7 Primata Asli Indonesia, Ada yang Terancam Punah
Hilangnya habitat dan perburuan liar sebabkan beberapa primata asli Indonesia terancam punah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak mama mungkin belum mengetahui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati primata tertinggi di dunia. Yup benar, berdasarkan data dari IPB University, dari sekitar 479 spesies primata di dunia, 61 spesies berada di Indonesia.
Primata asli atau native dapat ditemukan di hampir semua wilayah geografis di Indonesia, kecuali Papua. Primata paling endemik ada di Sulawesi dan Kepulauan Mentawai, Sumatra.
Sayangnya, 70 persen primata Indonesia berada di ambang kepunahan karena hilangnya habitat dan perburuan liar. Tetapi, banyak juga yang ditelantarkan atau dibunuh ketika beranjak dewasa.
Untuk menambah wawasan anak mama tentang kehidupan fauna, berikut ini Popmama.com telah merangkum 7 primata asli Indonesia, beri tahu anak agar ia dapat mengenali lebih dekat yuk Ma!
1. Lutung budeng
Primata lutung budeng ini punya nama lain lutung Jawa dan nama ilmiah Trachypitecus auratus. Spesies ini menghuni pulau Jawa serta pulau-pulau kecil di Bali, Lombok, Sempu, dan Nusa Barung.
Secara umum, lutung budeng memiliki panjang tubuh 46-75 cm dengan panjang ekor 61-82 cm dan berat sekitar 7 kilogram. Bayinya dilahirkan dengan bulu berwarna jingga dan akan menggelap seiring bertambahnya usia.
Makanan utama mereka adalah daun dan bunga, tetapi kadang memakan buah matang dan mentah serta larva serangga.
2. Monyet ekor panjang
Monyet ekor panjang atau yang nama ilmiahnya Macaca fascicularis, ini tersebar luas di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Warnanya bervariasi dari abu-abu hingga cokelat dengan bagian bawah yang lebih terang. Tetapi, saat lahir bulunya berwarna hitam.
Ketika dewasa, panjang tubuhnya sekitar 38-55 cm, ini belum termasuk ekornya. Sedankan berat badannya lima sampai sembilan kilogram untuk pejantan dan tiga sampai enam kilogram untuk betina.
Mereka umumnya memiliki habitat di pesisir, rawa, mangrove, dan hutan di tepian sungai hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Makanan utamanya adalah buah-buahan. Sisanya adalah daun, kuncup, serangga, katak, dan kepiting. Sayangnya, spesies ini sering dieksploitasi manusia untuk atraksi topeng monyet.
3. Simpai
Pernahkah anak mama melihat hewan simpai ini?
Menurut Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, simpai atau dengan nama ilmiah Presbytis melalophos adalah salah satu primata endemik di pulau Sumatra yang bisa dijumpai di kawasan hutan Taman Nasional (TN) Batang Gadis.
Di Lampung Timur, primata ini seringkali disebut "monyet putih" karena warna bulunya dominan putih dengan wajah hitam.
Dilansir dari Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB, simpai memiliki ciri khas berupa jambul pada kepala serta ekor yang 1,5 kali panjang tubuhnya, serta berat tubuhnya sekitar lima sampai delapan kilogram.
Mereka memiliki ciri khas yaitu suara yang melengking untuk berkomunikasi dan merespon ancaman. Seperti beberapa primata lainnya, simpai tinggal dalam kawanan kecil. Makanan pokoknya ialah pucuk daun, buah-buahan, bunga, dan biji.
4. Beruk
Primata dengan nama latin Macaca nemestrina ini juga dijuluki dengan sebutan southern pig-tailed macaque. Julukan ini bukan tanpa alasan lho! Karena mereka memiliki ekornya yang mencuat di udara dengan bentuk yang mirip ekor babi.
Beruk umumnya berwarna cokelat kekuningan dengan punggung yang lebih gelap dan bagian bawah yang lebih terang. Beratnya sekitar 5-15 kilogram.
Sebagai omnivora, makanan beruk adalah buah-buahan, biji-bijian, jamur, dan invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang). Sebagian besar beruk ditemukan di hutan hujan, tetapi terkadang terlihat di perkebunan.
Status konservasi beruk adalah rentan (vulnerable atau VU) yang ditetapkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Sedihnya, menurut Restorasi Ekosistem Riau, hanya ada sekitar 900.000 beruk yang tersisa di alam liar.
Penyebab utamanya adalah hilangnya habitat karena deforestasi dan diburu untuk diambil dagingnya atau diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.
5. Simakobu
Simakobu atau dengan nama ilmiah Simias concolor merupakan primata kepulauan Mentawai.
Mereka mendiami hutan di lereng bukit, hutan hujan dataran rendah, serta rawa air payau dan tawar. Bulunya berwarna kehitaman dengan panjang tubuh 45 sampai 52,5 cm, panjang ekor 15 cm, dan bobot 6 sampai 9 kilogram. Makanan utama mereka ialah dedaunan dan buah-buahan.
Sayangnya, status simakobu menurut IUCN adalah terancam punah atau critically endangered. Menurut studi yang dilakukan oleh Whittaker di tahun 2006, populasi simakobu menurun 22-75 persen sejak tahun 1980.
6. Bekantan
Bekantan atau Nasalis larvatus adalah primata asli Indonesia endemik yang tinggal di hutan bakau (mangrove) di Kalimantan. Bentuk hidungnya yang tampak seperti 'belalai' menjadi ciri khasnya.
Bekantan memiliki ekor yang panjangnya hampir sama dengan panjang tubuhnya, yakni sekitar 55,9 sampai 76,2 cm.
Punggungnya berwarna cokelat kemerahan dengan bagian perut dan kaki berwarna putih keabuan. Berat tubuh pejantan sekitar 16 sampai 22 kilogram, sedangkan betina hanya 7 sampai 12 kilogram.
Sebagai satwa arboreal atau hidup di pohon, bekantan sangat lincah. Mereka bergerak dari dahan ke dahan dengan melompat dan bergelantung. Selain itu, bekantan merupakan perenang handal karena memiliki selaput kulit pada telapak kaki dan tangannya.
Menurut pengamatan Pusat Studi Satwa Primata IPB, makanan utamanya adalah daun muda sebanyak 50 persen dan buah sekitar 40 persen. Sisanya, mereka mengonsumsi bunga, biji, dan beberapa jenis serangga.
Menurut IUCN Redlist, bekantan termasuk dalam kategori genting atau endangered. Ancaman utamanya adalah kerusakan habitat, alih fungsi hutan, perburuan ilegal, dan kebakaran hutan.
7. Orangutan
Tentu anak sudah tak asing dengan primata asli Indonesia yang satu ini, bukan?
Orangutan memiliki lengan yang panjang namun kakinya pendek. Rambutnya berwarna cokelat kemerahan yang menutupi tubuhnya. Orangutan jantan dewasa beratnya sekitar 75 kilogram, sementara betina hanya 37 kilogram.
Makanan pokoknya adalah buah, tetapi mereka menjadikan kulit kayu, madu, serangga, dan telur burung sebagai selingan. Orangutan bisa hidup lebih dari 30 tahun, baik di alam liar maupun penangkaran.
Ketiga spesies orangutan yaitu Sumatra (P. abelii), Kalimantan (P. pygmaeus), dan Tapanuli (P. tapanuliensis), sangat terancam punah.
Pemicunya adalah perburuan liar, perusakan habitat, penggundulan hutan, pembukaan lahan untuk budidaya kelapa sawit, perdagangan hewan ilegal, dan kebakaran hutan.
Nah, itulah beberapa primata asli Indonesia. Memberi tahu anak beberapa primata asli Nusantara, dapat meningkatkan rasa bangga sekaligus rasa kepeduliannya.
Ketika rasa peduli telah terbentuk, penting bagi Mama untuk mengajarkan anak bagaimana menjaga kelestarian lingkungan, yang sedikit banyak dapat membantu kehidupan para satwa Indonesia agar tidak lekas punah.
Baca juga:
- Cerita ke Anak, 8 Fakta Menarik Orangutan Primata Asli Indonesia
- Beri Tahu Anak, 7 Hewan ini Terancam Punah Akibat Sering Diburu
- 10 Hewan yang Bisa Terancam Punah Akibat Pemanasan Global