Inovatif, 12 Ide Hukuman Mendidik yang Bantu Anak Lebih Disiplin
Hukuman tidak boleh keras, namun harus mendidik anak agar lebih baik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika Mama memiliki anak yang suka yang nakal dan membuat kewalahan, sudah saatnya Mama menjadi lebih sedikit ketat dengan sebelum anak menjadi lebih manja. Ini bisa berarti memberikan hukuman pada anak ketika ia berperilaku buruk.
Ketika membahas hukuman, bukan berarti Mama dapat memukuli anak ya! Karena memukul dapat menyebabkan masalah perilaku dan psikologis pada anak, serta dalam jangka panjang dapat mengakibatkan rendahnya harga diri, agresi, dan masalah terkait stres.
Saat menghukum anak, orangtua mungkin lupa bahwa hukuman tidak seharusnya membuat anak takut pada Mama, namun tujuan menghukum anak adalah untuk mengajari anak pentingnya perilaku yang baik.
Kali ini Popmama.com akan membahas 12 hukuman inovatif untuk anak-anak, yang tidak keras dan memastikan bahwa anak mama dapat belajar pentingnya mengikuti aturan:
1. Sudut nakal
Kebanyakan orangtua akan memberi waktu “diam” ketika anak perilaku buruk, di mana anak disuruh untuk duduk diam di sudut. Namun, terkadang duduk diam mungkin tidak cocok untuk anak-anak, karena mereka seringkali aktif.
Dalam kasus seperti itu, Mama dapat mencoba 'time-in'. Mama meminta anak ke sudut nakal, bukan untuk duduk dan tidak melakukan apa-apa, melainkan anak perlu diberikan tugas yang sesuai dengan usianya.
Tugas-tugas ini dapat mencakup menghafal puisi, menulis huruf alfabet, mewarnai gambar, atau memecahkan masalah matematika. Ini akan memenuhi tujuan hukuman sambil juga memberi anak itu sesuatu yang berguna untuk dilakukan.
2. Olahraga
Ini adalah hukuman yang mungkin sedikit tidak menyenangkan bagi anak, terutama jika ia tidak suka berolahraga, tetapi ini akan mengajari anak arti konsekuensi dari perilaku buruk.
Misalnya, jika anak meninggalkan piring kotor di atas meja setelah disuruh membersihkannya beberapa kali, Mama bisa menyuruhnya melakukan 10 squat atau sit-up. Jika perilaku anak negatif di pertemuan sosial atau di tempat umum lainnya, Mama bisa meminta anak untuk lompat tali di rumah selama beberapa kali.
Akhirnya, anak akan belajar berolahraga, yang akan baik untuk mereka di masa depan. Namun, jangan berlebihan karena dapat menyebabkan kelelahan otot pada anak.
3. Tugas berpoin
Buatlah daftar 25 sampai 30 tugas, seperti menyiram tanaman, membersihkan rak, mengeringkan piring, dll dan tetapkan poin untuk setiap tugas.
Misalnya menyiram tanaman bisa 20 poin, mencuci piring bisa 40 poin. Jika anak membuat Mama kewalahan dan di luar kendali, katakan padanya bahwa ia perlu mendapatkan poin dengan menyelesaikan hukumannya.
Misalnya, jika anak berkelahi dengan teman, ia harus mendapatkan 100 poin sebelum ia bisa kembali bermain dengan teman-temannya lagi. Dengan cara ini, Mama dapat mendisiplinkan anak, dan ia juga akan menjadi lebih baik dalam pekerjaan rumah tangga untuk mendapatkan kembali hak istimewanya.
4. Pengatur waktu
Jika anak membutuhkan waktu terlalu lama untuk menyelesaikan tugas, seperti menyelesaikan pekerjaan rumah atau membersihkan kamarnya, atur timer sesuai dengan tingkat kesulitan tugas.
Beri tahu anak bahwa jika penghitung waktu berbunyi sebelum ia selesai, maka ia akan kehilangan beberapa hak istimewa, seperti izin untuk menonton kartun selama dua hari atau pergi bermain dengan teman-teman selama sehari.
Hal ini akan mendorong anak untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, dan lambat laun akan menjadi kebiasaan.
5. Belajar ekstra
Hal ini terutama untuk anak-anak yang memiliki masalah dengan tugas sekolah atau nilai ujian yang rendah. Pastikan Mama membantu anak mendapatkan banyak latihan ekstra di rumah, dengan mencetak lembar kerja dan buat anak mama mengerjakannya.
Mama dapat menjelaskan kepada anak bahwa sampai nilainya naik, ia perlu meluangkan waktu ekstra untuk berlatih materi ini meskipun itu berarti lebih sedikit waktu bermain.
Namun cara ini akan membantu anak mempelajari materi yang sulit, dan ia akan senang bahwa Mama akan membantu anak belajar alih-alih memarahinya.
6. Toples hukuman
Diskusikan dengan anak dan buat daftar hukuman kreatif. Selanjutnya, tuliskan hukuman ini di selembar kertas dan masukkan ke dalam toples. Ketika anak berperilaku buruk, mintalah ia untuk mengambil sedikit dari toples hukuman dan melakukan apa pun yang tertulis di atasnya.
Hukuman ini harus membantu anak mempelajari sesuatu yang baru atau memanfaatkan waktu dengan lebih baik.
Beberapa contoh hukuman yang mudah dilakukan, seperti menyapu, mengepel, membuang sampah, mencuci piring, melipat cucian, atau mengatur lemari.
7. Waktu tenang
Jika anak mengamuk atau melakukan kesalahan di rumah, berikan anak hukuman yang juga membantunya menenangkan diri, seperti mengajaknya berlari atau mengajaknya berjalan-jalan dengan hewan peliharaan.
Ini akan membantu anak untuk lebih tenang dan juga memberinya waktu untuk memikirkan apa yang telah dilakukan. Begitu anak kembali, Mama dapat menjelaskan dengan tenang apa kesalahan anak dan bagaimana ia perlu memperbaikinya.
Waktu tenang ini juga akan membantu orangtua menjadi tenang sehingga bisa mendisiplinkan anak tanpa kehilangan kesabaran.
8. Merapikan kekacauan
Ini adalah cara yang efektif untuk memastikan anak merapikan barang-barang setelah membuat kekacauan. Misalnya, jika anak mama meninggalkan mainan atau perlengkapan seni di kamarnya, ambil mainan itu dan sembunyikan.
Beri tahu anak bahwa ia akan kehilangan hak istimewanya untuk menggunakan perlengkapan seni itu, atau bermain dengan mainannya sampai ia mau membersihkan dirinya sendiri.
9. Area tanpa pertarungan
Area tanpa pertengkaran sebenarnya untuk anak yang memiliki masalah dengan saudara atau orangtua yang terus-menerus bertengkar. Taetapkan area tertentu di rumah sebagai zona larangan bertengkar.
Biarkan anak menempelkan poster atau kartun favoritnya di area tersebut, yang memiliki aturan tidak boleh bertengkar di depan gambar-gambar itu.
Cara ini akan mengurangi jumlah pertengkaran, dan membantu anak menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan dengan lebih baik.
Jika anak melanggar aturan ini, tetapkan hukuman untuk mereka. Seperti memeluk saudaranya selama 5 menit, atau melakukan tugas saudaranya selama 2 hari.
Ini akan membantu anak terikat lebih baik, dan Mama jadi tidak akan sakit kepala karena pertengkaran terus-menerus.
10. Waktu tidur lebih awal
Ini bekerja dengan baik untuk anak-anak yang lebih kecil. Pada usia yang masih kecil, anak suka bermain dan benci tidur.
Jadi, jika anak berperilaku buruk, beri tahu bahwa waktu bermainnya akan berkurang, dan ia harus tidur lebih awal di malam hari. Hari-hari saat anak berperilaku baik, dapat diberikan waktu bermain ekstra.
11. Pertukaran peran
Mama perlu menyadari permainan pertukaran peran yang dimainkan ini untuk bersenang-senang, tetapi ketika ini menjadi hukuman, Mama dapat membuat anak melakukan salah satu tugas rumah tangga yang sering Mama lakukan dan yang menurutnya membosankan.
Seperti membersihkan piring, memasukan baju di mesin cuci, mengepel, menyedot debu, dll. dan Mama akan berperan sebagai anak.
Beberapa aturan dasar dan waktu istirahat dapat ditetapkan terlebih dahulu sehingga anak tidak berusaha keras ketika bertukar peran. Anak juga harus tahu apa yang diharapkan saat ia beranjak remaja dan dewasa nanti.
12. Kelereng dalam botol
Mama bisa menyimpan botol kaca atau toples dengan ukuran yang diinginkan, dengan mulut yang cukup lebar untuk menjatuhkan kelereng. Dengan menggunakan spidol permanen dan skala pengukur di toples, buat tanda setiap 2 hingga 3 inci.
Pada setiap tanda, akan ada hak istimewa yang akan hilang dari anak. Sekarang, tergantung pada perilaku buruk yang dimiliki anak, Mama dapat menentukan berapa banyak kelereng yang harus dimasukkan ke dalam botol setiap kali ia melakukan kesalahan.
Dan, ketika anak mencapai tanda di toples, maka ia akan kehilangan hak istimewanya. Anak akan didorong untuk memperbaiki perilakunya di beberapa titik untuk menghindari kehilangan hak istimewanya.
Itulah beberapa cara hukuman inovatif yang bisa Mama terapkan di rumah. Setiap anak perlu didisiplinkan dengan cara yang tidak terlalu keras, namun tetap mendorong mereka untuk memperbaiki perilaku dan mendengarkan orangtua.
Hukuman tidak boleh mempermalukan anak. Sebaliknya, hukuman harus mengajarkan anak untuk memanfaatkan waktunya dengan lebih baik dan mempelajari sesuatu yang baru sambil mempelajari nilai dari perilaku yang baik.
Jadi, cobalah beberapa hukuman inovatif di atas dan lihat apakah itu membantu meningkatkan perilaku anak mama.
Baca juga:
- Yuk Coba Hypnoparenting! Solusi Kekinian dalam Mengasuh Anak
- Kenali Intuitive Parenting, Mengasuh Anak dengan Intuisi Orangtua
- 11 Gaya Parenting Hebat Victoria dan David Beckham yang Bisa Ditiru