TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

9 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak dalam Hadapi Covid-19 Omicron

Meningkatnya kasus Omicron, orangtua harus lebih sigap menjaga kesehatan fisik dan mental anak

timesofindia.indiatimes.com

Virus corona tampak terus bermutasi menjadi yang lebih baru. Sebelumnya yang kita tahu bernama Delta, kini muncul mutasi baru yang bernama Omicron. Varian ini bahkan disebut-sebut berpotensi lebih ganas dan menular.

Meskipun meningkatnya mutasi Covid-19 ini lebih berdampak pada kesehatan fisik manusia, kesehatan mental juga telah menjadi perhatian serius selama pandemi ini.

Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak juga terkena dampak kelelahan secara fisik dan emosional akibat bertambahnya kasus Omicron di Indonesia. Beberapa alasannya termasuk isolasi sosial, pembelajaran online, dan waktu layar yang semakin tinggi.

Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan untuk melindungi kesehatan mental anak agar tidak terpengaruh oleh kasus Covid-19 Omicron yang mulai meningkat.

Berikut Popmama.com telah merangkum cara menjaga kesehatan mental anak hadapi Covid-19 Omicron. Yuk simak!

1. Membatasi waktu layar anak

Freepik/Pvproductions

Meskipun menerapkan ini mungkin menimbulkan pertengkaran dengan anak, banyak penelitian telah membuktikan bahwa waktu layar yang diperpanjang memiliki banyak efek negatif. Ini termasuk, peningkatan stres, kecemasan sosial, isolasi, kelelahan fisik dan ketegangan mata.

Maka dari itu sangat penting bagi orang-orang dari segala usia untuk menjaga jumlah waktu yang mereka habiskan untuk perangkat elektronik, terutama sebelum tidur.

Dianjurkan bagi anak-anak hingga orang dewasa untuk mematikan semua elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur dan meluangkan waktu untuk membiarkan pikiran dan tubuh rileks.

Melakukan rutinitas sebelum tidur bersama anak seperti membaca buku atau bermeditasi juga dapat membawa peningkatan kualitas tidur yang signifikan.

2. Mendiskusikan topik-topik yang menghibur anak

Freepik/Pch.vector

Pada saat ini, semua sumber berita dan media yang kita lihat setiap hari berpusat pada satu subjek, yaitu “pandemi”.Memang, penting untuk tetap mendapat informasi, terutama mengenai kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Tetapi waktu untuk mendapatkan informasi terbaru tentang apa yang terjadi di dunia, mungkin melewatkan waktu berkualitas dengan orang yang dicintai.

Anak membutuhkan waktu dan perhatian dari orangtuanya untuk membahas topik yang menghibur dan menyenangkan, Meskipun topik ini mungkin tidak terlalu menarik bagi Mama Papa. 

Membicarakan hal-hal di luar Covid-19, varian Omicron, lockdown, akan membantu meningkatkan hubungan orangtua-anak. Misalnya, membicarakan tentang film, olahraga, dan sesuatu yang menarik bagi anak-anak.

Selain itu, bersiaplah juga untuk mendengarkan dan merespon yang anak katakan tanpa terganggu oleh gadget.

3. Tetap tenang dan tidak panik

Pexels/Ketut Subiyanto

Anak-anak tentu akan selalu mencari orangtuanya untuk mendapatkan perasaan yang aman, terlindungi, dan nyaman.

Orangtua adalah pemberi perawatan dan panutan utama dari anak-anaknya, dan tetap tenang di lingkungan yang kacau sangat penting untuk gaya hidup sehat.

Memberikan perhatian pada perkembangan informasi memang disarankan, namun penting agar tidak panik di sekitar anak.

Peningkatan stres akibat panik mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, serta risiko kesehatan lainnya.

4. Mengajak anak untuk melakukan aktivitas fisik

Freepik

Cara utama untuk mengurangi stres dan membantu pikiran positif pada anak-anak adalah mengajaknya melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.

Saat tetap aktif secara fisik, otak akan menghasilkan bahan kimia yang bernama hormon endorfin untuk membuat anak merasa baik dan secara positif memengaruhi suasana hatinya. Selain itu, otak tentunya akan 'berterimakasih' karena anak telah menjaga tubuhnya tetap sehat.

Jika lari pagi atau olahraga di luar ruangan lainnya tidak memungkinkan, Mama bisa mengajak anak untuk melakukan yoga di rumah.

Ini akan menjadi aktivitas hebat yang membutuhkan sedikit ruang dan akan bekerja di seluruh tubuh, meningkatkan relaksasi, dan juga memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Tetap bugar secara fisik sebagai sebuah keluarga, akan memungkinkan Mama dan anak-anak untuk terikat bersama. 

5. Meluangkan waktu untuk bermeditasi bersama

Pexels/Monstera

Meditasi sebenarnya jauh lebih sederhana daripada yang dipikirkan kebanyakan orang, dan rasa takut ini mencegah mereka untuk mencobanya sama sekali, mirip dengan bergabung dengan gym.

Ada penelitian medis yang tak terhitung jumlahnya, telah menunjukkan bahwa meditasi memiliki beberapa manfaat kesehatan, yang paling berguna, mengurangi kecemasan dan meningkatkan relaksasi.

Ketika Mama mulai menanamkan kebiasaan meditasi yang secara teratur, anak memiliki tingkat stres yang jauh lebih rendah serta meningkatkan perasaan bahagia dan damai.

Mulailah dengan meluangkan waktu 5-10 menit dari aktivitas sehari-hari, dan berlatihlah bersama anak secara konsisten. Meditasi dapat dilakukan oleh siapa saja dengan usia yang berapa pun.

Meditasi bahkan bisa sangat bermanfaat bagi anak-anak pelajar yang menghadapi pembelajaran online serta pembatasan yang disebabkan oleh Covid-19.

6. Membuat jadwal sehari-hari yang konsisten

Freepik

Mama juga perlu membantu anak menyusun hari-harinya. Salah satu dampak buruk terbesar dari pandemi ini adalah perubahan jadwal, perubahan hari libur, dan pembatalan rencana. Sehingga mulailah mengambil alih dengan beradaptasi dengan cara hidup baru ini.

Mulailah dengan mengikuti rutinitas sekolah yang ditetapkan, memiliki kegiatan tambahan (kursus atau les), mengalokasikan waktu bermain serta waktu belajar dan mengerjakan PR, dan waktu untuk melakukan rutinitas pribadi.

Jangan biarkan kegiatan anak yang berubah-ubah membuatnya lelah fisik dan emosional. Pastikan anak meluangkan waktu untuk kegiatan keluarga yang dapat diikuti dan dinikmati oleh semua orang. Hari yang terstruktur juga akan membuatnya menjadi lebih produktif.

7. Saling berbicara dan mendengarkan tentang perasaan yang dialami

Pexels/Ron Lach

Seringkali, dalam upaya untuk melepaskan diri dari kebosanan, anak mungkin menghabiskan waktu bersama keluarga dengan menonton film atau bermain game. Namun anak atau orangtua mungkin lupa untuk benar-benar berkomunikasi dan berbicara mendalam.

Manusia adalah makhluk sosial dan kita bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup. Sehingga penting bagi anak-anak untuk belajar bahwa jika ia memiliki perasaan tertentu, tidak apa-apa untuk mengekspresikan emosinya. Tentunya dengan cara yang bisa diterima.

Penekanan emosional dapat menyebabkan banyak risiko kesehatan dan berdampak serius pada sistem saraf, hingga kematian dini.

Orangtua juga perlu berlatih dalam mendengarkan apa yang benar-benar ingin dikatakan anak tanpa menanggapi dengan nasihat atau ceramah, kemudian orangtua juga perlu belajar bagaimana mengekspresikan diri dengan cara yang sehat.

Salah satu latihan yang bisa anak dan orangtua pelajari adalah Mindfulness. Ini menjadi latihan untuk menyadari saat ini dan tidak memikirkan apa pun yang berkaitan dengan masa lalu atau masa depan dengan cara apa pun.

Mindfulness juga merupakan pola pikir yang baik untuk dipraktikkan ketika masa-masa penuh tekanan.

8. Mendaftarkan anak pada kursus online

Freepik

Anak-anak tidak boleh berhenti belajar dan mengembangkan bakatnya, bahkan ketika terjebak dalam pandemi. Meski secara fisik tidak dapat pergi ke banyak tempat, Mama tetap bisa memanfaatkan situasi ini dengan sebaik-baiknya.

Kursus online dan internet itu sendiri menyimpan banyak informasi, memiliki waktu ekstra di rumah berarti anak punya waktu lebih untuk menggali keterampilannya secara maksimal.

Anak dapat mendalami bakatnya atau bahkan memulai hobi baru, ini juga akan meningkatkan fungsi otak dan mengurangi stres akibat kebosanan jangka panjang di rumah.

Daftarkan anak dalam kursus yang sesuai dengan minatnya, agar ia dapat menghabiskan waktu dengan berguna.

9. Berdamai pada hal-hal yang tidak dapat dikendalikan

Freepik/karlyukav

Tentu saja, akan selalu ada hal-hal yang tidak dapat dikendalikan. Untuk itu, penting bagi para orangtua untuk mengajarkan anak bagaimana melepaskan situasi yang berada di luar pengaruh anak atau hal-hal yang tidak dapat ia kendalikan dan ubah.

Terkadang, tidak apa-apa untuk tidak merasa baik-baik saja. Beri tahu anak bahwa emosi dan situasi baik itu positif dan negatif adalah bagian dari kehidupan.

Yang bisa anak lakukan hanyalah belajar untuk merespon setiap situasi dengan benar dan tepat, dan menikmati saat-saat yang ia miliki di depannya.

Namun sebelum mengajari anak keterampilan ini, ingatlah aturan di pesawat. Sebelum membantu anak, Mama harus baik-baik dan menerima keadaannya terlebih dulu.

Nah itulah 9 cara menjaga kesehatan mental anak dalam hadapi Covid-19 Omicron. Saat kita terus menghadapi wabah yang dinamis ini, mengajarkan anak untuk mengatasi realitas baru sekarang sangat diperlukan.

Tetap semangat dan sehat selalu ya, Ma!

Baca juga:

The Latest