TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Dampak Buruk Anak Jarang Diajak Ngobrol Orangtua

Anak yang jarang diajak ngobrol orangtua bisa tumbuh dengan lazy mind. Apa dampaknya?

Tahukah Mama bahwa anak yang jarang diajak ngobrol oleh orangtuanya berisiko mengalami lazy mind atau malas berpikir?

Ini bukan hanya masalah sepele, tetapi bisa memengaruhi perkembangan kognitif dan emosional si Kecil. Ciri-ciri anak dengan lazy mind sering terlihat dari respons mereka yang selalu pasif seperti, “Terserah Papa” atau “Terserah Mama.” Mereka cenderung mengiyakan saja tanpa mempertimbangkan jawaban atau berpikir kritis.

Peran Mama dan Papa sangat penting dalam membentuk kebiasaan berpikir aktif anak. Papa, misalnya, bisa berperan sebagai pelatih otak dan akal si Kecil. Membiasakan si Kecil untuk berbicara dan mendengarkan cerita bisa melatih otaknya untuk berpikir dan mencari solusi.

Melibatkan anak dalam obrolan harian dan bertanya tentang perasaan serta aktivitasnya membantu membentuk kebiasaan berpikir kritis dan mengembangkan empati.

Berikut ini adalah beberapa dampak buruk jika anak jarang diajak ngobrol oleh orangtuanya yang telah dirangkum oleh Popmama.com.

7 Dampak Buruk Anak Jarang Diajak Ngobrol Orangtua

1. Kemampuan berpikir kritis yang lemah

Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Anak yang jarang diajak ngobrol oleh orangtuanya akan cenderung malas berpikir dan memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah. Tanpa latihan untuk mempertanyakan dan menganalisis, mereka tumbuh dengan kebiasaan mengandalkan jawaban instan tanpa berpikir panjang.

2. Kecenderungan pasif dalam mengambil keputusan

Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Respons “Terserah Mama” atau “Terserah Papa” sering menunjukkan bahwa anak tidak terbiasa membuat keputusan sendiri. Hal ini dapat membuat mereka bergantung pada orang lain untuk keputusan penting di masa depan.

3. Kurangnya percaya diri

Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Kurangnya komunikasi dengan orangtua bisa membuat anak merasa kurang diperhatikan, sehingga kepercayaan diri mereka ikut menurun. Anak yang tidak pernah diajak berbicara dan didengar cenderung merasa bahwa pendapat mereka tidak penting.

4. Sulit mengembangkan keterampilan sosial

goat.com

Anak yang jarang berbicara dengan orangtua mungkin juga sulit bersosialisasi dengan teman-temannya. Kemampuan berkomunikasi yang baik dimulai dari interaksi di rumah, dan ini penting untuk mengembangkan keterampilan sosialnya.

5. Daya ingat yang lemah

Freepik/freepik

Mengajak anak berdiskusi membantu meningkatkan daya ingat dan kemampuan untuk memproses informasi. Tanpa stimulasi dari percakapan, anak lebih rentan lupa dan kesulitan menyimpan informasi penting.

6. Minimnya empati dan kemampuan mendengarkan

Freepik/stockking

Komunikasi dua arah membantu anak belajar mendengarkan dan memahami orang lain. Jika tidak terbiasa berbicara dan mendengarkan cerita orangtua, kemampuan empati mereka bisa terhambat.

7. Kemampuan problem solving yang terbatas

Freepik/Lifestylememory

Anak yang tidak diajak berpikir dan berdiskusi akan kesulitan menemukan solusi ketika dihadapkan pada masalah. Tanpa latihan ini, mereka akan terbiasa menghindari tantangan daripada mencari cara untuk mengatasinya.

Solusi Mengatasi Dampak Buruk Lazy Mind

Freepik/freepik

Sebagai orangtua, kita perlu aktif terlibat. Papa pun memiliki peran besar dalam mendorong anak agar tidak malas berpikir, yaitu dengan menjadi pelatih pemikiran dan pembimbing otaknya.

  • Ajak anak ngobrol setiap hari, tanyakan pendapatnya tentang berbagai hal, baik yang ringan maupun yang serius.
  • Biasakan mendengarkan ceritanya tentang kegiatan sehari-hari, lalu balas dengan berbagi cerita tentang hari Mama dan Papa juga.
  • Tanyakan perasaannya, bagaimana emosinya hari ini, apa yang ingin ia lakukan, atau bagaimana hubungannya dengan teman-temannya.

Dengan cara ini, anak akan terbiasa berpikir, mencari solusi sendiri dan dapat mengatasi dampak buruk jika anak jarang diajak ngobrol oleh orangtua.

Baca juga:

The Latest