Ini dia 7 Ciri Khas Rumah Adat Yogyakarta Kaya Akan Nilai Sejarah!
Rumah adat Yogyakarta memiliki desain unik, dipengaruhi oleh budaya Mataram, Eropa, dan Hindu
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rumah adat Yogyakarta adalah salah satu warisan budaya yang sarat akan nilai sejarah dan filosofi. Setiap rumah adat di Yogyakarta memiliki desain yang unik dan melambangkan identitas serta kebudayaan masyarakat setempat.
Arsitektur yang mencerminkan pengaruh Keraton hingga rumah-rumah sederhana milik rakyat biasa, semua menunjukkan keterkaitan dengan nilai-nilai tradisi dan spiritualitas.
Simak pembahasan mengenai ciri khas rumah adat Yogyakarta yang penuh makna ini dalam artikel yang dipersembahkan oleh Popmama.com.
1. Rumah Adat Bangsal Kencono
Rumah adat Yogyakarta yang paling dikenal adalah Bangsal Kencono. Seringkali disalahartikan sebagai rumah joglo, Bangsal Kencono memiliki ciri khas tersendiri. Berbeda dengan rumah joglo yang berasal dari Jawa Tengah, Bangsal Kencono memiliki desain yang lebih besar dan lebar, dengan pengaruh arsitektur Belanda, China, dan Portugis.
Bangsal Kencono adalah simbol status, yang dulunya digunakan oleh kalangan bangsawan dan raja. Struktur atapnya menjulang tinggi dan disokong oleh empat tiang utama yang dikenal sebagai soko guru, yang memberikan stabilitas. Dindingnya terbuat dari kayu berkualitas tinggi, dan lantainya dari marmer atau granit, menambah kesan megah dan elegan pada rumah ini.
2. Nilai filosofi arsitektur
Setiap elemen dalam desain rumah adat Yogyakarta menggambarkan filosofi keseimbangan dan simetri. Struktur persegi pada rumah adat menciptakan kesan kokoh dan harmonis, mencerminkan hubungan manusia dengan alam.
Atap rumah yang menjulang tinggi terinspirasi dari Gunung Merapi, yang dianggap sakral oleh masyarakat Yogyakarta. Filosofi ini tidak hanya diterapkan pada bangunan, tetapi juga pada lingkungan sekitar, yang diharapkan bisa menciptakan harmoni dengan alam.
3. Ciri khas struktur atap, menjulang tinggi dan bertingkat
Atap rumah adat Yogyakarta adalah salah satu elemen paling menonjol. Atap tersebut memiliki beberapa tingkat, dengan atap brunjung sebagai yang tertinggi, diikuti oleh atap penanggap dan emper yang lebih landai. Ciri khas ini tidak hanya mempercantik tampilan rumah tetapi juga berfungsi untuk ventilasi udara.
Atap jenis Lambang Gantung memiliki celah antara susunan atap, yang memungkinkan sirkulasi udara yang baik, sedangkan atap Lambang Sari disusun rapat tanpa celah. Keberagaman dalam bentuk atap ini menciptakan berbagai variasi desain rumah adat Yogyakarta.
4. Ciri Khas struktur tiang utama
Salah satu ciri khas bangunan rumah adat Yogyakarta adalah tiang utamanya yang dikenal sebagai saka guru. Tiang-tiang ini memiliki ukuran yang lebih besar dan kuat dibandingkan tiang lainnya, berfungsi sebagai penopang utama dari keseluruhan struktur.
Saka guru juga mengandung makna simbolis, yang menggambarkan kekuatan yang berasal dari empat penjuru mata angin. Penggunaan tiang ini memberikan kekuatan dan kestabilan pada bangunan, serta menjadi ciri khas yang membedakannya dari rumah adat lainnya.
5. Komposisi ruangan
Komposisi ruang dalam rumah adat Yogyakarta dirancang untuk memfasilitasi interaksi sosial. Ruang publik seperti pendopo menjadi tempat berkumpul, sementara pringgitan berfungsi sebagai jembatan menuju ruang privat.
Ruang-ruang dalam rumah adat memiliki fungsi yang jelas: pendopo untuk acara, pringgitan untuk pertunjukan seni, dan omah jero untuk aktivitas keluarga. Desain ini mencerminkan nilai sosial yang tinggi dalam budaya Yogyakarta, di mana kebersamaan dan interaksi sangat dihargai.
6. Desain khusus ketahanan bencana alam
Mengingat posisi geografis Yogyakarta yang rentan terhadap gempa bumi, desain rumah adat Yogyakarta telah mempertimbangkan ketahanan. Struktur rong-rongan yang terdiri dari umpak, saka guru, dan tumpangsari memberikan kekuatan pada bangunan.
Sistem penahan gempa ini memastikan bahwa rumah tetap berdiri kokoh meskipun menghadapi guncangan. Desain ini mencerminkan kecerdasan arsitektur lokal dalam menghadapi tantangan alam.
7. Material bangunan
Material yang digunakan dalam pembangunan rumah adat Yogyakarta sangat berkualitas dan alami. Atapnya biasanya terbuat dari genting tanah, sementara dinding dan tiang terbuat dari kayu terbaik.
Bagian depan rumah dihiasi dengan detail yang indah, sementara bagian inti memiliki banyak ruangan dengan fungsi berbeda. Dari lantai marmer yang tinggi hingga tiang hitam yang megah, setiap elemen dalam rumah adat ini mewakili keindahan dan kedalaman budaya Yogyakarta.
Itulah dia ciri khas rumah adat Yogyakarta yang sungguh kaya akan filosofi makna kebudayaan. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Ciri-Ciri Rumah Adat Maluku
- Keunikan Rumah Adat Gorontalo dari Dulohupa hingga Potiwaluya
- Mengenal Rumah Adat Papua Barat, Honai, Kaki Seribu, dan Ebeai