Darurat Diabetes Mellitus Tipe 1 pada Anak, IPA: Anak Bisa Meninggal
Pengelolaan terhadap diabetes mellitus tipe 1 pada anak harus dilakukan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena dapat menjangkit kesehatan anak.
Pasalnya, penyakit yang berupa peningkatan glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin dalam tubuh ini tak jarang menyerang anak-anak.
Gejala-gejalanya menyerupai diabetes pada umumnya, seperti sering buang air kecil, cepat haus dan banyak minum, cepat merasa lapar, banyak makan tapi berat badan sulit bertambah berat badan, dan cepat merasa lelah.
Penyakit diabetes mellitus tipe 1 (DMT1) adalah jenis diabetes yang paling banyak ditemukan pada anak.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA), Professor dr Aman Bhakti Pulungan dalam Media Briefing virtual Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rabu (8/2/2023).
Berikut Popmama.com sediakan informasi berkaitan dengan darurat diabetes mellitus tipe 1 (DMT1) pada anak.
1. DMT1 paling banyak menyerang anak-anak
Prof dr Aman Bhakti Pulungan mengatakan bahwa diabetes mellitus tipe 1 (DMT1) adalah tipe diabetes yang paling umum menyerang anak di Indonesia.
"Tipe ini paling banyak, paling umum di Indonesia untuk anak," ucapnya. "Seringkali penegakkan diagnosis diabetes pada anak terlambat. Pasien sering datang ketika dalam kondisi berat seperti KAD, terutama saat pandemi."
Kondisi ketoasidosis diabetikum (KAD) sendiri dapat meningkatkan angka mortalitas yang artinya anak bisa meninggal atau tak tertolong lagi. Kejadian seperti ini terjadi di hampir seluruh bagian Indonesia.
"Jadi, (KAD adalah) kegawatan pada diabetes, darahnya asam, dan masuk ICU. Anak bisa meninggal," tutur Prof Aman.
2. Kesadaran terhadap DMT1 di Indonesia masih kurang
Menurut data dari International Diabetes Federation, diperkirakan ada 1,2 juta anak di dunia yang mengidap penyakit DMT1, mulai usia 0-19 tahun.
Prof Aman kembali memberikan informasi bahwa Indonesia menduduki peringkat 4 terkait anak yang mengidap DMT1.
"Penduduk kita ini ada 88 juta anak dan (dalam data) di nomor 4," ucap Prof Aman. Ia juga menyebutkan bahwa Indonesia menyumbang masalah global tersebut dan kesadaran terhadap hal ini masih kurang.
Selain itu, data yang diberikan oleh IDAI pun menunjukkan bahwa prevalensi DMT1 di Indonesia meningkat pesat menjadi 2 per 100 juta populasi pada 2023. Bahkan, di tahun 2017 terdapat 71% anak pengidap DMT1 yang baru didiagnosis saat KAD.
Di tahun 2023, data yang diberikan ahli endokrinologi anak menunjukkan bahwa pengidap DMT1 pada anak, 59,3%-nya merupakan anak laki-laki dan 40,7% adalah anak perempuan.
3. Akses terhadap pelayanan DMT1 masih terhambat
Banyak anak-anak yang baru didiagnosis setelah mengalami fase KAD dalam diabetes atau bahkan tidak bisa mendapatkan akses pelayanan diabetes yang tepat untuknya. Berikut Prof Aman juga menyebutkan faktor-faktor penghambat akses pelayanan diabetes:
- Sosioekonomi, yaitu kurangnya cakupan asuransi nasional dan biaya yang tinggi.
- Geografis, yaitu kurangnya fasilitas layanan kesehatan terdekat.
- Kurangnya obat-obatan dan teknologi, seperti pompa insulin dan monitor glukosa kontinu.
- Sistem kesehatan, yaitu terbatasnya kualitas keuangan kesehatan dan kurangnya tenaga kesehatan terlatih.
- Disrupsi mayor, seperti perang, konflik, dan pandemi.
Salah satu faktor yang baru-baru ini menghambat penegakkan diagnosis diabetes adalah pandemi COVID-19.
Dari penelitian yang memuat 131 pusat endokrinologi anak di 51 negara, ditemukan terdapat 45.3% diagnosis DMT1 yang terlambat karena pandemi ini. Kasus KAD di masa pandemi pun meningkat sekitar 30-44%.
4. Pengelolaan terhadap DMT1 pada anak
Sebagai orangtua, tentunya Mama perlu melakukan pengelolaan terhadap anak jika ia terpapar dengan penyakit diabetes mellitus tipe 1 (DMT1). Bahkan untuk Mama yang anaknya masih sehat, pengelolaan terhadap kontrol glikemik anak sangat diperlukan.
Kontrol glikemik sendiri mengacu pada besaran perbedaan metabolisme karbohidrat seseorang dari nilai standar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan, menurut Prof Aman:
- Kebutuhan insulin dalam tubuh.
- Pengaturan diet dan kadar gula yang dikonsumsi.
- Olahraga yang sesuai dengan umur dan yang diperlukan.
- Edukasi terhadap pengetahuan diabetes mellitus.
Demikian informasi tentang darurat diabetes mellitus tipe 1 (DMT1) pada anak. Semoga dapat membantu mengedukasi Mama dan anak agar terhindar dari penyakit ini.
Baca juga:
- IDAI: 2023, Kasus Diabetes Anak Indonesia Meningkat 70 Kali Lipat
- Diabetes Melitus pada Anak Meningkat 70 Kali Lipat di Indonesia
- Cara Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1