5 Puasa yang Dilarang dalam Islam, Anak Perlu Tahu!
Beritahu anak, agar ia tidak berpuasa di lima hari ini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Puasa merupakan salah satu rukun Islam. Ibadah ini memiliki banyak sekali keutamaan, salah satunya pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Namun, menurut syariat, ada lima waktu yang dilarang atau diharamkan untuk berpuasa lho, Ma.
Semua ketentuan berpuasa sudah tercantum dalam syariat Islam sesuai dengan perintah Allah dan anjuran Rasulullah.
Ada puasa wajib dan sunah. Contoh puasa wajib saat bulan Ramadan, puasa sunah pada bulan Syawal serta puasa hari Senin dan Kamis.
Jadi, bukan berarti semua umat muslim dapat melaksanakan puasa kapanpun karena ingin mendapat pahala. Ada waktu-waktu tertentu. Adapula waktu tertentu yang dilarang.
Maka dari itu, yuk beritahu anak mama tentang waktu yang dilarang untuk berpuasa. Hal tersebut supaya meraka dapat berpuasa di hari yang tepat sesuai anjuran.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum 5 hari yang diharamkan untuk berpuasa. Simak informasinya dan ajarkan pada anak yuk, Ma!
1. Hari Idulfitri
Pada tanggal 1 Syawal umat muslim seluruh dunia merayakan Idulfitri dengan suka cita. Nah, dihari perayaan tersebut dilarang untuk berpuasa lho, Ma. Sebab, di hari raya, umat muslim dianjurkan untuk makan makanan yang banyak sebagai bentuk rasa syukur.
Larangan ini pun tertuang dalam hadis riwayat Muslim sebagai berikut,
Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa di dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha. Dari Abu Sa'id Al Khudri ra, berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Muslim)
2. Hari Idul Adha
Sama dengan halnya Idulfitri, Idul Adha merupakan hari raya untuk umat muslim sehingga dilarang untuk berpuasa.
Dalam riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW telah melarang untuk berpuasa di dua hari raya yaitu Idulfitri dan Idul Adha.
Dari Abi Ubaid Maula Ibn Azhar berkata, "Aku menyaksikan hari raya bersama Umar bin al Khattab, beliau berkata: ini adalah dua hari yang dilarang Rasulullah SAW untuk berpuasa, yakni hari berbukanya kalian dari puasa, dan hari lainnya kalian makan di dalamnya dari hewan sembelihan kalian." (HR. Bukhari)
3. Hari Tasyrik
Hari Tasyrik jatuh pada 11-13 Dzulhijjah atau tiga hari setelah Idul Adha. Hari Tasyrik pun termasuk hari raya umat Islam.
Pada hari Tasyrik umat muslim dianjurkan untuk makan dan minum sehingga pada hari tersebut dilarang untuk berpuasa.
Sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim, dari Nubaisyah Al Hudzali berkata, nabi SAW bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum." (HR. Muslim)
4. Puasa Hari Syak
Diharamkan untuk umat muslim berpuasa di hari ke 30 pada bulan Sya'ban kecuali bertujuan untuk mengganti (qadha) puasa Ramadhan sebelumnya.
Berikut ini hadis yang menjadi dasar larangan puasa di hari Syak sebagaimana diriwayatkan dalam Bukhari dan al Hakim,
مَنْ صَامَ يَوْمَ الشَّكِّ فَقَدْ عَصَى أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Siapa yang puasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu'alaihi wa sallam." (HR. Bukhari & al-Hakim).
5. Puasa saat haid atau nifas
Saat perempuan sedang dalam keadaan haid atau nifas diharamkan untuk berpuasa. Seorang perempuan boleh kembali berpuasa jika ia telah selesai haid atau nifas dan sudah mandi junub.
Larangan tentang berpuasa saat haid atau nifas sesuai sabda Rasulullah SAW sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Bukhari yang artinya:
"Bukankah salah seorang di antara mereka (kaum wanita) apabila menjalani masa haid tidak mengerjakan sholat dan tidak pula berpuasa? Para sahabat wanita menjawab: Benar." (HR. Bukhari).
6. Beberapa puas yang makruh
Selain ada waktu yang diharamkan untuk berpuasa, adapula waktu yang hukumnya makruh untuk berpuasa. Setiap orang diperbolehkan beribadah seperti salat dan mengaji seperti biasa namun makruh hukumnya jika berpuasa.
Ada tiga puasa yang hukumnya makruh, yaitu puasa yang hanya dilaksanakan khusus hari Jumat, khusus hari Sabtu dan khusus hari Minggu.
Puasa yang hanya dilakukan pada hari Jumat hukumnya makruh.
Kecuali puasa tersebut merupakan kelanjutan dari puasa pada hari sebelumnya atau puasa sunah yang bertepatan pada hari Jumat. Sebagai contoh puasa Tarwiyah, Arafah, puasa ayyamul bidh, atau puasa sunah lainnya yang jatuh di hari Jumat.
Hal tersebut tercantum dalam sebuah hadis Muslim berikut ini,
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:"Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jumat kecuali ia berpuasa sebelumnya atau sesudahnya." (HR. Muslim)
Sedangkan puasa yang hanya dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu juga dimakruhkan kecuali itu merupakan kelanjutan dari hari sebelumnya atau puasa sunnah yang bertepatan dengan hari Sabtu dan Minggu. Sebagaimana ketentuan pada puasa khusus hari Jumat.
Menurut hadits Ahmad, An-Nasa'i dalam Al Kubra, Al Hakim dalam Al-Mustadrak, dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dikatakan bahwa hari Sabtu dan Minggu adalah dua hari raya kaum musyrikin,
Dari Ummu Salamah berkata bahwa kebanyakan hari Rasulullah SAW berpuasa adalah hari Sabtu dan Minggu. Beliau berkata:"Keduanya merupakan dua hari raya kaum musyrikin. Aku ingin berbeda terhadap mereka (dengan berpuasa)". (HR. Ahmad, An-Nasa'i, Al Hakim, dan Ibnu Khuzaimah)
Itulah lima waktu yang dilarang atau diharamkan dan tiga waktu yang dimakruhkan untuk berpuasa. Yuk beritahu anak untuk menambah wawasannya agar tidak melaksanakan puasa dihari-hari tersebut. Semangat terus mengajarkan kebaikan pada anak, Ma!
Baca juga:
- 7 Manfaat Berkurban saat Idul Adha yang Perlu Diajarkan ke Anak
- Kisah Nabi Ibrahim sebagai Sejarah Islam Hari Raya Idul Adha
- Idul Adha saat Pandemi, Bolehkah Membawa Anak Salat Berjamaah?