6 Alasan Mengapa Anak Perlu Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis membuat anak menjadi pembelajar seumur hidupnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan oleh setiap anak. Berpikir kritis merupakan sebuah metode yang ditulis oleh filsuf Yunani Socrates, yang bernama metode Socrates.
Cara ini menjadi salah satu alat instruksi berpikir kritis paling awal yang dikenal manusia. Beberapa praktik mengatakan manfaat dari berpikir kritis sudah diterapkan dalam ribuan tahun. Dalam hal apa berpikir kritis benar-benar bermanfaat bagi kehidupan anak?
Kali ini Popmama.com akan membahas 6 alasan mengapa berpikir kritis penting untuk anak. Terdapat masih banyak lagi manfaat lainnya, namun di bawah ini adalah manfaat yang paling signifikan bagi perkembangan cara berpikir anak.
Yuk simak!
1. Berpikir kritis dapat mendorong keingintahuan
Keingintahuan ada untuk membantu anak dalam mendapatkan pemahaman yang lebih dalam, tidak hanya tentang dunia di sekitarnya tetapi hal-hal yang penting dalam pengalaman anak tentang dunia ini.
Hal ini dapat meluas ke topik yang diajarkan di sekolah, atau yang juga dianggap relevan dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang memiliki pemikiran kritis yang efektif ingin tahu tentang berbagai topik, dan umumnya memiliki minat yang luas.
Ia mempertahankan keingintahuan tentang dunia dan tentang orang-orang, serta memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap budaya, kepercayaan, dan pandangan yang merupakan kualitas bersama dari kemanusiaan.
Selain itu, berpikir kritis membuat anak menjadi pembelajar seumur hidup. Karena pemikir kritis pada dasarnya ingin tahu, peluang untuk menerapkan keterampilan ada di sekitar anak setiap saat. Ia selalu terbuka pada peluang untuk menerapkan kebiasaan berpikirnya dalam situasi apa pun.
Keinginan untuk berpikir kritis tentang masalah dan tugas yang paling sederhana pun menunjukkan keinginan untuk hasil yang konstruktif. Dalam mendorong keingintahuan, anak dengan kemampuan berpikir kritis seringkali mengajukan pertanyaan terkait, seperti:
- Apa yang terjadi? Apa yang saya lihat?
- Mengapa ini penting? Siapa yang terpengaruh oleh ini?
- Apa yang saya lewatkan? Apa yang tersembunyi dan mengapa itu penting?
- Dari mana asalnya ini? Bagaimana saya tahu pasti?
- Siapa yang mengatakan ini? Mengapa saya harus mendengarkan orang ini? Apa yang bisa mereka ajarkan padaku?
- Apa lagi yang harus saya pertimbangkan?
- Bagaimana jika …?
- Kenapa tidak?
Pemikir kritis juga tidak menerima apa pun begitu saja. Ia tidak pernah berhenti mengajukan pertanyaan dan menikmati menjelajahi semua sisi dari suatu masalah dan fakta dengan lebih dalam, yang tersembunyi dalam semua data.
2. Itu meningkatkan kreativitas
Menurut wawancara dari wabisabilearning.com pada pendidik di seluruh dunia, menjelaskan tentang keterampilan paling penting yang dibutuhkan anak-anak untuk berkembang di luar sekolah. Memupuk kreativitas siswa termasuk faktor sangat penting dalam daftar itu.
Faktanya, kreativitas ada di nomor dua, tepat di bawah pemecahan masalah. Tidak diragukan lagi bahwa pemikir kritis yang efektif, sebagian besar adalah pemikir kreatif. Anak yang kreatif mempertanyakan asumsi tentang banyak hal.
Anak mungkin akan sering bertanya "bagaimana" atau "mengapa tidak?". Kreativitas itu abadi dan memiliki potensi yang tidak terbatas, artinya anak tidak terbatas sebagai orang yang kreatif. Kreativitas berlaku untuk pelajar dari segala usia, dan anak yang senang berpikir kritis tidak pernah takut untuk keluar dari zona kenyamanan kreatifnya.
3. Memperkuat kemampuan pemecahan masalah
Anak yang berpikir kritis cenderung menjadi pemecah masalah secara instingtual. Ini merupakan keterampilan paling penting yang dapat Mama bantu pada anak sejak dini.
Anak hari ini adalah pemimpin masa depan, dan akan menghadapi tantangan yang rumit sehingga perlu menggunakan kapasitas berpikir kritis untuk merekayasa solusi imajinatif. Salah satu pemikir kritis yang paling produktif dalam sejarah, Albert Einstein, pernah mengatakan hal seperti ini:
“Bukannya saya begitu pintar; hanya saja saya bertahan dengan masalah lebih lama. "
Pemikiran Einstein tersebut dapat digambarkan seperti, ketika diberi waktu satu jam untuk menyelesaikan masalah, ia kemungkinan akan menghabiskan 5 menit untuk solusi dan 55 menit lainnya untuk mendefinisikan dan meneliti masalah.
Sehingga, kesabaran dan komitmen untuk benar-benar memahami masalah adalah ciri dari pemikir kritis sejati. Itulah alasan utama mengapa mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada anak sangat penting untuk menjadi pemecah masalah yang efektif.
Karena tantangan ini terus berubah dan tumbuh seiring dengan perubahan dunia di sekitarnya, pemikiran terbaik diperlukan untuk menyelesaikannya, dan anak harus siap untuk berpikir secara kreatif dan berbeda untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan bertahan lama.
Kapasitas berpikir kritis melakukan semua itu dan lebih banyak lagi.
4. Berpikir praktis mendorong banyak perkembangan pada anak
Berpikir kritis menjadi populer karena mencakup beragam disiplin ilmu, dan menumbuhkan berbagai bakat kognitif. Bisa dikatakan bahwa berpikir kreatif ini adalah aktivitas lintas-kurikuler untuk pikiran, dan pikiran harus dilatih seperti otot agar tetap sehat.
Di antara banyak hal, berpikir kritis mendorong perkembangan hal-hal seperti:
- Keterampilan penalaran
- Berpikir analitis
- Keterampilan evaluasi
- Pemikiran logis
- Keterampilan organisasi dan perencanaan
- Kemampuan bahasa
- Kapasitas refleksi diri
- Keterampilan observasi
- Pikiran terbuka
- Teknik visualisasi kreatif
- Kemampuan mempertanyakan
- Pengambilan keputusan
Daftar ini dapat dengan mudah diperluas untuk memasukkan keterampilan lain, tetapi ini memberikan gambaran tentang kemampuan apa yang bisa anak kembangkan dan tingkatkan ketika ia memilih untuk berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.
5. Ini mengembangkan rasa mandiri
Membuat anak yang berusia sekolah mulai berpikir secara mandiri adalah salah satu dari banyak tujuan pendidikan. Keterampilan berpikir mandiri berada di garis depan dalam mempelajari bagaimana menjadi tidak hanya pemikir hebat, tetapi juga pemimpin yang hebat.
Masih dilansir dari wabisabilearning.com, keterampilan semacam ini mengajari anak bagaimana memahami dunia berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi, dan untuk membuat keputusan kritis dengan baik dengan cara yang sama.
Dengan demikian, anak memperoleh kepercayaan diri dan kemampuan untuk belajar dari kesalahan saat membangun kehidupan yang sukses dan produktif di masa depannya. Saat kita berpikir kritis, anak berpikir dengan cara mengarahkan dirinya sendiri.
Pemikirannya disiplin dengan demikian menjadi pola pikir yang mengoreksi diri. Selain itu, kemampuan berpikir yang kuat dapat menjadi kebiasaan ketika anak terus mengembangkannya melalui pembelajaran dan pengalaman.
Setelah Mama berhasil membuat anak mampu berpikir secara mandiri, Mama telah memberinya hadiah untuk hidup. Setelah masa sekolah usai, anak kemudian dapat pergi ke cita-citanya di masa depan dan mengejar dengan percaya diri dan bangga.
6. Berpikir kritis adalah keterampilan untuk hidup, bukan hanya untuk belajar
Mengajarkan anak setiap hari untuk berpikir kritis bukan hanya untuk memudahkan masa-masa sekolahnya, tetapi juga untuk memabngun kesuksesan dan kesejahteraan ketika tahun-tahun pendidikannya selesai.
Itulah mengapa Mama perlu memastikan semua proses pendidikan anak sejak dini terlibat secara aktif dalam membangun pola pikir berpikir kritis dan kemandirian, serta menumbuhkan keterampilan belajar seumur hidup anak.
Banyak pendidik hebat telah mengatakan banyak hal hebat tentang pentingnya keterampilan belajar seumur hidup.
John Dewey merupakan seorang filsuf, psikolog, dan pembaharu pendidikan Amerika yang idenya berpengaruh dalam pendidikan dan reformasi sosial pernah mengatakan:
"Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup; pendidikan adalah hidup itu sendiri."
Nah itulah beberapa alasan mengapa Mama perlu mulai mengajarkan anak dalam berpikir kritis. Dengan tujuan, untuk memastikan bahwa setelah anak selesai sekolah, anak dapat siap menjadi guru dan pemimpin. Intinya berpikir kritis mendorong anak agar tidak pernah berhenti menjadi pembelajar.
Baca juga:
- 11 Pola Pikir yang Mengganggu Sistem Imun Tubuh Remaja
- Anak Selalu Berpikiran Buruk? Waspadai Kecenderungan Victim Mentality
- Ketahui 5 Penyebab Anak Impulsif, Bertindak Tanpa Berpikir