5 Cara Melatih dan Meningkatkan Inisiatif Anak
Inisiatif anak-anak perlu dilakukan sejak latih sejak dini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ma, mendidik anak-anak memiliki inisiatif itu sangat perlu dilakukan. Apalagi ini bisa dilatih dan ditingkatkan melalui kegiatan sehari-hari di rumah.
Perlu disadari kalau kecerdasan yang terjadi pada si Anak bukan hanya dari faktor genetik, melainkan juga berasal dari faktor lingkungan. Dimulai dari nutrisi, pola asuh di rumah, latihan dalam bersikap hingga sebuah stimulasi.
Begitu pun saat Mama menginginkan si Anak memiliki sebuah inisiatif tinggi, sebuah bagian dari kecerdasan secara sosial dan emosional ini perlu dilatih sejak ini.
Berikut beberapa cara yang sudah dirangkum Popmama.com agar bisa melatih dan meningkatkan inisiatif anak.
Mulai latih dari sekarang ya, Ma!
1. Perkenalkan sikap inisiatif melalui contoh perilaku
Seperti yang sudah Mama ketahui kalau perilaku anak-anak biasanya akan meniru kedua orangtuanya di rumah. Lingkungan keluarga menjadi faktor seorang anak berperilaku saat sosialisasi bersama teman atau orang lain.
Untuk menumbuhkan rasa inisiatif si Anak, Mama bisa memulainya dengan memberi contoh dalam kesehariannya. Anak-anak biasanya akan lebih banyak meniru apa yang sudah dilihatnya daripada sesuatu yang dirinya dengar.
Beberapa hal kegiatan sehari-hari yang bisa dicontoh ke si Anak seperti menunjukkan inisiatif untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Melalui kepedulian yang diberikan terhadap orang lain, pelan-pelan dirinya bisa mengambil tindakan untuk menolong jika ada seseorang yang kesusahan.
Baca juga: Ajarkan Etika Sejak Dini dengan 7 Langkah Mudah Ini!
2. Memberikan kesempatan pada anak
Saat si Anak sedang menghadapi sebuah masalah, Mama bisa memberikan kesempatan untuk dirinya agar dapat menyelesaikan sendiri. Jika dirinya bercerita mengenai masalah yang sedang dihadapi, ada baiknya untuk tidak terburu-buru memberikan solusi.
Dengarkan terlebih dahulu masalah yang sedang dihadapi si Anak, setelah itu tanyakan mengenai langkah yang akan dilakukan selanjutnya dan biarkan dirinya menyelesaikan masalah sendiri.
Dengan memberikan si Anak sebuah kesempatan, dirinya seolah diberikan kepercayaan dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah tanpa perlu bantuan dari orangtua ataupun guru di sekolah.
Cara si Anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri mungkin belum selalu sempurna atau solusinya bisa saja meleset. Namun, biarkanlah karena dirinya masih belajar menghadapi masalah sendiri.
Selain itu, tanamkan juga kepadanya untuk belajar menghadapi masalah yang ada bukan justru terbiasa lari dari kenyataan. Si Anak perlu belajar untuk mengalami sendiri hasil dari solusi atau penyelesaian masalah yang sudah dipilihnya.
3. Melatih anak berpikir secara kritis
Setelah memberikan contoh perilaku dan kesempatan untuk si Anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri, selanjutnya Mama bisa membantu untuk mengelola pikiran yang lebih kritis.
“Selain solusi yang sudah kamu pikirkan sekarang, apa cara lain yang akan kamu lakukan dalam menghadapi situasi seperti ini?”
Kata-kata ini bisa diucapkan ketika dirinya sudah mempunyai cara atau solusi dalam menyelesaikan masalah sendiri. Hal ini dapat membantu si Anak dapat berpikir secara kritis dan melihat dari berbagai sudut pandang.
Baca juga: 6 Cara untuk Mengajari Anak Menerima Kekalahan
Baca juga: 5 Cara Mengajarkan Anak Menjadi Kritis Terhadap Lingkungannya
4. Selalu menghargai usaha anak
Menghargai usaha si Anak itu penting lho, Ma.
Saat dirinya sudah mulai memiliki rasa inisiatif sendiri, maka itu sebuah prestasi yang dimiliki si Anak. Mama tidak perlu marah saat sikap yang dilakukannya belum terlihat sempurna.
Hargai usahanya, bukan semata-mata melihat hasil akhirnya. Ada baiknya untuk tetap berusaha menghargai apa yang sudah dilakukan si Anak. Anggap saja ini membantu bagian dari proses tumbuh kembangnya.
Biarkan dirinya merasakan hasil dari pilihan atau solusi yang sudah diambil dalam menyelesaikan sebuah masalah. Bila belum sesuai dengan harapan orangtua, si Anak tentu akan belajar berproses dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
5. Tetap bersikap konsisten
Penerapan dalam melatih anak-anaknya untuk memiliki inisiatif itu perlu konsisten dilakukan. Jangan hanya penerapannya setengah-setengah, hal ini tentu akan berdampak buruk kepada si Anak.
Dirinya akan menjadi pribadi yang memiliki perilaku yang tidak konsisten dalam bersikap. Sebagai orangtua, Mama perlu tegas dan bisa bersikap dalam mendidik si Anak menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Dukung terus dirinya untuk menjadi sosok yang punya inisiatif tinggi ya, Ma!
Baca juga:
- Penting! 5 Cara Ini Mendukung Kesehatan Mental pada Anak
- 5 Kelebihan Ini Akan Dirasakan Anak Saat Bisa Berbahasa Asing
- 7 Manfaat Belajar Bahasa Asing bagi Anak Bisa Membuat Semakin Cerdas