Anak Tak Mau Mendengarkan Orangtua? Ini 7 Tips Mengatasinya
Ada perilaku orangtua yang justru membuat anak mengabaikan perkataan orangtuanya lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama pernah tidak mendapat jawaban ketika memberi tahu anak sudah waktunya untuk belajar? Atau anak bertindak seolah-olah tidak mendengar ketika Mama menyuruhnya untuk berhenti bermain?
Tentu akan sangat menyebalkan ketika anak tak mendengarkan ucapan atau arahan dari orangtuanya. Jika Mama terdesak waktu dan anak tetap tidak mau mengalah, itu bisa sangat membuat frustrasi.
Sehingga penting sekali untuk mengajari anak agar mendengarkan saat pertama kali orangtua berbicara. Jika tidak, mengabaikan permintaan orangtua atau orang dewasa lainnya bisa menjadi kebiasaan umum.
Untuk mengatasinya, berikut Popmama.com telah menyiapkan tujuh langkah yang harus Mama lakukan ketika anak anak mengabaikan ucapan orangtuanya.
1. Menghilangkan gangguan
Penting untuk membedakan antara pengabaian yang disengaja dan memang anak tidak mendengarkan. Misalnya, jika Mama berteriak kepada anak saat ia bermain video game di ruangan lain, ia mungkin terlalu asyik bermain untuk mendengarkan saat Mama memanggilnya.
Sebelum memberikan instruksi kepada anak, penting untuk menyingkirkan semua gangguan. Seperti mematikan televisi, panggil namanya, dan jalin kontak mata. Mama bahkan mungkin perlu meletakkan tangan di bahunya.
Kemudian, beri anak arahan yang jelas dengan menguraikan apa yang Mama ingin anak lakukan. Jaga agar arahan Mama tetap singkat dan sederhana, dengan mengatakan sesuatu seperti, “Tolong kerjakan pekerjaan rumahmu.”.
Hindari memberikan nasihat panjang dan gunakan nada suara yang tegas dan netral.
2. Minta pengulangan
Pastikan anak memahami apa yang Mama katakan dengan meminta ia mengulangi kembali instruksi yang telah disampaikan.
Tanyakan, “Oke, jadi apa yang harus kamu lakukan sekarang?” dan tunggu sampai anak menjelaskan. Setelah itu, Mama dapat menawarkan klarifikasi atau tanyakan apakah anak memiliki pertanyaan.
Jika anak dapat mengulangi kembali kepada Mama apa yang seharusnya ia lakukan, maka Mama akan tahu bahwa harapan yang ditetapkan sudah jelas.
3. Memberikan satu pengingat
Setelah Mama memberikan instruksi kepada anak dan Mama yakin ia sudah mengerti, tunggu sekitar lima detik. Mungkin perlu sedikit waktu agar informasi tersebut meresap. Namun jika anak tidak berusaha untuk mengikuti perintah Mama, artinya ia mengabaikan.
Beri anak waktu sebentar, lalu beri pengingat konsekuensi positif, seperti, "Ketika kamu mulai membersihkan kamar, maka kamu akan dapat bermain di komputer malam ini."
Namun gunakan pendekatan yang sama bahkan jika anak mengatakan sesuatu seperti, “Oke aku tahu!” atau "Aku akan melakukannya dalam satu menit,". Ini akan mengajari anak bahwa ia harus mengikuti instruksi saat diberikan, bukan menurut jadwalnya sendiri.
Cara yang bagus untuk mengurangi konflik dan meningkatkan kepatuhan adalah dengan memberikan pilihan terbatas.
Ini memberi anak kesempatan untuk meningkatkan tanggung jawab dan rasa kontrol pribadi, seperti "kamu dapat memilih untuk membersihkan kamar sebelum atau sesudah makan malam. Itu pilihanmu."
4. Menindaklanjuti segala pilihan anak
Setelah Mama memberi peringatan, beri anak beberapa detik untuk memahami. Jika anak tidak berusaha melakukan apa yang diminta, maka tindak lanjuti dengan konsekuensinya.
Mama juga dapat mengatakan sesuatu seperti, "Karena kamu memilih untuk tidak membersihkan kamarmu, maka kamu juga memilih untuk kehilangan waktu bermain video game."
Jika hak istimewa hilang, pastikan anak memahami bahwa kehilangan itu bukanlah sesuatu yang Mama buat untuk merugikan anak. Tekankan bahwa ia masih dapat membuat pilihan yang berbeda dan mengubah hasilnya.
Namun penting untuk memastikan agar Mama menindaklanjuti konsekuensi. Jika Mama tidak siap untuk menjalani konsekuensi yang telah ditetapkan, temukan konsekuensi yang lain.
5. Buatlah rencana bersama-sama
Sampaikan kekhawatiran Mama dengan mengatakan, "Mama melihat kita menghadapi tantangan, terutama dalam menyelesaikan sesuatu. Apa yang menghalangimu untuk melakukan tugas rumah?"
Hindari menuduh anak tidak mendengarkan, namun cobalah untuk berbicara tentang kemungkinan hambatan. Untuk beberapa anak, menerima pujian dan perhatian positif adalah motivasi yang cukup bagi mereka untuk terus bekerja dengan baik.
Jika Mama menunjukkan kepada anak, “Kerja bagus! Mematikan TV tepat setelah Mama memintamu untuk melakukannya,” maka anak mungkin lebih termotivasi untuk melakukannya lagi.
Namun mungkin anak-anak lain membutuhkan insentif yang lebih besar untuk mengikuti arahan. Pertimbangkan sistem penghargaan atau sistem imbalan untuk memotivasi anak agar lebih patuh.
6. Cari tahu kondisi yang mungkin mendasari
Jika penolakan anak untuk mendengarkan merupakan masalah di lebih dari satu lingkungan, misalnya anak juga kesulitan di sekolah, penting untuk mencari tahu masalah yang mendasarinya.
Ada beberapa pertanyaan yang harus Mama tanyakan pada diri sendiri sebelum menganggap anak sebagai anak yang "nakal" karena mengabaikan.
- Mungkinkah anak memiliki masalah pendengaran? Periksakan pendengaran anak jika ia tampaknya kesulitan mendengarkan atau memahami arahan.
- Apakah anak mengalami kesulitan dalam memerhatikan? Jika anak sangat fokus pada apa yang ia lakukan dan mereka mendengarkan, atau jika ia tidak dapat fokus cukup lama untuk menindaklanjuti apa yang dikatakan, ia mungkin memiliki kondisi seperti ADHD
- Apakah anak memiliki masalah pada kondisi kognitif? Masalah perkembangan atau gangguan kognitif dapat membuat anak sulit memproses informasi dan mengambil tindakan dalam waktu singkat.
Jika Mama menduga anak mungkin memiliki masalah kesehatan medis atau mental yang mendasarinya, bicarakan dengan dokter anak.
Dokter dapat menilai dan dan menjelaskan secara medis atau kesehatan mental yang mendasari perilaku anak. Jika suatu kondisi didiagnosis, Mama akan dapat mengetahui perawatan apa yang tepat untuknya.
7. Hindari perilaku yang membuat anak mengabaikan orangtua
Terkadang, orangtua secara tidak sengaja "melatih" anak untuk mengabaikan. Dengan berteriak, mengomel, dan menguliahi anak lebih cenderung membuat anak mengabaikan.
Nasihat yang panjang dan memberi terlalu banyak perintah juga dapat menyebabkan anak berhenti mendengarkan.
Penting untuk menyimpan nasihat Mama untuk masalah terpenting yang ingin ditangani. Tetap berpegang pada satu peringatan yang berulang, yang akan mengajarkan anak ia harus mendengarkan saat pertama kali Mama berbicara.
Nah itulah beberapa cara untuk memastikan anak mama dapat mendengarkan perintah atau ucapan secara langsung. Ada banyak faktor yang mendasari mengapa anak mengabaikan orangtuanya. Sehingga hindari untuk mencap anak sebagai anak yang "nakal" karena ia tidak mendengarkan.