TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Cara Efektif Mengatasi Anak yang Sering Mengeluh

Mengeluh bisa menyebabkan masalah mental seperti depresi dan kecemasan

Freepik/Drobotdean

"Di luar terlalu panas." "Aku tidak ingin pergi ke rumah Nenek." "Rasa makanan ini tidak enak.". Tak jarang, mendengarkan keluhan terus-menerus dari anak dapat menguras kesabaran orangtua.

Kebiasaan mengeluh juga tidak baik untuk anak. Ini bisa membuatnya selalu fokus pada hal negatif, dan berisiko lebih tinggi menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.

Anak juga akan lebih mungkin menghadapi masalah sosial karena temannya tidak mau menghabiskan waktu dengan anak yang terus-menerus mengeluh.

Jika anak mudah mengeluh atau merengek tentang segala sesuatu secara teratur, bantu ia belajar menjadi lebih positif.

Berikut Popmama.com akan membahas 7 cara mengatasi anak yang suka mengeluh yang dilansir dari laman Very Well Family dan Big Life Journal.

1. Hindari menyangkal perasaan anak

Freepik/Racool-studio

Meskipun Mama mungkin tergoda untuk mengatakan sesuatu yang menyangkal ucapan anak seperti, "Ah itu hanya perasaanmu saja," ini tidak membantu mengatasi kebiasaan mengeluhnya.

Sebaliknya, akui secara singkat perasaan kesusahan anak dan dengan mengatakan sesuatu seperti, “Aku tahu kamu tidak nyaman pergi ke rumah Nenek, tapi disana kamu akan bertemu dengan saudara-saudaramu.”

Terkadang anak-anak mengeluh karena ia ingin orangtuanya tahu bahwa ia sedang menghadapi perasaan yang sulit atau ketidaknyamanan fisik. Mengakui ketidaknyamanan anak mungkin cukup untuk menenangkannya.

Tunjukkan sedikit empati dan jelaskan bahwa mengatasi ketidaknyamanan adalah bagian dari kehidupan. Jika perilaku anak anak memerlukan penanganan lebih lanjut, disiplinkan perilakunya, bukan emosinya.

Katakan sesuatu seperti, "Tidak apa-apa merasa frustrasi, tetapi kamu tidak boleh melempar barang. Namun jika ada protes lebih lanjut atau anak mulai merengek, Jelaskan bahwa ia tidak akan mendapatkan perhatian jika dilakukan dengan cara negatif

2. Membedakan suara yang "mengeluh" dan suara normal

Pexels/Ketut Subiyanto

Ketika anak terus menerus mengeluh, ini bisa jadi disebabkan karena ia idak mengerti apa itu mengeluh atau merengek. Mengatakan "berhenti mengeluh/merengek!" sepertinya tidak akan berhasil sampai Mama mengajarkan bagaimana ucapan atau suara yang mengeluh.

Dalam hal ini, Mama dapat menggunakan ponsel untuk merekam suara anak selama ia merengek Namun Mama perlu meminta izinnya terlebih dahulu. Jelaskan bahwa tujuan Mama adalah untuk membantunya belajar dan bukan untuk menggoda atau membuat orang lain merasa tidak enak.

Kemudian rekam saat anak mengatakan sesuatu secara positif. Mintalah anak membandingkan kedua rekaman tersebut dan bagaimana perasaannya saat mendengarkan.

Ketika anak tidak mau direkam, Mama dapat mencontohkannya sendiri. Lalu tanyakan, “Apakah kamu suka suara Mama yang mengeluh atau lebih suka mendengar suara Mama yang biasa?”

Ini juga mengajarkan anak untuk meminta sesuatu dengan suara tenang. Pujilah suara yang anak yang tenang setiap kali Mama mendengarnya. Ingatlah untuk memuji upayanya untuk menggunakan suara itu. 

3. Mendorong anak untuk mencari tahu cara mengatasi masalahnya

Freepik

Jika anak mengeluh tentang sesuatu, dorong ia untuk menyelesaikan masalahnya. Misalnya, jika anak berkata, "Di luar sangat panas," saat bermain di luar, tanyakan, "Menurutmu apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?"

Ketika anak membutuhkan bantuan untuk memikirkan pilihan, ingatkan bahwa ia dapat duduk di tempat teduh, atau meminta tolong agar diberikan minuman dingin.

Mengajari anak keterampilan memecahkan masalah dapat membantunya melihat bahwa mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Tetapi ia dapat meminta bantuan untuk memecahkan masalah atau mencari cara untuk memecahkan masalahnya sendiri, jika usianya sesuai.

Ketika anak mama meningkatkan keterampilan pemecahan masalahnya, ini akan mengurangi intensitas mengeluh. Sebaliknya, ia akan mengambil tindakan yang memperbaiki situasi.

Namun ingatlah untuk berhati-hati saat membantu menyelesaikan masalah anak, terlebih lagi ketika ia suka frustrasi saat mengalami kesulitan.

Jika orangtua selalu terjun dan memecahkan setiap masalah untuk anak, ini akan cenderung mengembangkan rasa ketidakberdayaan, yang di mana anak menganggap kalau orang lain harus menyelesaikan masalahnya.

4. Menunjukkan sisi positif dalam situasi apa pun

Freepik/Tirachardz

Ketika anak mama selalu cepat menunjukkan sisi negatif dalam situasi apa pun, Mama dapat menunjukkan sisi yang positif. Ini dapat membantu anak mengembangkan pandangan yang lebih seimbang tentang dunia, daripada hanya melihat yang buruk.

Jika anak berkata, "Aku benci kita harus meninggalkan taman lebih awal karena hujan," Mama dapat menjawab dengan mengatakan, "Ini memang menyebalkan. Tapi Mama senang kita sudah pergi ke taman dan bermain untuk beberapa saat sebelum hujan turun."

5. Mengenalkan anak pada pilihan menyenangkan lainnya

Freepik

Jangan biarkan anak terjebak dalam mentalitas korban, yang artinya selalu berpikir bahwa ia terus-menerus menjadi korban keadaan buruk dan orang-orang jahat di sekitarnya, ini juga menyebabkan anak tidak akan mengambil tindakan apa pun untuk memperbaiki situasi.

Sebaliknya, bantu anak fokus pada hal-hal yang dapat ia kendalikan. Jika anak mengeluh tidak bisa bermain sepeda saat hujan, bicarakan tentang kegiatan di dalam ruangan yang bisa ia lakukan untuk bersenang-senang.

Katakan sesuatu seperti, "Mama tahu kamu kecewa karena tidak bisa bermain sepeda. Tapi, apa saja hal menyenangkan di dalam ruangan yang bisa kamu lakukan?"

6. Membingkai ulang keluhan anak sebagai sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan anak

Freepik/Rawpixel-com

Ketika anak mengeluh terus menerus, mungkin Mama melihatnya sebagai anak yang sulit atau tidak tahu berterima kasih dan bereaksi. Namun ada cara yang membantu Mama terhubung dengan keluhan anak dan menemukan perspektif yang lebih baik.

Dilansir dari Big Life Journal, Sandy Blackard seorang pelatih orangtua menyarankan untuk melihat keluhan sebagai “keinginan” atau “kebutuhan.” Berikut adalah beberapa keluhan umum dan cara membingkai ulang.

  • Saat anak mama berkata ia membenci mainannya, katakan, “Kamu ingin mainan yang berbeda” lalu berikan pilihan mainan. Ini memberikan pesan bahwa anak tahu apa yang ia suka dan tidak suka.
  • Saat anak mama berkata ia bosan, katakan, “Kamu ingin ini lebih menarik” lalu ajak ia melakukan aktivitas bersama. Ini memberikan pesan bahwa anak memiliki minat tertentu.
  • Saat anak mama berkata ia tidak mau diatur, katakan, “Kamu ingin belajar bertanggung jawab” lalu berikan anak beberapa tugas rumah sesuai usianya, seperti merapikan tempat tidur atau mainan. ini memberikan pesan bahwa anak menghargai kemandirian

Jika Mama mendengar keluhan anak sebagai pesan yang kuat dari anak, keluhan itu bisa jauh lebih mudah ditangani.

7. Berkonsultasi dengan dokter anak

Freepik/Pressfoto

Terkadang, sikap yang terlalu negatif dapat menandakan masalah kesehatan mental yang mendasarinya. Anak-anak dengan depresi, misalnya, sering memikirkan hal-hal negatif, dan anak-anak dengan kecemasan sering membayangkan skenario terburuk.

Jika Mama menduga keluhan anak yang terus-menerus bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak.

Itulah 7 cara mengatasi anak yang suka mengeluh. Ketahuilah bahwa setiap anak sering mengeluh tentang sesuatu. Mengetahui apa yang mungkin ada di balik keluhan anak dapat membantu Mama menemukan cara mengatasi rasa frustrasinya.

Mungkin anak membutuhkan bantuan masalahnya,atau mungkin ia hanya membutuhkan bimbingan dan dukungan, atau seseorang yang dapat mengerti perasaannya.

Baca juga:

The Latest