Kenali Gejala Gangguan Perilaku Antisosial pada Anak
Penting untuk mengatasi perilaku gangguan antisosial sejak dini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Normal bagi anak untuk menunjukkan perilaku sosial positif dan negatif seiring bertambahnya usia dan perkembangannya. Itulah bentuk-bentuk ekspresi yang bisa diperlihatkan oleh anak. Perlu diingat juga bahwa setiap anak itu unik lho, Ma.
Beberapa anak berbohong, beberapa memberontak, beberapa menarik diri dari lingkungan dan beberapa lainnya suka berdebat dengan orangtua. Tidak hanya itu, beberapa anak juga mungkin menunjukkan perilaku antisosial tingkat tinggi.
Menunjukkan sikap yang bermusuhan dan tidak taat aturan, mencuri, menghancurkan barang-barang, seringkali kasar secara verbal dan fisik. Jika jenis perilaku ini sering muncul pada anak, mungkin itu adalah tanda-tanda perilaku antisosial.
Perilaku antisosial dapat dikelola, tetapi dapat menyebabkan masalah yang lebih parah saat pada masa dewasa jika tidak ditangani sedini mungkin.
Apa Itu Gangguan Antisosial?
Gangguan kepribadian antisosial, kadang disebut sosiopat atau sociopath, adalah gangguan mental di mana anak secara konsisten menunjukkan tidak menghargai benar dan salah dan mengabaikan hak dan perasaan orang lain.
Anak dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung memusuhi, memanipulasi atau memperlakukan orang lain dengan kasar atau dengan ketidakpedulian yang berperasaan.
Mereka tidak menunjukkan rasa bersalah atau penyesalan atas perilaku mereka.
Mereka mungkin berbohong, berperilaku kasar atau impulsif. Karena karakteristik antisosial, anak dengan gangguan ini biasanya tidak dapat memenuhi tanggung jawab terkait dengan lingkungan keluarga atau lingkungan sekolahnya.
Penyebab Gangguan Antisosial pada Anak
Faktor penyebab atau risiko anak yang memiliki sikap antisosial meliputi:
- Lingkungan sekolah dan lingkungan
- Genetika dan riwayat keluarga
- Cara pengasuhan yang buruk dan negatif
- Kehidupan rumah yang keras, tidak stabil, atau kacau
Hiperaktif dan masalah neurologis juga dapat menyebabkan perilaku antisosial.
Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) juga ditemukan memiliki risiko yang lebih tinggi sehingga dapat menjadi sumber berkembangnya perilaku antisosial.
Baca juga:
Gejala Antisosial pada Anak
Gejala gangguan perilaku antisosial pada anak yang perlu Mama ketahui adalah anak cenderung melakukan tindakan yang kasar atau berbahaya secara verbal atau fisik bagi orang lain, hewan atau properti, termasuk perilaku yang sangat melanggar aturan sosial pada lingkungan tertentu.
Yuk, simak rangkuman Popmama.com berikut ini untuk mengetahui gejala gangguan antisosial pada anak.
1. Karakteristik yang mudah marah dan agresif
Karakteristik yang menonjol dari anak-anak dengan gangguan perilaku antisosial adalah bahwa mereka tampaknya tidak memiliki perasaan. Cenderung tidak menunjukkan perasaan mereka sendiri kecuali perasaan seperti kemarahan, permusuhan, perilaku curang, agitasi, agresi atau kekerasan.
Perilaku yang mudah marah ini bahkan dikomunikasikan melalui tindakan agresif dan tidak mementingkan pengaruh dari apa yang anak lakukan.
Tindakan agresif yang dilakukan ini menyebabkan anak cenderung memusuhi atau dimusuhi oleh orang lain, sehingga sulit dalam membangun hubungan sosial.
2. Perilaku impulsif
Perilaku impulsif adalah kondisi di mana seorang anak memiliki dorongan untuk melakukan tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu. Anak yang memiliki gangguan perilaku antisosial memiliki sifat impulsif sering kali dianggap labil oleh orang di sekitarnya.
Anak dengan karakteristik antisosial memiliki kepercayaan diri tinggi berdasarkan perilaku impulsif, serta kurangnya kepekaan pada perasaan cemas, apresiasi, motivasi, persetujuan dari orang lain.
Namun dibalik penampilannya yang keras, anak dengan antisosial sebenarnya memiliki kepercayaan diri yang rendah.
3. Sembrono alias mengabaikan keselamatan pribadi atau keselamatan orang lain
Perilaku antisosial kadang-kadang dapat diidentifikasi dengan gejala yang muncul pada anak di usia 3 atau 4 tahun, dan dapat menyebabkan sesuatu yang lebih parah jika tidak ditangani sebelum usia 9, atau kelas tiga.
Salah satu analisis perilaku antisosial adalah bahwa anak memiliki sistem mekanisme pertahanan diri sendiri yang dapat membantu anak dalam menghindari perasaan menyakitkan, atau menghindari rasa kecemasan yang disebabkan oleh kurangnya kontrol pada lingkungan anak.
4. Riwayat bolos sekolah, kenakalan, vandalisme, pencurian, tindakan melanggar hukum
Bentuk perilaku antisosial yang parah dapat menyebabkan gangguan-gangguan tertentu, atau gangguan yang menentang, seperti putus sekolah, kesulitan mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang disekitarnya.
Bisa juga anak memiliki keberanian lebih yang kemudian mendorongnya melakukan beberapa hal berikut:
- Bolos sekolah, bahkan tidak sungkan jika tetap berada di rumah saja
- Melakukan pengrusakan pada barang milik orang lain atau properti di ruang publik
- Mencuri dengan sengaja
- Tidak berpikir dua kali saat melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Jika tidak ditangani secepat mungkin, anak yang memiliki gangguan perilaku antisosial tak dapat terlepas dari tindak kriminal yang menjadi fitur utama dan ada risiko tinggi bahwa anak dengan gangguan ini mungkin pada saat dewasa akan melakukan kejahatan dan dipenjara pada titik tertentu dalam hidup mereka.
5. Kurangnya penyesalan untuk tindakan yang menyakitkan perasaan orang lain
Gangguan perilaku antisosial ini juga membuat kurangnya empati dan hati nurani pada anak, dengan mengabaikan serta menyalahgunakan wewenang dan hak-hak orang lain. Mereka juga cenderung tidak menunjukkan rasa kepedulian terhadap perasaan atau penyesalan karena telah menyakiti orang lain.
Seringkali anak dengan gangguan antisosial juga tidak berperasaan, mereka bisa berperilaku sinis, serta bertindak tidak sopan.
Walaupun normal bagi anak untuk menunjukkan beberapa kecenderungan antisosial, seperti menarik diri dari kehidupan sosial atau sedikit pemberontak.
Tetapi bagi beberapa anak, gejala tersebut dapat memberi sinyal sesuatu yang lebih mengkhawatirkan.
Berbicaralah dengan anak jika khawatir dengan perilakunya sehingga Mama dapat lebih memahami apa yang terjadi dari sudut pandang mereka.
Itulah gejala gangguan antisosial pada anak yang perlu Mama ketahui sejak dini. Pastikan juga berbicara dengan dokter atau konselor psikologi keluarga sehingga dapat membuat rencana yang efektif untuk mengobati perilaku antisosial pada anak sedini mungkin.
Baca juga:
- Sering Merasa Cemas, Ini Manfaat Yoga untuk Anak
- 8 Cara dalam Menghadapi Anak Childish dan Cengeng
- Sabar Hadapi Anak, Ini 5 Zodiak yang Selalu Merasa Benar saat Berdebat