10 Tips Membantu Anak Sekolah Dasar Membangun Pertemanan
Jangan dibiarkan, bantu anak yang pemalu agar bisa membangun persahabatan dengan tips ini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia sekolah dasar, hampir setiap anak tampaknya memiliki jadwal yang lebih sibuk daripada sebelumnya. Mengikuti jadwal sekolah, ekstrakulikuler, hingga mengikuti kursus tambahan di luar sekolah.
Ketika aktivitas anak meningkat, orangtua umumnya telah melihat bagaimana anak langsung terjun ke situasi sosial. Beberapa anak mungkin mudah berkumpul dengan teman-teman baru dan menjadi social buttlerfly yang mudah 'hinggap' ke satu kelompok teman, dan ke teman lainnya.
Namun, ada beberapa anak yang berjuang dalam situasi sosial, mereka cenderung lebih suka menghabiskan waktu sendirian saat istirahat atau sepulang sekolah.
Meskipun setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda, mengajarkan anak untuk membangun relasi sangat penting untuk membantu anak di masa remaja hingga saat berkarier kelak. Sebagai orangtua, ada beberapa cara yang dapat Mama lakukan untuk membantu.
Kali ini Popmama.com telah menyiapkan 10 tips membantu anak sekolah dasar membangun pertemanan. Coba yuk ikuti beberapa tips di bawah ini!
1. Luangkan waktu untuk mengamati dan memahami bagaimana anak bersosialisasi
Dilansir dari Cleveland Clinic, seorang spesialis kesehatan perilaku pediatrik, Kristen Eastman, PsyD, memberikan saran agar orangtua dapat menghadiri beberapa kegiatan di sekolah (atau olahraga sepulang sekolah) dan perhatikan baik-baik bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain.
Apakah anak berperilaku berbeda dari kebiasaannya di rumah? Jika demikian, mengapa?
Anak mungkin kesulitan memulai percakapan, atau mungkin memiliki kecemasan dalam kelompok besar atau takut berbicara di depan umum, dan itu membuatnya tidak terlibat secara bermakna dengan anak-anak lain.
Apakah anak lebih suka menyendiri dan mengamati daripada bergabung?
Bergantung pada perilaku apa yang terlihat, Mama kemudian dapat memutuskan keterampilan apa yang perlu dibangun dan bagaimana Mama dapat berkontribusi.
2. Hindari mengabaikan masalah sosial yang anak alami
Jika situasi sosial sulit bagi anak yang pemalu, Mama mungkin lebih suka menghindari atau mengabaikan masalah tersebut, dan menganggap bahwa nantinya sikap ini akan hilang dengan seiringnya bertambah usia anak.
Tetapi seorang anak tidak akan belajar untuk meningkatkan hubunganya dengan teman baru jika ia selalu duduk di rumah.
Dr. Eastman merekomendasikan agar orangtua dapat secara bertahap mendorong sedikit demi sedikit anak yang pemalu ke luar zona nyamannya, terutama ke dalam situasi baru dengan pembinaan lembut dan dorongan.
Misalnya Mama bisa mengajak anak pergi ke taman bermain dan membantu anak membuka interaksi dengan anak-anak sebayanya, atau Mama bisa mengundang orangtua yang memiliki anak seusia anak mama untuk bermain ke rumah.
3. Mempersiapkan interaksi sosial
Kemudian Mama dapat mengajari anak tentang bagaimana caranya memulai percakapan dalam sebuah situasi melalui permainan imajinatif. Misalnya, seperti mengatakan "Bisakah aku bermain denganmu?" atau "Bolehkah aku meminjam pensil warnamu?"
Latih situasi tak terduga menggunakan skenario "bagaimana-jika", misalnya "Bagaimana jika teman mengatakan kamu tidak bisa bermain dengannya?"atau "Bagaimana jika temanmu tidak mau meminjamkan pensil warna?"
Di sini Mama bisa mengajarkan anak beberapa solusinya, seperti mencoba bermain dengan anak lain atau mencoba mewarnai dengan krayon.
Tayangan televisi juga bisa menjadi alat latihan yang baik. Saat Mama menonton bersama anak, ajukan pertanyaan seperti, “Menurutmu, bagaimana reaksi temannya terhadap apa yang dia katakan?" atau "Apa yang akan kamu katakan jika seseorang mengatakan itu padamu?”.
Kemudian diskusikan tentang cara lain yang bisa dilakukan oleh karakter televisi tersebut, untuk berinteraksi dengan lebih baik.
4. Berikan contoh perilaku sosial yang positif pada anak
Bukan rahasia umum lagi jika anak benar-benar belajar dari contoh yang diberikan orang-orang di sekitarnya.
Setiap kali memulai percakapan dengan teman atau tetangga, atau bahkan petugas kasir di minimarket, tanpa disadari, anak mama memerhatikannya lho!
Hampir setiap skenario yang orangtuanya lakukan menjadi kesempatan belajar, memungkinkan anak melihat bagaimana Mama bergabung dalam komunikasi, bernegosiasi, hingga memecahkan masalah.
Jadi perhatikan bagaimana Mama berinteraksi dengan orang lain ya, agar anak bisa mengikuti Mama saat membangun hubungan dengan teman sebayanya di sekolah.
5. Jelaskan bahwa banyak anak juga merasa sulit untuk berteman
Tantangan yang anak mama alami memang dapat menyebabkan kesulitan berteman. Ini bisa menyebabkannya kurang percaya diri dan mungkin menganggap dirinya sendiri sebagai anak yang "aneh".
Untuk mencegah hal tersebut, beri tahu bahwa banyak siswa sekolah dasar lainnya bahkan orang dewasa yang juga memiliki tantangan sosial seperti yang ia alami.
Beri tahu anak, “Mama tahu ini sulit bagimu. Mencari teman itu sulit bagi banyak orang. Tapi kamu anak yang hebat dan bersama-sama kita akan menemukan cara yang berhasil untukmu, dan kamu akan menjadi teman yang baik bagi seseorang.”
Jika Mama juga pernah kesulitan dalam menjalin pertemanan, Mama dapat membagikannya. Ini dapat menghilangkan beberapa tekanan dari anak.
6. Beri tahu anak bahwa ada berbagai jenis teman dan keterbatasan dalam persahabatan
Anak-anak perlu tahu bahwa teman tidak “satu ukuran cocok untuk semua”. Jika teman di sekolahnya tidak suka diajak mengerjakan tugas bersama, mungkin ada teman lain yang suka belajar berkelompok. Dan ini bisa dari mana saja, tak harus di sekolah!
Jelaskan kepada anak bahwa ada teman untuk berolahraga, teman untuk mengerjakan proyek sekolah, dan teman untuk diajak bicara tentang kehidupan. Tetapi mungkin anak akan kesulitan untuk menemukan teman yang bisa melakukan semua itu.
Dengan memahami berbagai jenis teman dan keterbatasan dalam persahabatan, dapat membantu anak menghindari perasaan terluka akibat penolakkan.
7. Bantu anak mengidentifikasi teman-teman potensial
Mama tentu berusaha agar anak memiliki teman, namun tahukah teman seperti apa yang anak inginkan? Apakah teman yang bisa bercerita lucu atau teman yang andal dalam bermain game?
Cobalah tanyakan hal seperti, “Hal-hal seperti apa yang ingin kamu lakukan dengan teman-teman?”. Kemudian bicarakan dengan anak, tentang siapa seseorang di kelasnya yang mungkin tampak menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama.
Ajukan pertanyaan seperti, “Apa kesamaanmu dan (nama teman anak)?” dan “Apakah dia mudah diajak bicara?” Bersikaplah terbuka terhadap apa yang dikatakan anak, bahkan jika Mama khawatir itu tidak cocok.
8. Membicarakan tentang ciri-ciri teman yang baik
Bicara tentang kualitas teman yang baik dapat membantu anak mama mengetahui apa yang harus dicari, dan juga bagaimana menjadi teman yang baik. Misalnya, teman yang baik berusaha untuk tidak menyakiti perasaan satu sama lain.
Selain itu, teman yang baik saling membantu memecahkan masalah, atau teman yang baik, bisa berkata tidak setuju tanpa menjadi jahat.
9. Jelaskan juga bahwa persahabatan bisa berakhir
Sekitar kelas empat, anak-anak mulai lebih sadar akan nilai dan sudut pandang yang berbeda. Ketika seorang teman melewati batas untuk melakukan hal-hal seperti berbohong, menyontek, atau menindas, anak mungkin merasa tidak nyaman dan mungkin tidak tahu bagaimana menanganinya.
Beri tahu anak bahwa persahabatan dapat berubah seiring waktu. Tidak apa-apa jika ia ingin bergaul dengan anak-anak lain yang memiliki minat yang sama. Ingatkan juga bahwa teman juga bisa terpisah, karena minat yang berubah.
Ingatkan anak, ia masih memiliki waktu yang panjang untuk mencari sahabat sejati, dan itu bisa didapatkan kapan saja. Dengan menjelaskan ini, anak akan terhindari dari persahabatan yang toxic atau mengalami perasaan yang terluka saat meninggalkan sahabatnya.
10. Kuatkan dan memuji perilaku anak ketika mulai berinteraksi positif
Penting bagi orangtua untuk membuat anak merasa senang dan percaya diri untuk mencoba hal-hal baru. Bahkan ketika anak hanya membuat kemajuan yang lambat, pastikan untuk memperkuat upayanya dengan memberikan pujian.
Akui setiap keberhasilan kecil, dan beri tahu anak betapa bangganya Mama bahwa ia terus berusaha. Katakanlah seperti, "Mama sangat senang dan bangga melihatmu meminjamkan buku dengan teman barumu,"
Itulah beberapa tips membantu anak sekolah dasar membangun pertemanan, yang bisa Mama terapkan. Persahabatan itu penting bagi pertumbuhan anak-anak. Jika anak mama kesulitan menyesuaikan diri, semoga tips di atas bisa berhasil untuk membantu anak berteman ya!
Namun jika anak tampaknya sangat ketakutan atau cemas akan kemungkinan berbicara atau berinteraksi dengan orang lain, Mama mungkin ingin berbicara dengan penyedia layanan kesehatan. Ada kemungkinan bahwa anak sedang berjuang dengan kecemasan sosial atau gangguan kecemasan lainnya.
Baca juga:
- 7 Keterampilan Sosial Perlu Diajarkan pada Anak Usia 5-8 Tahun
- 5 Cara Membangun Kecerdasan Sosial pada Anak Sejak Usia Dini
- 5 Cara Terbaik Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Remaja