9 Faktor Penyebab Gangguan Pernapasan pada Anak
Kesulitan bernapas bisa disebabkan akibat faktor dalam tubuh dan di luar tubuh
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bernapas adalah hal penting bagi seluruh makhluk untuk bertahan hidup. Selain itu, bernapas juga dapat memperbaiki sirkulasi darah, mengurangi kecemasan, meningkatkan fungsi paru-paru dan masih banyak lagi.
Ketika anak mengalami kesulitan bernapas, ia tentu merasa tidak nyaman dan merasa seolah-olah tidak dapat menarik napas sepenuhnya. Ini bisa berkembang secara bertahap atau datang tiba-tiba. Kesulitan bernapas dapat disebabkan oleh berbagai kondisi.
Berikut Popmama.com akan membahas beberapa penyebab gangguan pernapasan yang umum terjadi berdasarkan informasi dari laman Medical News Today dan Healthline.
1. Pilek atau flu
Anak yang mengalami pilek atau flu dapat mengalami kesulitan bernapas. Penyakit ini menyebabkan gejala-gejala berikut, yang dapat membuat proses pernapasan anak menjadi lebih sulit:
- Hidung tersumbat
- Sakit tenggorokan
- Saluran udara yang meradang
- Radang dalam selaput lendir
- Kelebihan lendir di saluran udara
Ketika pilek, flu, atau infeksi dada adalah penyebab kesulitan bernapas pada anak, gejalanya akan hilang ketika penyakitnya sembuh.
2. Kecemasan
Perasaan cemas dapat menyebabkan gejala fisik, termasuk sesak napas atau kesulitan bernapas. Napas anak bisa kembali normal setelah kecemasannya mereda. Gejala kecemasan lainnya termasuk:
- Merasa gugup atau gelisah
- Peningkatan detak jantung
- Rasa malapetaka
- Kelelahan
- Kesulitan berkonsentrasi
- Masalah pencernaan
Ketika anak terkadang mengalami kecemasan ekstrem atau serangan panik yang menyerupai serangan jantung. Gejala lain dari serangan panik dapat meliputi:
- Detak jantung yang meningkat atau berdebar
- Perasaan tersedak
- Berkeringat
- Sakit dada
- Mati rasa atau kesemutan
- Menggigil atau sensasi panas
3. Asma
Asma adalah penyakit kronis yang menyebabkan saluran udara menuju paru-paru menjadi meradang.
Seperti halnya kondisi kronis lainnya, asma seseorang akan kambuh dari waktu ke waktu, biasanya sebagai akibat dari paparan pemicu. Pemicu dapat bervariasi antara orang-orang tetapi dapat mencakup olahraga, asap, atau alergen tertentu. Gejala asma yang umum meliputi:
- Mengi
- Batuk kronis
- Sesak di dada
- Kesulitan tidur karena batuk atau mengi
4. Tersedak
Tersedak terjadi ketika sebuah benda tersangkut di tenggorokan. Benda itu bisa berupa makanan yang lebih besar, mainan, atau benda lain yang tidak dapat dimakan yang biasanya dimasukkan anak ke dalam mulutnya.
Tersedak bisa mengancam jiwa jika benda itu tetap berada di mulut. Namun, jika pemindahan objek dilakukan dengan cepat, anak akan dapat kembali bernapas normal dengan relatif cepat. Gejala umum tersedak meliputi:
- Tersedak setelah mengonsumsi sesuatu
- Batuk
- Mengi
- Tatapan panik dan gerakan panik ke arah tenggorokan
Jika benda itu sepenuhnya menyumbat tenggorokan, anak mungkin tidak akan bisa bernapas, yang merupakan keadaan darurat medis. Tanda-tanda bahwa sebuah objek mencegah pernapasan meliputi:
- Pingsan
- Bibir menjadi biru
- Kurang bernafas
- Ketidakmampuan untuk berbicara
5. Susah bernafas setelah mengonsumsi makanan
Beberapa kondisi kesehatan berpotensi menyebabkan anak mengalami kesulitan bernapas setelah makan. Sesak napas setelah mengonsumsi makanan, lebih banyak sering terjadi pada seseorang yang memiliki kondisi penyakit paru obstruktif kronik.
Hal ini terjadi karena makanan dapat mendorong diafragma dan membuat sulit bernapas dalam-dalam.
Refluks asam juga dapat menyebabkan sesak napas. Efek asam lambung naik ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan, menyebabkan masalah pernapasan inspirasi. Refluks asam juga dapat menyebabkan batuk kronis.
6. Kurang olahraga atau obesitas
Anak yang memiliki obesitas atau tidak berolahraga secara teratur, mungkin mengalami periode di mana ia mengalami kesulitan bernapas. Aktivitas yang singkat dapat menyebabkan anak merasa kehabisan napas.
Jika berat badan atau kurang olahraga adalah penyebab kesulitan bernapas, memulai rutinitas olahraga dan mengikuti diet sehat, dapat secara signifikan berkontribusi untuk mengurangi atau menghilangkan masalah susah bernapas pada anak.
7. Anafilaksis
Jika anak memiliki alergi tertentu, penting untuk memerhatikan apa yang ia konsumsi. Karena ini bisa berujung pada anafilaksis, alias reaksi alergi yang parah. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa yang membutuhkan perhatian medis segera.
Anafilaksis berkembang dengan cepat, tetapi memiliki beberapa tanda dan gejala peringatan dini. Ini mungkin termasuk:
- Gatal-gatal
- Sesak di tenggorokan
- Kesulitan bernapas
- Suara serak
- Muntah
- Sakit perut
- Gagal jantung
- Pusing
- Detak jantung cepat
- Mual
- Tekanan darah rendah
8. Organ pernapasan yang tak sempurna
Ketika gangguan pernapasan anak disebabkan oleh faktor fisiknya, ini dapat terjadi akibat organ pernapasannya, yaitu paru-paru tidak sempurna. Dengan kelainan ini, risiko gangguan pernapasan pada anak akan semakin tinggi.
Gangguan pernapasan dari faktor fisik bisa disebabkan akibat faktor keturunan. Apabila Mama atau anggota keluarga lainnya memiliki riwayat gangguan pernapasan, maka anak berisiko memiliki gangguan pernapasan ini.
9. Masalah yang berkaitan dengan lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi pernapasan anak, seperti:
- Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap akibat bakar sampah
- Berada di sekitar orang yang merokok
- Alergi terhadap debu, jamur, atau serbuk sari
- Asupan oksigen yang rendah, misalnya ketika mendaki ke tempat tinggi
Itulah beberapa penyebab dari kesulitan bernapas yang umum terjadi. Mama harus mencari bantuan medis segera, jika anak mengalami kesulitan bernapas yang menyebabkannya merasa lemas atau terjadi bersamaan dengan gejala lainnya.
Dokter akan menentukan apa yang menyebabkan masalah tersebut dan perawatan yang tepat untuk mencegahnya kambuh.
Anak juga dapat mencegah gangguan bernapas dengan menghindari pemicu, dan menjalani gaya hidup sehat yang mencakup makan dengan baik dan berolahraga secara teratur.
Baca juga:
- Ikuti Blackout Challange, Seorang Anak Tewas Akibat Sesak Napas
- Awas! Sleep Apnea: Jika Anak Mendengkur dan Susah Bernapas saat Tidur
- Gejala Glue Ear, Penyebab Gangguan Pendengaran pada Anak