit, Ma. Anak mama bisa saja melakukan isolasi di rumah dan Mama yang harus merawatnya.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum panduan isolasi mandiri di rumah untuk anak yang terkena Covid-19. Panduan ini berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan. Simak yuk! 

1. Kapan anak harus menjalani isolasi mandiri?

Freepik

Ada dua kondisi yang membuat anak mama harus melakukan isolasi mandiri agar tak menularkan virus Covid-19 ke orang lain.

1. Anak yang masuk kriteria kontak erat

Kontak erat adalah kondisi anak mama berinteraksi bersama seseorang yang dinyatakan COVID-19 atau yang memiliki gejala COVID-19 dengan jarak 1 meter dan waktu selama 15 menit atau lebih. 

Selain itu, kontak erap pun diartikan bersentuhan fisik secara langsung dengan kasus COVID-19 atau yang memiliki gejala COVID-19 seperti bersalaman, berpegangan tangan, berpelukan, gendong, dll. 

2. Anak positif Covid-19 

Setiap anak yang dinyatakan Covid-19 sudah pasti harus melakukan isolasi mandiri. Berikut ini kondisi anak-anak yang dapat melakukan isolasi mandiri di rumah ketika positif Covid-19: 

  • Anak positif COVID- 19 yang tidak bergejala.
  • Anak positif COVID-19 yang bergejala ringan: demam, batuk, nyeri tenggorokkan, sakit kepala, mual muntah, diare, lemas, anosmia/kehilangan indera penciuman, ageusia / kehilangan indera pengecapan, ruam-ruam, saturasi oksigen ≥ 95%.
  • Anak positif COVID-19 yang tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta) seperti: obesitas, kanker, ginjal menahun, autoimun, kelainan bawaan, jantung, kencing manis/diabetes melitus, penyakit paru menahun, sesuai diagnosa tenaga kesehatan. Tak lupa untuk selalu berkomunikasi pada pihak tenaga kesehatan. 

Di samping itu, ada pula kondisi anak yang harus melakukan isolasi mandiri di rumah sakit bila dinyatakan Covid-19, seperti:

  • Ada ibu hamil di rumah 
  • Ada lansia di rumah
  • Memiliki komorbid (penyakit bawaan)
  • Kondisi rumah tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri tidak dapat memenuhi persyaratan lainnya
  • Sulit akses ke fasilitas kesehatan baik komunikasi maupun jarak tempuh

2. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk isolasi mandiri di rumah

Unsplash/Dony Wardhana

Berikut ini beberapa hal yang harus Mama persiapkan jika si Anak harus melakukan isolasi mandiri. 

1. Ruang isolasi mandiri

  • Ventilasi atau aliran udara dan pencahayaan baik
  • Kamar mandi terpisah, jika tidak memungkinkan, lakukan disinfeksi rutin 
  • Alat mandi tersendiri
  • Alat makan tersendiri
  • Tempat tidur terpisah, diberi jarak minimal 2 meter dari pengasuh yang tidak terinfeksi
  • Gunakan tempat sampah tertutup
  • Fasilitas cuci tangan
  • Masker dalam jumlah yang cukup

2. Alat kesehatan 

  • Pengukur suhu tubuh (termometer)
  • Pengukur saturasi oksigen (oximeter)
  • Pengukur frekuensi nafas (jam)

3. Obat-obatan

  • Obat demam seperti parasetamol 
  • Multivitamin: Vitamin C, Vitamin D3, Zinc
  • Obat-obat lain yang jenis dan dosisnya sesuai dengan anjuran dokter. Untuk mendapatkan obat-obatan isolasi mandiri hubungi Puskesmas terdekat, atau gunakan link https://farmaplus.kemkes.go.id/ untuk memantau ketersediaan obat di apotik.

4. Pengasuh 

Walaupun anak mama harus melakukan isolasi sendiri, tetapi harus ada pengasuh yang membantu merawatnya hingga sembuh. 

Berikut ini beberapa kriteria seseorang yang bisa menjadi pengasuh: 

  • Orang tua atau pengasuh negatif COVID-19 bisa mengasuh anak dengan memerhatikan protokol kesehatan.
  • Disarankan orang tua atau pengasuh bukan kelompok lanjut usia/tidak memiliki komorbid
  • Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama
  • Berikan dukungan psikologis pada anak
  • Jika orang tua dan anak berbeda status COVID-19, disarankan berikan jarak tidur 2 meter di kasur terpisah
  • Orang tua atau pengasuh ikut isolasi dan disarankan untuk tidak berganti orang 

3. Cara mengasuh anak yang dinyatakan positif Covid-19

Freepik/prostooleh

Jika nyatanya Mama masuk ke dalam kriteria yang diizinkan untuk mengasuh anak yang sedang terkena Covid-19, maka berikut ini ada beberapa panduan yang dapat Mama ikut untuk mengasuh anak. 

1. Pengawasan 

Lakukan pemantauan suhu tubuh, frekuensi nafas, saturasi oksigen, dan gejala yang muncul serta kenali tanda bahaya saat isolasi mandiri. Jika terdapat salah satu gejala tanda bahaya segera menuju RS/ pelayanan kesehatan terdekat yang menyediakan layanan untuk COVID-19 atau konsultasikan gejala tersebut melalui layanan telekonsultasi.

Adapun beberapa tanda bahaya yang harus Mama kenali yakni: 

  • Anak banyak tidur, kurang aktif seperti biasanya, kesadaran menurun
  • Terlihat sesak/sulit bernapas: napas cepat, tersengal-sengal, hidung kembang kempis
  • Saturasi oksigen (<95%) 
  • Kejang
  • Mata merah, ruam, leher bengkak
  • Demam > 39oC atau > 7 hari
  • Tidak bisa makan dan minum
  • Mata cekung
  • Buang air kecil berkurang dan pekat
  • Bagi anak yang masih menyusu, anak tidak dapat menyusu/minum

2. Aturan pemberian obat-obatan

Parasetamol

Bila anak mengalami demam beri Parasetamol dengan dosis 10-15 mg/kg/ kali setiap 4-6 jam sekali. Dosis maksimal pemberian Parasetamol yakni 75 mg/kg/hari dan tidak diberikan lebih dari 4000 mg/ hari. 

Contoh cara pemberian Parasetamol:

Bila anak memiliki berat 15 kg.

Langkah I: Lihat sediaan parasetamol yang dimiliki, bisa dibaca pada kemasan obat.

  • Drops : 100 mg/ml artinya setiap 1 ml terdapat 100 mg parasetamol
  • Sirup : 120mg/5ml artinya setiap 5ml mengandung 120 mg parasetamol atau setara dengan setiap 1 ml mengandung 24 mg parasetamol.

Langkah II:

Hitung dosis obat yaitu 10-15 mg/kali, yaitu:

10-15 mg x 10 kg = 100-150 mg parasetamol, sehingga bisa diberikan dengan sediaan:

  • Drops : 1 hingga 1.5 ml per kali
  • Sirup : 4 hingga 6 ml per kali dan dapat diulang setiap 4-6 jam sekali

Multivitamin 

Berikut ini dosis beberapa vitamin yang harus diberikan untuk anak-anak yang sedang melakukan isolasi mandiri. 

Vitamin C

  • 1- 3 tahun: max 400 mg/ hari  
  • 4-8 tahun: max 600 mg/ hari
  • 9- 13 tahun: max 1200 mg/hari
  • 14-18 tahun: max 1800 mg/hari
  • Durasi 10-14 hari

Vitamin D3:

  • <3 tahun: 400 U/hari  
  • Anak: 1000 U/hari
  • Remaja: 2000 U/hari
  • Remaja obesitas: 5000 U/hari
  • Durasi 10-14 hari

Zinc:

  • 20 mg/hari selama durasi 10-14 hari

4. Isolasi mandiri dilaksanakan selama 14 hari

mother.ly

Gejala Covid-19 akan hilang selama 14 hari. Dengan demikian, anak mama bisa selesai melakukan isolasi mandiri di hari ke-14 dengan catatan sebagai berikut: 

  • Pasien sudah tidak merasakan gejala Covid-19 apapun seperti demam, batuk, pilek, dan lainnya 
  • Pasien telah melakukan swab ulang dan hasilnya negatif. 

5. Orangtua harus mengawasi anak selama 12 minggu kedepan setelah isolasi mandiri

Freepik/Diana.grytsku

Walaupun anak mama telah dinyatakan negatif Covid-29 dan sudah bisa bebas dari isolasi mandiri, tetapi kadang ada gejala lanjutan akibat Covid-19. Maka, penting sekali bagi Mama mengawasi kesehatan anak selama 12 minggu kedepan.

Berikut ini gejala kesehatan anak yang harus Mama waspadai:

  • Kelelahan yang ekstrim (fatigue)
  • Sesak nafas
  • Nyeri atau rasa kencang di dada
  • Gangguan pada konsentrasi dan memori (“brain fog”)
  • Gangguan tidur (insomnia)
  • Jantung berdebar
  • Pusing
  • Kesemutan
  • Nyeri sendi
  • Depresi dan cemas
  • Tinitus, nyeri telinga
  • Merasa tidak enak badan, diare, nyeri perut, gangguan nafsu makan
  • Suhu tubuh meningkat, batuk, nyeri kepala, nyeri tenggorokkan, perubahan indera perasa dan penciuman
  • Ruam
  • Gejala dirasakan memberat setelah aktivitas

Jika anak mama mengalami kondisi seperti di atas setelah terkena Covid-19, segera bawa ia ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut dari dokter. 

Nah itulah beberapa panduan isolasi mandiri dari Kementerian Kesehatan yang harus Mama ketahui agar tidak salah menangani anak yang harus melakukan isolasi mandiri di rumah. 

Semangat terus menjaga dan merawat anak dalam kondisi apapun ya, Ma! 

Baca juga:

The Latest