5 Dampak Negatif Membuatkan Akun Instagram Khusus Anak
Anak Mama sudah punya Instagram sendiri?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menilik perkembangan zaman yang kian pesat, sosial media tak boleh luput dari perhatian Mama. Keberadaannya menjadi ajang unjuk gigi dan menunjukkan eksistensi para pengguna. Sebagian besar kontennya pun berisi aktivitas sehari-hari dan kebersamaan bersama orang terdekat. Maka tak heran jika banyak Mama yang sengaja membuatkan akun sosial media untuk anak, khususnya Instagram.
Instagram adalah sosial media yang sedang banyak digandrungi saat ini. Berisi foto dan keterangan singkat, kemunculan Instagram menjadikan momen berfoto terasa begitu penting. Kualitas kamera, skill fotografi, sampai aplikasi editing menyertai di belakangnya. Singkatnya, Instagram adalah media ngeksis yang baik.
Isi akun Instagram si Anak adalah aktivitas sehari-hari, video tingkah lucunya, sampai gaya berpakaian. Ada juga yang mulai mengizinkan anak mengoperasikan sendiri akun Instagramnya. Tentu saja saat si Anak sudah cukup besar untuk memahami penggunaan ponsel. Tapi perlu Mama waspadai juga, membuatkan akun Instagram untuk anak punya dampak negatif.
Popmama.com merangkumnya dalam artikel berikut. Simak yuk, Ma!
1. Rawan terkena cyber crime
Foto-foto anak yang beredar di sosial media rawan mengundang oknum penjahat cyber. Mereka bisa saja menggunakan foto si Anak untuk penipuan, membuat kabar hoax, bahkan sampai memajangnya di situs fedofilia atau human trafficking. Ngeri ya?
Tidak hanya di akun Instagram milik anak, foto-foto si Anak yang sering Mama bagikan akun pribadi berpotensi mengalami hal yang sama. Bahkan kasus ini sudah menimpa beberapa artis seperti Nafa Urbach dan Laudya Cynthia Bella. Anak tiri Bella dari pernikahan pertama Engku Emran, Engku Aleesya, pernah mengalami kasus cyber crime saat balita. Foto-fotonya disalahgunakan oknum tak bertanggung jawab lalu dipajang di situs fedofilia.
Hati-hati ya, Ma!
Baca juga: Predator seks mencari mangsa anak-anak lewat media sosial
2. Memupuk sikap suka pamer
Dengan memiliki akun Instagram sendiri, si Anak jadi termotivasi untuk selalu mengunggah hal baru. Mencari-cari apa lagi yang bisa ia bagi ke orang lain. Hal ini malah memupuk sikap suka pamer dalam dirinya. Merasa harus selalu ada yang dipamerkan lewat akun sosial media.
Jika ia sudah terlanjur menyukai aktivitasnya di Instagram, coba untuk mengarahkan ke hal positif. Beri pemahaman bahwa ia tidak harus selalu punya foto baru untuk dibagi. Menggunakan Instagram juga bisa secara pasif, dengan melihat-lihat saja unggahan di akun lain yang bersifat informatif.
3. Fokus pada kehidupan orang lain
Tapi perlu Mama pahami, ketika si Anak mulai aktif di Instagram berarti ia banyak menyimak keseharian orang lain. Melihat isi unggahan mereka dan tidak menutup kemungkinan membandingkannya dengan diri sendiri. Hal ini membuatnya selalu fokus pada hidup orang lain. Melihat mainan barunya, makanan yang disantap, sampai acara berlibur.
Awas, bisa-bisa anak mama tumbuh membawa kebiasaan ini sampai dewasa.
4. Bahaya konten negatif dan pornografi
Kalau bahaya yang satu ini sudah sangat jelas ancamannya. Konten negatif dan pornografi mudah sekali ditemukan di sosial media. Bahkan tidak perlu mengetik kata kuncinya, banyak konten semacam ini yang bertebaran di beranda.
Mama yakin akan membiarkan si Anak mengoperasikan akun Instagramnya sendiri?
5. Kehilangan fokus belajar
Nah, kalau sudah kecanduan bermain sosial media, dampak terburuknya pada anak adalah hilang fokus belajar. Ia jadi sulit berkonsentrasi karena selalu ingin mengetahui hal-hal baru di Instagram. Ingin melihat unggahan terbaru temannya atau artis cilik idola.
Tidak usah jauh-jauh, orang dewasa saja sering terdistraksi oleh keberadaan Instagram. Rela menghentikan pekerjaan sejenak untuk melihat unggahan orang-orang. Tanpa sadar, mereka justru keasyikan dan pekerjaan jadi terbengkalai.
Duh, mending punya atau nggak, ya?
Baca juga: Masalah cyberbullying yang mungkin mengancam anak